Chapter 272
Malam telah tiba bersamaan dengan bulan yang menggantikan petang, diatas bukit mereka berdua terduduk sambil menyalakan api unggun didalam gowah rumah dengan pohon natal yang sudah siap terhias.
Perbincangan tak berpaedah Sinta dan kakak laki lakinua saling dilontarkan, mengisi kekosongan malam yang gelap.
Angin terlalu ribut seperti pentilasi udara saja, suara lolongan jangkrik mengisi kesunyian perdebatan mereka. Metafosa yang keras kepala dan malu malu itu berucap seperti orang gensi, sedangkan Kakak laki lakinya itu dengan kepedean setinggi bukit.
"Aku bilang kan aku baik baik aja bang, rewel banget lu heran," dengus Sinta.
"Rewel rewel.. gini gini gue khawatir lo kenapa napa, jam segini baru pulang." omel Kakaknya.
"Uh.. kalau bukan adik manisku, sudah ku bakar kau dilumbung api," sahut kakaknya.
"Bodo amat, dasar culun.." cibir Sinta memainkan bola bola santa pinus.
"Dasar cewek.." gumam kakak nya berdecak kesal.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com