Mungkin story ini agak aneh, dan mungkin akan sangat bertentangan dengan keyakinan kalian. Gue hanya mengingatkan kalau story ini hanya fiksi dan tidak ada hubunganya dengan mitos atau apapun yang ada di real life cerita ini murni dari imajinasi gue sebagai penulisnya. kalaupun ada kemiripan atau bahkan kesamaan dengan story gue ini, itu hanya kebetulan.
So, Happy Reading
.
.
.
Malam ulang tahun Baekhyun
"Haah, Aish!" Baekhyun mengumpat tiba-tiba.
Gadis itu kesal karena sahabatnya tidak ada yang bisa menemaninya. Baekhyun memilih merebahkan tubuhnya, gadis itu lelah walaupun pulang kerja lebih awal.
Baekhyun masih memainkan ponselnya secara random, dan matanya tertuju pada sebuah gaun merah yang sangat cantik. Entah sadar atau tidak, ia membeli gaun itu dari sebuah situs belanja online, Baekhyun pun jatuh tertidur setelahnya.
Baekhyun terbangun di dalam sebuah ruang asing, dan merasa kakinya tersangkut sesuatu. Baekhyun menelisik apa yang menjadi penghalang langkahnya, dan mendapati rantai dengan tampilan tidak biasa, rantai itu sama seperti rantai pada umumnya, yang membedakan hanyalah rantai itu berbahan perak.
"Rantai apa ini?" Baekhyun meraihnya dan melepasnya karena rantai itu melilit kakinya.
Baekhyun menyingkirkanya dan membuangnya entah kemana. Rantai itu telihat besar saat menghalangi langkahnya, dan berubah menjadi kecil setelah tanganya menyentuh benda itu. Baekhyun tidak melihat siapapun di tempat itu, ruangan itu hanya ruang hampa dan terlihat tak berujung, gadis itu hanya sendiri di tempat asing itu.
Baekhyun berbalik, dan tiba-tiba ia terbangun, gadis itu terbangun dan ia masih berada di dalam kamarnya, tubuhnya masih berbaring di atas tempat tidurnya.
"Ah, itu hanya mimpi, astaga mimpi macam apa itu?" Baekhyun bangkit dan turun dari tempat tidurnya untuk mengambil air mineral, nafasnya sedikit terengah karena mimpi itu. Entah mimpi atau bukan, Baekhyun merasa lelah hanya karena itu.
"Jam 2 pagi" Baekhyun melirik jam dinding setelah meminum air satu gelas penuh "...astaga, malam ini terasa panjang sekali, dan esok akhir pekan, ini membosankan"
Baekhyun kembali ke kamarnya dan merebahkan kembali tubuhnya di atas tempat tidurnya. Baekhyun melihat ke arah jendela dan melihat sebuah kilatan merah di luar jendela yang sengaja tidak ia tutup tirainya. Baekhyun memejamkan matanya setelahnya, Baekhyun kembali jatuh tertidur.
Baekhyun berdiri di depan sebuah ruangan dengan pintu bercat merah pekat. Entahlah, Baekhyun tidak tahu ada tempat seperti ini di rumahnya.
"Hanya kau yang bisa membukanya, pintu itu"
Baekhyun mendengar sebuah bisikan yang entah berasal dari mana.
"Mendakatlah dan buka pintu itu"
Suara itu terdengar semakin jelas dan memintanya untuk membuka pintu merah yang ada di hadapanya.
"Merah"
"Ya, aku akan—"
"Merah" Baekhyun tidak bisa mengatakan apapun selain kata merah, Merah untuk warna pintu itu.
.
.
.
"Dia datang padaku" Red setelah Baekhyun menghilang dari hadapanya.
Red tertawa karena apa yang ia nantikan selama hampir seratus tahun datang. Red mengutuk seluruh perempuan yang terlahir dari garis keturunan langsung keluarga Byun. Red memang tidak bisa menyebrang ke dunia nyata, apalagi menampakan wujudnya, tapi ia bisa merasakan setiap kali bayi perempuan terlahir di keluarga itu. Bayi perempuan yang lahir dari garis keturunan langsung akan mendapatkan tanda lahir berwarna merah di bagian tubuh tertentu. Dan berkat Red lah, mereka memilikinya.
"Gadis itu mempunyai tanda lahir tidak biasa, dan aromanya membuatku tidak sabar untuk menyentuhnya" Red menjilat bibirnya sendiri.
Red menandai setiap perempuan yang terlahir, menandai mereka untuk menjadi pengantinya dan akan melahirkan keturunanya kelak, tapi itu tidak mudah karena setiap perempuan yang terlahir selalu dijaga agar tidak bisa menjelajah dan menyebrang ke perbatasan antara dunia nyata dan dunia lain.
Keadaan di mana daya tahan tubuhnya akan mencapai titik ter rendah adalah satu hari menjelang hari kelahiranya, dan pada keadaan itu, ruh mereka bisa terlepas dari tubuh dan menyeberang ke perbatasan, bahkan mampu menjelajah ke dunia lain. Tapi itu tidak pernah terjadi selama hampir seratus tahun, karena mereka dijaga sedemikian rupa agar semua itu tidak terjadi.
Tapi baekhyun melakukanya malam itu, Baekhyun tidak dalam penjagaan saat hari lahirnya, dan ruhnya terlepas dari badan, menjelajah dan tanpa sengaja melepaskan rantai yang membelenggu Red selama hampir seratus tahun.
