webnovel

Anggel Bekerja Sebagai Model

Anggel terbangun pagi sekali, Anggel bangun jam empat pagi. Anggel langsung mandi. Setelah mandi Anggel segera masak untuk tiga porsi. Untuk dirinya, Rissa dan Denis.

Karena pasti Rissa berangkat sekolah akan bareng dengan Denis, Denis setiap pagi selalu menyamper Rissa untuk berangkat sekolah bareng dengannya.

Anggel yang sudah rapih, kini akan bersiap-siap untuk ke tempat agensi model tersebut. Mereka sarapan bertiga bersama, mereka makan bersama sarapan pagi mereka.

"Wah sekarang Kak Anggel sudah sangat cantik sekali, memangnya Kakak mau ke mana?" tanya Rissa dengan tersenyum menatap wajah cantik Anggel sang kakak tercinta.

"Saya ingin bekerja Rissa, doakan Kakak iya semoga Kakak dapat bekerja dengan baik. Mampu melewati pekerjaan Kakak secara baik di kantor Kakak yang baru," jawab Anggel dengan tersenyum.

"Saya selalu mendoakan Kakak, semoga Kakak dapat bekerja dengan baik. Saya sangat senang sekali akhirnya Kakak dapat bekerja juga," ucap Risa dengan tersenyum.

"Denis kamu di sekolah tolong jagain Risa iya. Oia saya juga minta tolong, tolong untuk kamu jagain adik saya di rumah juga. Saya nggak tau akan pulang sore atau pulang malam," pinta Anggel yang memohon kepada Denis.

"Iya Kak Anggel, baiklah Kak Anggel. Kak Anggel nggak perlu risau dan khawatir," ucap Denis dengan tersenyum.

Anggel akhirnya mengantarkan Rissa dan Dennis menuju ke sekolah mereka.

Dari sekolahan Rissa dan Denis, Anggel melajukan mobilnya. Anggel menaiki mobil mewahnya yang di belikan oleh Arvan menuju tempat agenci model.

Setiba Anggel, di kantor agenci model tersebut. Dia langsung menemui Resepsionis. Sang resepsionis dengan sanagt ramahnya menyuruh Anggel langsung ke ruangan Aliya yang berada di lantai lima.

"Permisi Ibu, saya adalah Anggel. Saya ingin bertemu langsung dengan Ibu Aliya,' ucap Anggel dengan sangat sopan dan ramahnya.

"Iya Ibu Anggel silahkan ke lantai lima, nanti langsung saja tanya ruangan Ibu Aliya di mana. Nanti langsung di arahkan," ucap resepsionis dengan sangat ramahnya.

Anggel langsung menuju lift, Anggel langsung masuk tatkala pintu lift terbuka.

Anggel beruntung, karena dia langsung bertemu dengan Ridwan. Ridwan dan Anggel saling bertegur sapa dengan sangat ramahnya.

" Halo Anggel apa kabar?" tanya dan sapa Ridwan dengan sangat ramahnya.

"Halo Ridwan, kabarku sangat baik sekali. Kau sendiri apa kabar?" jawab dan tanya Anggel dengan sangat ramahnya.

"Kabarku sangat baik sekali tentu saja," ucap Ridwan dengan tersenyum ramah.

"Oia by the way kau mau ke mana Anggel?" tanya Ridwan dengan sangat penasaran sekali.

"Aku mau ke ruangan Aliya," jawab Anggel dengan tersenyum ramah.

"Kalau begitu kita bareng saja, aku juga mau ke ruangan Aliya dulu. Soalnya ada yang ingin aku bicarakan dengannya," ucap Ridwan tersenyum dengan sangat ramahnya.

Ridwan merangkul Anggel, menuju ruangan kerja Aliya. Ridwan dan Anggel langsung mengetuk pintu.

"Iya siapa?" tanya Aliya dari ruangan kerjanya.

"Ini aku Anggel," ucap Anggel dengan sangat ramahnya.

"Ini aku Ridwan," ucap Ridwan dengan sangat ramahnya.

Aliya tampaknya sangat terbakar api cemburu, tatkala melihat Ridwan menatap Anggel bukan seperti tatapan biasa. Seperti tatapan penuh cinta, seperti Ridwan menatap Rossa dulu.

"Kalian berdua bareng dari mana?" tanya Aliya dengan menatap tajam ke arah Anggel dan Ridwan.

"Kami berdua kebetulan ketemu di lift," jawab Anggel dan Ridwan secara bersamaan dan kompaknya.

