webnovel

Rumah Anggel Kerampokan

Anggel terbangun pagi sekali, sekitar jam pagi. Anggel langsung mandi. Dia sudah rapih, entah kenapa penampilannya sangat mirip sekali dengan Rosa. Anggel mengenakan gaun milik Rosa yang sangat cantik dan seksi. Angel rupanya sudah di masuki Rosa pagi ini. Karena Angel sudah mengenakan wik Rosa.

"Kak kakak memakai gaun mendiang Rosaa? Nanti Rossa marah bagaimana?" tanya Rissa dengan menatap lekat Kakaknya Anggel.

"Nggak marah sayang, Rosaa sayang sama kita berdua. Rossa nggak akan marah sayang," ucap Rosa yang memasuki tubuh Anggel.

"Rossa pasti akan marah, waktu itu saja. Dia sangat marah sekali kepadaku Kak," ungkap Rissa dengan menundukan wajahnya.

"Risa sayang, dengarkan saya. Rosaa nggak akan marah sayang, kita keluarga. Untuk apa dia marah sayang?" ungkap Rosa yang merasuki tubuh Anggel.

Semarah-marahnya Rosaa, dia nggak akan tega untuk mencelakai dan melukai orang-orang yang sangat dia sayangi dan cintai di dunia ini.

Rosaa selalu berharap, Anggel maupun Rissa akan selalu bahagia. Sekalipun dia telah tiada, dia akan tetap menjaga Anggel dan Rissa.

"Tetapi dulu, aku memakai krem wajahnya dia marah sekali. Hanya karena aku tak menutupnya hingga kream wajahnya tumpah," ungkap Rissa dengan menundukan wajahnya.

"Ya ampun Risaa, Rosaa nggak marah. Semarahnya dia hanya emosi sesaat, tetapi setelah kejadian itu dia nggak marah lagi kan," ucap Rosaa yang merasuki tubuh Anggel dengan mengelus rambut Risa.

Risa jadi teringat akan Rosa, karena walaupun Rosa dan Anggel Kakaknya sama-sama sayang kepadanya. Dia dapat membedakan Rossa sangat feminim ketika menyayanginya dengan sangat manja dan kelembutan.

Berbanding terbalik akan sikap Anggel, Anggel kalau marah sangat blak-blakan. Bahkan gayanya juga tomboi bagai anak lelaki. Jadi Risa sangat heran karena gaya Anggel kayak Rosa.

"Kak Apakah kau salah minum obat?" tanya Risa dengan sangat penasaran.

"Aku tidak sakit, untuk apa aku minum obat?" tanya Rosaa yang merasuki tubuh Anggel.

"Kau harus ke psikiater Kak, gaya kamu seperti bukan gayamu saja. Karena Kak Anggel itu tomboi dan blak-blakan," ucap Rissa dengan memeluk Anggel.

"Kamu itu ada saja, aku sangat ingin merubah penampilanku. Boleh kan aku sekali-kali tampil cantik dan feminim sayang," ucap Anggel dengan tersenyum.

Akhirnya setelah makan, Anggel berangkat kerja. Mobilnya tak bisa berjalan, kebetulan ada Arvan. Arvan mengunjungi Anggel dan Risa. Arvan membawakan bermacam-macam buah dan makanan.

"Kamu mau apa ke sini Arvan?" tanya Rosa yang memasuki tubuh Anggel.

"Aku mau makan Anggel, kamu mau nggak Anggel" tanya Arvan dengan tersenyum.

"Kau ingin apa Arvan?" tanya Rossa yang memasuki tubuh Anggel dengan sangat penasaran.

"Tentu saja, aku sudah makan Arvan. Jika belum kau makan saja sendiri tetapi dengan menu seadanya," ucap Rosaa yang memasuki tubuh Anggel.

Mau nggak mau, Anggel langsung bangun. Dia langsung keluar menuju mobilnya, tetapi sayangnya mobilnya tak dapat dinyalakan.

Anggel selalu berusaha, berusaha untuk menyalakan mobilnya. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Akhirnya Arvan menawarkan bantuan untuk menolongnya.

"Kamu kenapa? Mobil kamu nggak bisa menyala?" tanya Arvan dengan tersenyum.

"Iya Arvan, aku boleh menumpang Arvan sampai tempat kerjaku. Boleh kan Arvan?" tanya Rosaa yang memasuki tubuh Anggel.

"Boleh Anggel, oia ini ada makanan dan buah untuk kamu dan adik kamu. Semoga kamu suka iya," ucap Arvan dengan tersenyum.

"Terima kasih banyak Arvan," ucap Rossa yang memasuki tubuh Anggel dengan sangat ramahnya.

"Sama-sama sayang," ucap Arvan dengan tersenyum.

Sementara Rossa yang merasuki tubuh Anggel, sangat nggak suka dan kesal sekali.

"Arvan jangan pangil sayang, aku mohon kamu jangan pangil aku sayang. Aku sangat nggak suka sekali," ucap Rosaa yang merasuki tubuh Anggel dengan penuh amarah dan kebencian.

