Darwin:
Kak, aku melihat Mas Adhi dengan pria yang waktu itu.
Kamu ingat, kan? Yang sempat aku kira itu kekasihnya.
Regina membaca ulang pesan yang adiknya kirimkan beberapa menit yang lalu. Dia terkekeh pelan sambil geleng-geleng kepala. Lalu dibalasnya pesan adik lelakinya itu dengan kalimat bercanda.
Regina:
Yang demam aku. Kenapa yang otaknya geser justru kamu?
Regina masih tersenyum kecil. Kembali menatap televisi sambil duduk berselimut sampai ke pinggang dengan punggung yang bersandar pada kepala ranjang.
Tayangan di depan sana sudah tidak sebegitu menarik saat Regina yang melarikan pandangannya ke sekeliling justru berhenti pada benda cantik di atas meja. Bunga tulip warna merah muda itu masih cukup segar meski diberikan kemarin oleh pria yang benar-benar tidak dia sangka.
"Manis juga dia," decak wanita itu seraya mengulurkan tangannya guna meraih bunga itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com