Sementara Aliya sangat marah dan cemburu,sehingga selalu berfikir curiga bawaannya. Dia masih mengira jika Anggel dan Ridwan memang memiliki hubungan. Kalau tidak memiliki hubungan, kenapa Ridwan menatap Anggel sedemian rupa seperti memiliki maksud dan tujuan tertentu?

Aliya akhirnya mengusir Ridwan untuk segera pergi dari ruangannya, karena dia tak sanggup dan tak tahan jika tatapan tersebut penuh dengan cinta.

"Ridwan sebaiknya kau pergilah dari ruanganku, pergilah kau dari sini. Urusin pekerjaanmu dalam memotret para model," titah Aliya dengan nada ketegasan.

Ridwan mau tak mau, dia harus pergi dari ruangan Aliya, sementara Aliya sedang berbincang dengan Anggel merngenai gaji dan sistem kerjanya.

"Tolong kamu pelajari dan baca dulu kontraknya, ini jika setuju langsung tanda tangani. Jika ingin bertanya silahkan di tanya dulu sebelum kamu menandatangani kontraknya,' titah Aliya dengan tersenyum sinis.

Anggel langsung membaca dan mempelajari surat kontrak, surat kontrk yang di berikan Aliya untuknya.

Di dalam pikiran Anggel adalah, dia harus bekerja sebaik mungkin. Untuk biaya pengobatan adiknya Rissa yang menderita kangker.

Dia juga bekerja keras, untuk menemukan siapa perlaku pembunuh Rossa? Untuk dugaan sementara masih menggangap Arvan sebagai pelaku utamanya.

"Bagaimana Anggel apakah kau bersedia bergabung menjadi model kami?" tanya Aliya dengan tersenyum judes.

"Iya Nona Aliya saya sangat bersedia,' jawab Aliya dengan tersenyum manis.

"Apakah ada yang ingin kau tanyakan?" tanya Aliya dengan sangat antusias.

"Serius saya kontrak jadi modelnya selama lima tahun dulu, jika sudah lewat lima tahun. Jika saya sangat betah dapat di perpanjang untuk seumur hidup?' jawab dan tanya Anggel dengan tersenyum.

"Iya itu poin dari kontraknya, saya tanyaakan sekali lagi apakah kau bersedia?" jawab dan tanya Aliya dengan tersenyum sinis.

"Iya Nona Aliya saya bersedia," ucap Anggel dengan tersenyum.

"Ok jika kamu bersedia sekarang kau tanda tangani,' titah Aliya dengan tersenyum sinis.

Anggel akhirnya menandatangani kontrak tersebut, sementara Aliya langsung menyiapkan berkas-berkas lainnya.

Setelah Aliya selesai menyiapkan berkasnya, Aliya langsung mengajak Anggel ke ruanagan tata rias. Aliya meminta Rino dan Roni untuk merias dan menandani Anggel.

"Aku dengar kau ini adalah saudarinya Rossa?" tanya Rino dengan sangat ramahnya.

"Iya saya adalah saudarinya Rossa," jawab Anggel dengan sangat ramahnya.

"Jika ada yang menjahatimu bilang ke kami, biar kami yang maju dan melawan mereka. Karena kau adalah saudari dari Rossa gadis kami, jadi otomatis kau akan menjadi sahabat kami. Jadi kami akan selau membelamu dari orang jahat,' ucap Roni dengan tersenyum.

"Terima kasih kalian bedua sangat baik sekali, terima kasih sudah baik dengan Rossa semasa hidupnya. Rossa sungguh sangat beruntung sekali memiliki sahabt seperti kalian berdua," ucap Anggel dengan tersenyum.

"Anggel rambutmu di buat lulus, keriting atau bergelombang?" tanya Roni dengan mau merias Anggel.

"Saya ingin rambut keriting menggantung,' jawab Anggel dengan tersenyum.

'Ok akan saya buat seperti permintaanmu,' ucap Roni dengan tersenyum.

Setelah Anggel, sempurna dan perfect. Anggel langsung menuju ke ruangan para model. Anggel akan bersiap-siap untuk di photo. Anggel terlihat sangat kaku sekali. Tatkala berjalan, bahkan posenya sangat kaku. Monalisa tampaknya tak suka, dengan kedatangan Anggel. Dia mengira akan menjadi penghambatan seperti Rossa. Makanya dengan sangat jahat, Monalisa langsung mendorong tubuh mungil Anggel.Otomatis Anggel terjatuh.

Bersambung.