"Kau kenapa? Reino, ada apa?!" tegur Ruby semakin panik.
Pasalnya, Reino menatap tajam ke luar kaca café. Ia seolah melihat sesuatu yang bergerak.
"Aku melihat sesuatu yang bergerak di luar sana," ujar Reino. Matanya masih memindai ke seluruh pandangan yang dijangkau oleh matanya.
"Apa yang bergerak? Kau melihat apa? Haish … Reino! Jangan bertingkah sok misterius seperti itu. Sama sekali tak lucu!" dengkus Ruby.
"Kau tunggu di sini. Aku segera kembali," pinta Reino. Bukannya menyahuti kekesalan Ruby, Reino malah asyik dengan sikap misteriusnya yang terus menatap jalanan.
Dan kini, Reino hendak meninggalkan Ruby yang duduk di bangku café sendirian. Tentu saja, Ruby menolak perintah itu. Siapa juga yang mau ditinggal sendirian di dalam café yang sunyi senyap tak berpenguni.
"Tunggu! Aku ikut. Jangan tinggalkan aku, Reino!" desis Ruby. Ia lantas menyusul Reino yang membuka pintu café.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com