webnovel

Queen mafia

Sosok wanita yang di segani dan di takuti beberapa Gangster di dunia. Orang nomer satu dalam dunia gelap dan juga pembisnis sukses nomer satu di dunia. Ivana harus melewati beberapa rintangan meski dirinya kini sudah menjadi Sosok yang di segani dan juga di takuti di dunia. Akankah Ivana bisa melewatinya?. Dan sosok Marvel Alexsander yang mempunyai kedudukan sama dengan Ivana. Dirinya juga di sebut sebagai King Mafia. Akankah kedua bertemu? Akankah Mereka berdua bisa bersama atau menjadi musuh. Volume 02 Distrik namja. Kedua gangster terkuat di dunia sedang memecah kasus Tentang Distrik namja. Sebuah Desa yang dulunya makmur dan kaya akan minyak tiba-tiba meledak dan membuat Desa itu hangus dan menewaskan para penduduk desa. Termasuk keluarga Ivana dan Marvel. Akanakah mereka berdua tau siapa yang mengakibatkan ledakan yang membuat keluarga mereka tewas?. Volume 03 Reainkarnasi Di jaman dulu ada hidu sepasang suami istri yang di kenal sebagai pembunuh pada masa kerajaan itu. Mereka berdua juga mendapatkan jabatan sebagai penjaga kerajaan untuk menangani permasalahan peperangan yang terjadi, pada suatu hari. Mereka berdua. Ralat, Sang isteri mendapatkan sebuah kutukan yang di kutuk oleh seorang wanita yang tengah hamil.

ema_helma · Urban
Zu wenig Bewertungen
210 Chs

Bab 59

Mereka sudah sampai didepan pintu Apertemen Ivana. Mereka tampak berfikir keras untuk membunyikan bell rumah. Jujur saja, Marvel sekarang sedikit gugup bertemu dengan Calon mertua-Nya.

Marvel memang Leader mafia. Tapi ia juga manusia biasa yang bisa mengalami kegugupan bertemu calon mertua-Nya . Meski, ini bukan pertama kalinya mereka bertemu.

Marvel tengah merasa gelisah sekarang dan bimbang. Ia masih memutuskan apa yang ia akan bicarakan bersama ibu dari Ivana itu.

Sedangkan yang lain-Nya berdiri menunggu Marvel membunyikan bell. "Sudah berapa lama kita berdiri seperti orang gila disini?". Ucap Lorenzo sedari tadi berdiri.

"Sudah 20menit semuanyaa". Ucap Arkan lagi. Bagaimana mereka tidak kesal sekarang? Mereka sudah berdiri sekitar 20menit dan diperhatikan beberapa orang yang lewat.

Mereka khawatir jika ada yang menganggap-Nya pencuri bagaimana? Kita tidak tau isi pikiran mereka bukan.

"Sudahlah. Kenapa kau tidak menekan bell-Nya? Kau mau kita berdiri saja disini?". Tanya Zaen kesal.

"Sampai kapan kau terus memandangi pintu itu?! Ahhh aku sudah lumayan kesal sekarang!." Kata Xiaver.

Sejak tadi ia ingin pergi ke kamar kecil dan menuntaskannya. Tapi lihatlah sekarang. Pria ini seakan-akan membeku di tempat dan tidak bergerak sama sekali.

"Cepatlah Marvel!! aku butuh kamar mandi sekarang!!". Ucap Xiaver mencoba menahan krisisnya.

"Sedang apa kalian?". Tanya Gibrella yang tiba-tiba saja keluar dari kamar sebelah.

Mereka semua sontak terkejut. "K-kau menginap disini?". Tanya Marvel.

Xiaver lalu menerobos masuk dan bertanya dimana kamar mandi." Dimana Kamar mandi!! Cepatt!! Aku sudah tidak tahan". Gumamnya.

Gibrella menujukan dimana letak kamar mandi itu." Disebelah sana".

"Baiklah". Xiaver lalu pergi ke kamar mandi dan mengeluarkan semua yang membebani-Nya sejak tadi.

"Sudah berapa lama kalian disini? Sampai-sampai dia menahannya?". Tanya Gibrella.

"20menit".

"I-yaaa. Kalian sedang apa? Pencet saja bell-Nyaa. Tapi, jika kau ingin menemui Ivana. Ia ada didalam sekarang". Ucap Ivana.

"Dimana ?".

"Cepat masuk! Kami sedang beristirahat sekarang". Ucap Gibrella menyuruh mereka masuk. Dan di dahului oleh Xiaver yang meminjam kamar mandi.

Mereka lalu masuk dan mendapati Ivana yang sedang membaringkan badan-Nya di lantai. Tidak lupa alas tidur dan bantal. Ia tertidur sekarang.

Marvel lalu mendekati-Nya dan berniat untuk menggendong-Nya dan membawa-Nya ke kamar.

"Jangan coba-coba mengangkatku. Aku sedang dalam posisi ternyaman sekarang". Ucap Ivana tiba-tiba membuat Marvel mengurungkan niatnya.

Sedangkan Mark mendatangi Clarissa yang sedang duduk di meja makan sambil meminum teh dan membaca buku.

Dan yang lain-Nya duduk di sofa dan memakan cemilan yang berada di meja.

"Yaaa Stella. Buatkan kami minuman". Teriak Lorenzo.

"Enak saja kau menyuruhku!! Buat sendiri!!". Balas-Nya. Padahal ia sedang membuat Jus sekarang.

"Siapkan saja Laa!! Aku juga ingin minum jus!". Teriak Ivana.

