webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · realistisch
Zu wenig Bewertungen
312 Chs

Pemotretan

Sesungguhnya berpose di depan kamera dengan berbagai gaya dan pakaian fasionable tidak termasuk hal yang di sukai oleh Aksara. Namun mau bagaimana lagi? Nathalie sendiri yang memintanya dan tentu saja pemuda itu tidak dapat menolak permintaan sang gadis kesayangan.

"Bagussss yak," sang fotografer tersenyum puas. Tidak salah ia merekrut Aksara dalam pemotretan ini. Pemuda itu mempunyai ekspresi yang begitu pas di mata pria berusia tiga puluh lima tahun itu, "Pasion lo di model banget. Yakin nggak mau lanjut? Gue liat liat lo cocok banget kalo photoshoot sama Nathaloe. Mantep banget keliatan cocok,"

Aksara tersenyum canggung dan lantas menggeleng, "Mau fokus ke pendidikan aja sih bang. Part time ya lumayan dari game sama endorse. Jadi ya sejauh ini udah cukup tanpa gue jadi model. Cuma ya Nathalie aja yang ngajak. Gue mana bisa nolak,"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com