Langkah sepasang kaki itu menapaki tangga demi tangga menuju lantai satu. Tatapannya tampak masih sayu dan mengantuk, tapi dia tetap melangkah menuju dapur dimana hati membawanya ke sana.
Benar dugaannya. Yang dicarinya tengah sibuk berkutat dengan api dan supnya. Adhi tersenyum, melangkah mendekat ke belakang tubuh wanita dengan piyama bermotif daun itu. "Kenapa bangun sepagi ini?" tanya Adhi seraya memeluk wanita itu dari belakang.
Regina tersenyum membiarkan Adhi menenggelamkan hidungnya pada lehernya yang terekspose karena rambutnya dicepol jadi satu.
"Aku terbangun dengan sendirinya saat alarm berbunyi. Dan karena aku lapar, aku memutuskan turun dan membuat sesuatu."
"Kenapa tidak menyuruh Bi Inah atau Surti?" tanya Adhi lagi masih enggan mengangkat kepalanya dari tempat super nyaman yang sejak semalam menjadi tempat favoritnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com