webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · realistisch
Zu wenig Bewertungen
312 Chs

Praduga

Ibuk memasuki ruang tengah bersama mama. Keduanya begitu tampak khawatir dan memilih segera pulang untuk memeriksa bagaimana kondisi empat anak itu. Namun siapa sangka jika ibuk dan mama justru menemukan empat manusia di ruang tengah sedang tertidur pulas. Arjuna tampak tidur menyamping menghadap Karin yang tidur terlentang. Di samping Karin, Nathalie tampak meringkuk dalam pelukan Aksara. Sangat menggemaskan. Mama yang tidak tahan pun segera merogoh saku pakaiannya untuk mengeluarkan ponsel lalu mengambil gambar mereka seraya menahan gemas, "Aduh Nur kayanya capek banget itu ya mereka. Beneran ini mah wajib di foto. Mukanya Karin lucu banget astaga pipinya tumpah tumpah kaya bayi, gemes pengen gigit,"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com