"Sedang apa kau?". Tanya Ivana ke Marvel.

"Menurutmu? Tentu saja ingin menemui kekasihku ini.Hmm". Ucap Marvel sambil mencubit pipi Ivana.

"Hmm. Tarik aku". Ucap Ivana sambil mengulurkan tangan-Nya.

Marve lalu menarik tangan Ivana untuk membangunkan-Nya.

"Cahh. Kau berat juga". Kata Marvel lalu mendapatkan tatapan tajam dari-Nya.

Ivana menghela nafas. Rasa sakit yang ditimbulkan akibat bekas tusukan itu sekarang terasa. "Tasyaa! Tolong ambilkan aku obat di kamarku!!". Teriak Ivana meminta tolong ke Tasya.

"Dimana Van?".

"Disamping meja. Aku menarunya disana. Jika, kau tidak mendapatkan-Nya. Tanya saja mommy". Ucap Ivana.

Tasya lalu pergi ke samping untuk mengambil obat Ivana. "Obat apa sayang? Kau sakit?". Tanya Marvel. Ia tidak mengetahui bahwa Ivana terluka saat bertarung.

"Tidak. Hanya luka kecil saja". Jawab Ivana menghindari tatapan Marvel.

"Luka apa ? Dimana ?". Tanya Marvel sambil menyentuh tubuh Ivana.

Ivana lalu membuka baju-Nya setengah dan memperlihatkan pinggang-Nya di balut dengan perban.

"Kenapa seperti ini! Apa kau terluka saat bertarung? Kenapa tidak memberitahukuu!!". Ucap Marvel khawatir.

"Ahh. Ini hanya luka kecil ko. Sebentar lagi sembuh".

"Tidak ada luka kecil! Meski luka kecil saja. Rasa sakit pasti ada Ivana! Aku akan membawaku kedokter". Ucap Marvel lalu ingin mengangkat tubuh Ivana dan berniat membawa-Nya kedokter.

"Ahh tidak. Aku sudah diperiksa dan diberi resep obat. Jadi, tidak perlu khawatir sayang. Hmmm". Ucap Ivana sambil memegangi wajah Marvel.

Marvel menghela nafas-Nya ."lain kali jika kau terluka. Jangan sampai kau sembunyikan ini dariku! Jika hal seperti ini terjadi lagi. Maka, kau tidak akan kulepaskan Ivana". Ancam Marvel.

"Iya.iya". Jawab Ivana pasrah.

Stella lalu datang dan membawakan jus untuk tamu mereka yang tidak tau malu ini. Sedangkan Ivana yang tadi ingin minum tidak di perbolehkan dengan Marvel.

"Jangan minum. Kau harus minum obat dulu dan menunggu beberapa menit baru minum jus ini".

"T-tapi aku pengen minum ini".

"Tidak ada tapi-tapian. Kau ingin aku yang memasukan jus ini atau kau minum obat ?". Goda Marvel membuat Ivana menyerah.

"Yaa. Bawel sekali kau!!".

"Yaa aku seperti ini karena khawatir pada-Mu!!".

Ivana hanya mendesis. Tasya lalu membawa obat Ivana dan memberikan-Nya. "Kau harus makan jika ingin minum obat Van". Kata Tasya sambil memberikan obat itu.

"Berikan aku roti".

Tasya lalu mengambilkan roti di dapur dan segelas air putih ." Ini".

Ivana lalu memakan roti itu dan setelah itu meminum obat ."seperti ini baru bagus. Kau akan cepat sembuh Sweety". Ucap Marvel sambil mengelus-elus rambut Ivana.

Sedangkan yang lain-Nya minum Jus dan memakan cemilan. Ivana hanya diam saja menyaksikan-Nya.

"Ahh benar. Kau perlu mengetahui fakta ini Sayang". Ucap Marvel lalu menceritakan semua-Nya mengenai orang yang menerobos masuk ke masion.

"Benarkah? Hmm". Respon Ivana lalu terdiam.

"Aku harus mencari dalang dibalik semua ini. Gara-gara dia. Aku jadi salah seperti ini".gumam Ivana.

"Ah ya. Kalian mulailah bersekolah. Sebentar lagi Vanscoll akan berulang tahun. Dan aku menyiapkan pesta kejutan buat murid-murid disana. Sekaligus, terbongkarnya pria tua itu".

"Ide yang bagus". Jawab Marvel.

"Kau akan melakukan apa ?". Tanya Arkan.

"Kejutan".

"Apa itu?".

"Kalian tunggu saja. Dan ya, kalian bisa mengikuti lomba nanti".

"Wahh. Sepertinya seru nih. Tentu saja aku akan mengikuti semua lomba itu dan menjadi pemenang-Nya". Ucap Arkan bangga.

"Kau juga akan ikut lomba fasion show??". Tanya Clara membuat yang lain-Nya tertawa.

"Tidakk. Itu khusus perempuan!!". Jawab Arkan kesal.

"Lomba seperti apa memang-Nya Van?". Tanya Mark juga.

"Banyak, ada pertandingan bola basker dan Dll".

"Nahh Vel. Ini kesempatan kita. Sudah lama kita tidak bermain bukan?". Ucap Zaen lagi.

"Kau benar. Kami akan ikut. Siapa lawan-Nya?". Tanya Marvel.

"Lihat saja nanti. Aku belum tau juga. Aku menyerahkan semuanya ke Ghani. Apa kalian lupa?".

"Baiklah. Kami akan mulai bersekolah besok". Ucap Lorenzo.