Adegan di depannya membuat mata Larisa melebar, dia buru-buru memeluk Elvi, dan tangannya yang marah ingin menampar wajah Dewi! Tetapi sebelum dia melambaikan tangannya ke wajah Dewi, dia melihat bahwa bibir merah muda Dewi hanya sedikit melengkung. Pergelangan tangan ramping itu sudah dengan kuat menggenggam tangan Larisa. Tangan lainnya yang memegang cangkir teh tanpa henti mengetuk meja!
Dalam sekejap, cangkir teh yang indah itu pecah berkeping-keping. Larisa juga terpana oleh pemandangan yang terjadi di depannya. Dia bahkan lupa kalau Elvi saat ini sedang kesusahan karena tersiram air teh dan dia hanya melihat Dewi di depannya! Aura semacam itu di atas semua orang membuat semua orang berdiri diam menahan nafas! Mereka hanya menyaksikan Dewi menatap setiap gerakan Larisa dengan mata dingin.Tidak ada yang tahu apa yang dipikirkan Dewi saat ini, tetapi Elvi, yang wajahnya baru saja disiram air panas, membuka matanya dengan enggan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com