"Sial! Kenapa dia ada di rumahku? Aku bisa apa, kalau mama mendukung niatannya menginap di rumahku. Haish … " gerutu Ruby.
Ruby mondar mandir di kamarnya sambil menggigit jarinya, gelisah. Meski bukan pertama kalinya Reino bertamu ke rumah Ruby, tapi Ruby belum bisa bersikap biasa saja jika ada Reino di rumahnya. Terlebih lagi, kini perasaannya mulai goyah. Hatinya seperti berlubang. Dan lubang itu menganga terlihat oleh Reino –yang kapan saja bisa masuk tanpa minta persetujuan lagi.
"Ah, sudahlah! Aku mandi saja dulu. Badan rasanya sangat lengket," gumam Ruby, setelah mengendus bau badannya sendiri.
Ruby menyelesaikan kegiatan mandinya dengan cepat. Perutnya sudah sangat keroncongan.
"Ruby .. kau sedang apa?" suara ibunya memanggil dari balik pintu.
Ruby tengah mengeringkan rambutnya dengan mesin pengering rambut.
"Iya, ma! Aku segera keluar!" sahut Ruby.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com