webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · realistisch
Zu wenig Bewertungen
312 Chs

Lagu

Sudah pukul satu siang.  Masih ada waktu satu jam hingga bel pulang berbunyi. Sedangkan turnamen basket antar sekolah sudah selesai sejak sepuluh menit yang lalu. Namun lapangan indoor masih saja ramai seperti sebelumnya. Justru semakin ramai melihat Raka, Aksara, dan Ardi yang kini berdiri di tengah lapangan dengan gitar di tangan Raka dan mic di tangan Aksara dan Raka. Hanya seperti itu para siswa dari sekolah mereka dan sekolah lain berbondong bondong datang menuju lapangan indoor hanya untuk melihat tiga serangkai itu beraksi. Seperti biasa, Raka, Aksa, dan Ardi selalu dapat membuat kegegeran di seluruh penjuru sekolah dengan segala tingkah mereka.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com