Selepas menemui Roselyn, Ronan masih terus luntang-lantung di jalanan dengan pikiran berkecamuk. Penyesalannya yang tidak berhati-hati dengan tubuh Roselyn makin menjadi.
Ronan jadi berpikir, andai detik itu dia memilih untuk mengabaikan Farrel saja, pasti situasi tidak akan serumit ini. Pasti Roselyn tidak akan membencinya seperti tadi.
Padahal, bisa saja kan, dia tak usah memedulikan Ferrel yang bersikukuh diam di depan rumah Selena?
Ah, mengapa penyesalan selalu muncul di akhir?
Dengan kulit kemerahan nan gatal yang belum sepenuhnya sembuh, pria berwujud wanita itu berjalan sambil menendangi udara kosong. Bersikap seolah tendangan tersebut mampu menebuskan dosanya terhadap Roselyn.
"Haish!" teriak Ronan seraya menjambak rambutnya frustrasi. "Mengapa semua ini terjadi?! Aku tidak ingin Roselyn membenciku!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com