"Baekhyun, bukan begitu namanya?" Red menyeringai "...tunggu sampai kau membuka pintu itu, dan aku akan terlepas dari semuanya"
Red tertawa setelahnya dan dalam sekejap sudah berada di kamar gadis itu, Red menatap wajah Baekhyun yang tampak kebingungan dengan seorang wanita paruh baya bersamanya yang Red yakini adalah wanita yang sudah melahirkan gadis yang akan menjadi pengantinnya.
Red menyeringai seraya lekat menatap Baekhyun, gadis itu melihatnya, melihat pantulan wujudnya dari dalam cermin, karena Red masih tidak bisa menampakan wujudnya secara nyata sebelum pintu merah itu terbuka.
.
.
.
Baekhyun tidak lagi kembali ke Apatrement miliknya, gadis itu terlalu takut untuk tinggal sendiri setelah gangguan demi gangguan yang ia alami. Baekhyun lebih memilih tinggal di rumah orang tuanya walaupun gangguan itu tidak hilang, tapi setidaknya ia tidak sendirian.
Yang Baekhyun tidak tahu adalah, jika Red akan menemukan ya di manapun gadis itu berada. Bahkan jika ia bersembunyi di lubang semut sekalipun, Red akan selalu menemukanya. Menemukan Baekhyun, menemukan pengantinnya selama tanda lahir itu masih melekat di tubuhnya.
"Sayang"
Taeyeon terkejut saat mendapati tanda lahir di punggung Baekhyun berubah warna. Baekhyun mempunyai tanda lahir berwarna merah di punggung dan daerah paha sebelah dalam. Tanda lahir gadis itu tidak biasa, jika keturunan sebelumnya mempunyai tanda lahir dengan ukuran wajar dan hanya terletak di satu tempat, Baekhyun tidak, gadis itu mempunyai dua tanda lahir, dan tanda di punggungyalah yang terlihat sangat besar hingga hampir menutupi seluruh permukaan kulit punggungnya.
"Eomma, ada apa?" Baekhyun tampak terkejut.
Selama berada di rumah keluarganya, Baekhyun selalu ditemani ibunya saat tidur. Bukan keinginan Baekhyun, tapi sang ayahlah yang memaksanya.
"Baekhyun-ah, kenapa tanda lahirmu terlihat semakin merah" Taeyeon memastikan penglihatanya.
Wanita itu mendekat pada Baekhyun yang hendak mengganti baju dengan pakaian tidurnya.
"Benarkah?" Baekhyun mencoba melihatnya sendiri, gadis itu memunggungi cermin dan menoleh untuk melihatnya.
"Sejak kapan ini terjadi sayang" Taeyeon terlihat khawatir "...apa kau terkena alergi?"
"Aku tidak merasakan apa-apa Eomma, aku tidak memiliki alergi apapun"
"Eomma tahu sayang, tapi apa yang terjadi dengan ini?" Taeyeon merasa jika hal buruk akan terjadi.
Baekhyun memang memilikinya sejak lahir, tapi itu samar dan terlihat berwarna merah muda hampir serupa kulit asal gadis itu.
"Sayang"
"Kenapa Eomma?"
"Jaga diri baik-baik" Taeyeon memeluk anak gadisnya.
"Eomma, aku baik-baik saja, seperti aku mau mati saja" Baekhyun terkekeh.
Gadis itu bingung apa yang harus ia katakan, Taeyeon menangis, ibunya menangisinya entah untuk apa. Baekhyun memang mengalami semua itu, gangguan dari entah di dalam mimpinya ataupun di dunia nyata. Tapi, Bekhyun seakan melupakanya begitu saja, Baekhyun menganggap itu hal wajar, saat semua orang sekitarnya mengkhawatirkan keadaan Baekhyun, gadis itu justru terlihat biasa saja.
"Sudahlah, ayo kita tidur Eomma, besok aku harus kembali ke apartement"
"Tidak, aku tinggal di sini saja bersama kami"
Baekhyun terdiam dan hanya tersenyum mendengarnya tatapanya kosong tanpa disadari siapapun.
'Kembalilah, bahkan gaun merah yang kau beli belum kau pakai sayang'
"Aku baik-baik saja Eomma, tidak akan terjadi apa-apa padaku"
Baekhyun mendengarnya, dan kali ini gadis itu seperti terpedaya oleh bisikan itu.
'kau hanya harus memakainya, gaun merah itu'
Red berbisik tepat di telinga Baekhyun, bahkan sosok itu menghidu leher Baekhyun. Taeyeon tidak bisa melihatnya, wanita itu bukan keturunan keluarga Byun yang akan tahu dan bisa melihat sosok Red sekalipun tanpa wujud nyata, Taeyeon tidak, wanita itu tidak menyadari apapun selain Baekhyun yang bergerak gelisah.
"Red"
"Baekhyunie"
"Hm? Ada apa Eomma?" Baekhyun membalikan tubuhnya.
"Kau mengatakan sesuatu?"
"Aku?" Baekhyun tidak mengerti "...Aku tidak mengatakan apapun"
"Baiklah, ayo kita tidur"
"Ya, selamat malam~ Eomma~"
'Selamat malam sayang'
"Selamat malam Red"
.
.
.
Tbc.
Ngerti kan? Aku harap kalian ngerti.
Ingat, Red itu tidak jahat, tidak juga baik, tapi dia menyesatkan.