webnovel

Queen mafia

Sosok wanita yang di segani dan di takuti beberapa Gangster di dunia. Orang nomer satu dalam dunia gelap dan juga pembisnis sukses nomer satu di dunia. Ivana harus melewati beberapa rintangan meski dirinya kini sudah menjadi Sosok yang di segani dan juga di takuti di dunia. Akankah Ivana bisa melewatinya?. Dan sosok Marvel Alexsander yang mempunyai kedudukan sama dengan Ivana. Dirinya juga di sebut sebagai King Mafia. Akankah kedua bertemu? Akankah Mereka berdua bisa bersama atau menjadi musuh. Volume 02 Distrik namja. Kedua gangster terkuat di dunia sedang memecah kasus Tentang Distrik namja. Sebuah Desa yang dulunya makmur dan kaya akan minyak tiba-tiba meledak dan membuat Desa itu hangus dan menewaskan para penduduk desa. Termasuk keluarga Ivana dan Marvel. Akanakah mereka berdua tau siapa yang mengakibatkan ledakan yang membuat keluarga mereka tewas?. Volume 03 Reainkarnasi Di jaman dulu ada hidu sepasang suami istri yang di kenal sebagai pembunuh pada masa kerajaan itu. Mereka berdua juga mendapatkan jabatan sebagai penjaga kerajaan untuk menangani permasalahan peperangan yang terjadi, pada suatu hari. Mereka berdua. Ralat, Sang isteri mendapatkan sebuah kutukan yang di kutuk oleh seorang wanita yang tengah hamil.

ema_helma · Urban
Zu wenig Bewertungen
210 Chs

Bab 35

Mereka semua sudah sampai dimasion. Mereka melihat mobil Marvel yang sudah terparkir di Masion.

Marvel yang memilih untuk tidur dikamarnya sedangkan Ivana memilih untuk merendamkan dirinya tidak ada yang menyadari diantara mereka berdua jika. Hanya mereka yang berada di dalam Masion.

Ivana lalu bangkit dan segera mengambil pakaiannya dan ingin turun kebawah memastikan para sahabatnya sudah pulang. Ia menelusuri tangga dengan pelan dan mendapati Stella dan Clara sedang memasak.

"Kalian sejak tadi kemana ?". Tanya Ivana tiba-tiba sambil duduk dikursi meja makan.

Mereka lalu menoleh dan memberikan senyuman manis ke Ivana ."Agh. Kami tadi hanya berjalan-jalan saja. Benarkan La". Jawabnya.

"Benar". Jawab singkat Clara.

"Baiklah".

Ivana mengambil ponselnya dari saku celananya dan memainkannya. Ia tidak peduli apa yang dimasak mereka berdua. Yang ia pikirkan adalah mengisi perutnya sekarang.

"Apa sudah selesai? Aku lapar dan merasa ingin mati". Ucap Ivana tidak sabaran

"Sebentar lagi. Kau tidak akan mati hanya menunggu beberapa menit lagi". Jawab Clara.

Ivana memeriksa Ponselnya dan melihat beberapa orang yang ia kenali yang sedang berada dipusat berbelanjaan. Ia tersenyum smrik mengetahui bahwa mereka adalah para sahabatnya.

"Jujur saja kepadaku. Kalian pergi kemana tadi?!". Tanya Ivana dengan suara deep nya.

Mereka berdua sontak membeku atas pertanyaan yang kedua dari Ivana . Sudah dipastikan jika, Ivana mengetahui sebenarnya.

"Aaaa. Sebenarnya kami berbelanja". Gumam Stella pelan.

"Kenapa kalian tidak jujur kepadaku ? Apa kalian fikir aku tidak akan mengizinkan kalian pergi ? ". Tanya Ivana sedikit kecewa.

"Tidak, bukan seperti itu. Hanya saja, kami takut kau iri".

"Apa ? Iri ? Huht. Pemikiran yang lumayan sempit". Ucap Ivana.

"Jadi ? Apa yang kalian belikan untuk ku ?".

Mereka lalu terlihat bahagia. "Kami membelikan bebeapa pakaian dan jam tangan".

Ivana mengangguk." Baiklah".

Skip

Keesokan harinya Mereka semua berniat untuk pergi kesuatu tempat untuk bersenang-senang. Mereka terlihat memakai pakaian musim panas.

Mereka berniat untuk pergi ke sebuah pantai. Mereka menyewa seluruh hotel didekat pantai untuk menikmati liburan mereka. Setelah berlibur, mereka bakal pulang kembali ke amerika.

"Ya!! Stella !! Cepat! Jangan terlalu membawa banyak barang !!". Teriak Tasya.

Sedangkan Stella sudah memasukan beberapa barang yang tidak penting seperti, gunting. Senter dll. Alat tidak berguna lainnya.

Sklekk

"Sudah kuduga kau membawa barang yang tidak berguna!". Kata Tasya menghampiri Stella.

"Bawa pakaian saja! Jangan membawa benda-benda seperti ini! Mereka sudah menunggumu selama 5menit!".

"Tasya!! Stella!! Jika kau tidak turun dalam waktu 20detik!! Kami bakal meninggalkanmu disni!!". Teriak Ivana kesal karena sudah menunggunya.

"Kan!! Letakan semua itu! Atau, kau akan kami tinggal disini?!". Ucap Tasya lalu pergi dulu meninggalkan Stella.

Sedangkan Stella terlihat gelisah dan mengelurkan semua barangnya dan menyisakan pakaian dan alat make-upnya.

Ia lalu segera turun membawa kopernya. "Tunggu-aku". Ucapnya Sambil menuruni tangga.

Xavier lalu menghampiri Stella dan membantu membawa kopernya. Kenapa kau lama sekali ?! ". Tanya Ivana.

"Dia memasukan beberapa benda tidak penting, iu kebiasaanya kau tau itu". Jawab Tasya.

Ivana menggeleng-gelengkan kepalanya. "Masukan kopernya kemobil".

Mereka semua lalu berangkat menuju pantai. "Van. Kapan kita pulang?".

"Satu minggu lagi. Kita akan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang 5hari". Jawab Ivana sambil menyetir.

Ia menggunakan kacamata Hitam ditambah topi pantai. "Apa kau membawa pistol ?".

"Tentu saja. Orang seperti kita selalu di inginkan kematiannya". Jawab Ivana.

Sudah 2 jam mereka menempuh perjalanan ketempat mereka tuju. Tidak ada siapapun selain mereka dan para pegawai yang berada disana.

Mobil mereka lalu berhenti dipintu masuk Hotel. Ada beberapa resepsionis Mereka sudah menunggu untuk menyambut mereka .

"Selamat siang master and misess". Ucap Mereka.

"Ya. Selamat siang. Apa kamar kami sudah siapkan ?". Tanya Ivana.

"Kami sudah menyiapkannya Nyonya".

"Agh!! Apa yang kalian bawa?! Kenapa berat sekali?!". Teriak Lorenzo mengeluarkan beberapa koper.

"Biar kami saja yang membawa koper anda". Ucap mereka.

Lorenzo dan dll yang dari tadi mengeluarkan barang-barang mereka dengan senang hati menerima bantuan. Meskipun itu tugas mereka.

"Tidak usah. Mereka bisa membawanya sendiri. Dan Bisa tunjukan dimana kamarku?". Jawab Ivana membuat Para lelaki menggerutu.

"Baik Nyonya, mari ikuti saya".

Para wanita mengikuti Ivana. Sedangkan para lelaki membawa barang-barang dibelakang. "Apa yang mereka bawa sampai-sampai seberat ini?!". Teriak Zaen membawa koper punya kekasihnya.

"Agh!! Leherku rasanya mau patah!". Teriak Arkan juga.

"Ini namanya penyiksaan!! Aku akan meninggalkannya disini! Agh!". Ucap Lorenzo.

"Jika kau meninggalkannya. Maka bersiaplah menghadapi amukan singa!". Jawab Xavier yang terlihat santai membawa beberapa barang.

Sedangkan Marvel ia hanya membawa miliknya sendiri. Ia tidak perlu repot-repot membawa barang. Siapa yang berani memerintahnya coba.

"Vel. Tolong bantu aku!". Ucap Lorenzo terlihat kesusahan membawanya.

"Barang Ivana mana ?". Tanya Marvel bukannya membantu tapi menanyakan sesuatu.

"Dia membawanya sendiri, cepat bantu aku!".

"Baiklah". Ucapnya mengambil salah satu koper.

"Ah! Baiklah. Lumayan juga aku meminta bantuannya". Gumamnya meski bawaannya tidak terasa berkurang hanya dengan Marvel membawa satu koper saja.

Ivana sudah sampai disalah satu kamar terbaik dihotel. Ia memilih kamar dengan fasilitas lengkap. Ada dapur dan ruang tamu. Paket lengkap.

Ia juga meminta untuk kamar dengan fasilitas bisa melihat laut dengan jelas. Terlihat kaca besar yang menjadikan batas penghalang untuk bisa melihat pemandangan indah di hadapannya.

"Ini kamar anda Nyonya".

"Wah. Kamarmu sangat bagus". Ucap Gibrella kagum.

"Apa kalian ingin bersamaku ? Kita bisa berkumpul disini semuanya". Tawar Ivana.

"Tentu saja kami mau. Lagipula, bersama lebih bagus daripada sendiri bukan". Jawab Tasya.

"Kau benar. Dan untuk para lelaki mereka akan dimana". Tanya Stella penasaran.

"Mereka bisa memilih kamar sesuka mereka. Seluruh gedung ini aku sudah menyewanya. Jadi, mereka bisa memilih kamar sesuka mereka". Jawab Ivana.

"Wah. Aku akan berenang!". