Wanita itu mengeluh pusing.
Adhi dengar bagaimana suara yang biasa mendebatnya kini merengek manja. Wanita yang biasanya menantangnya angkuh, kini seperti kucing kecil yang lemah dan manja. Sepasang mata milik wanita itu masih betah terpejam sepertinya memang terlalu berat bahkan sekedar untuk membuka mata.
"Ma, kepalaku rasanya seperti ada yang menekan kuat. Sakit sekali." Regina kian merengek, kian menyerukkan kepalanya pada tangan Adhi yang terkulai begitu saja di samping tubuhnya.
Adhi menatap wanita itu iba. Jemarinya tanpa diminta pun bergerak pada kening wanita yang setengah sadar itu –memijit perlahan memberi gerakan memutar pada pelipis kanan dan kiri.
"Terima kasih, Ma. Rasanya lebih baik setelah dipijit olehmu." Adhi tersenyum mendengar pengakuan itu. Tidak sia-sia rupanya. Pijatan yang biasa dia lakukan untuk Riani saat wanita itu sakit, rupanya juga bekerja pada Regina.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com