Arvan membukakan pintu untuk Anggel, setelah Anggel masuk. Arvan juga masuk ke dalam mobil, di dalam mobil Arvan melajukan mobilnya. Sedangkan Anggel bergaya seperti Rosa, duduk menyilangkan kaki sambil memainkan rambutnya. Arvan yang melihat Amggel, sontak bertanya. Arvan jadi terongat akan Rossa. Apalagi sekarang Anggel mengenakan gaun kesayangan Rossa. Gaun itu adalah pemberian Arvan ketika Anggel ulang tahun.

"ทั้งครอบครัวของคุณมีลักษณะเช่นนั้นหรือไม่?

Thậng khrxbkhrạw k̄hxng khuṇ mī lạks̄ʹṇa chèn nận h̄rụ̄x mị̀?" tanya Arvan dengan tersenyum.

(Apakah seluruh anggota keluargamu bergaya seperti itu?)

"ใช่ Arvan ทั้งครอบครัวของฉัน มันเป็นแบบนี้

Chı̀ Arvan thậng khrxbkhrạw k̄hxng c̄hạn mạn pĕn bæb nī̂," jawab Rossa yang memasuki tubuh Anggel.

(Iya Arvan, seluruh keluargaku. Memang seperti ini,)

"Memangnya kenapa Arvan?" tanya Rosaa yang merasuki tubuh Anggel dengan sangat sinis sekali.

"Aku hanya bertanya saja, terkadang tingkah kamu dan gaya kamu seperti Rosa. Bahkan sekarang sangat mirip sekali," ucap Arvan dengan menatap Anggel.

"Tentu saja kami mirip, kami ini saudari. Boleh kan sewaktu-waktu aku bergaya seperti Rossa. Rosaa adalah adik kesayanganku," ucap Anggel dengan tersenyum.

Selama di dalam perjalanan, Rosaa yang merasuki tubuh saudarinya bernyanyi lagu kesukaannya.

"เป็นเรื่องไม่ดีจริงๆ ที่คุณเปิดเพลงโรแมนติก โดยปกติแล้ว คุณจะปรับตามสายผู้อ้างอิง คุณเปลี่ยนแนวเพลงแล้วหรือยัง?

Pĕn reụ̄̀xng mị̀ dī cring«thī̀ khuṇ peid phelng ro mæn tik doy pkti læ̂w khuṇ ca prạb tām s̄āy p̄hū̂ x̂āngxing khuṇ pelī̀yn næw phelng læ̂w h̄rụ̄x yạng?" tanya Arvan dengan tersenyum.

(Tumben sekali kau menyetel music romamtis, biasanya kau menyetel aliran reffer. Apakah kau pindah aliran music?)

"ใช่ ฉันแค่ต้องการ กำหนดกระแสของเพลงโรแมนติก ตราบใดที่มันอร่อยและฉันชอบมัน

Chı̀ c̄hạn khæ̀ t̂xngkār kảh̄nd kras̄æ k̄hxng phelng ro mæn tik trāb dı thī̀ mạn xr̀xy læa c̄hạn chxb mạn," jawab Rosaa yang memasuki tubuh Anggel dengan sangat santai sekali.

(Iya aku sedang ingin saja, menyetel aliran music romantis. Selagi enak dan aku suka,)

"โอเค โอเค แองเจิล ก็ได้ ถ้าคุณชอบแบบนั้น ตราบใดที่เธอชอบฉันก็ไม่เป็นไร

Xokhe xokhe xæng ceil k̆dị̂ t̄ĥā khuṇ chxb bæb nận trāb dı thī̀ ṭhex chxb c̄hạn k̆ mị̀ pĕnrị" ucap Arvan dengan tersenyum.

(Ok baiklah Anggel, baiklah jika kau suka seperti itu. Selagi kau suka aku nggak masalah,)

Arvan tak mempermasalahkan, Arvan juga tak masalah jika Anggel memiliki hobi baru.

Karena Arvan sangat senang dan bahagia, melihat Angel tersenyum bahagia seperti itu.

Selama di perjalanan, Arvan selalu menatap wajah cantik Anggel.

Rosaa merasa tidak suka, lantas memarahi Arvan karena nggak baik menyetir sambil terus menatap wajahnya.

"Kamu menyetir saja yang benar, jangan seperti itu Arvan. Lihat ke depan jamgan melihat ke arahku," ucap Rosa dengan sangat kesal sekali.

"Kamu galak sekali Anggel, padahal kan aku hanya ingin menatap wajah kamu saja sayang. Kamu sangat cantik sekali," goda Arvan dengan tersenyum manis

Setibanya di kantor, Arvan langsung memeluk Anggel.

Rosaa yang berada di dalam tubuh Anggel, langsung mendorong tubuh Arvan hingga terjatuh.

"คุณโกรธ Arvan แล้วหรือยัง?

Khuṇ korṭh Arvan læ̂w h̄rụ̄x yạng?" tanya Rossa yang memasuki tubuh Anggel.

(Apakah kau sudah gila Arvan?)

Bersambung.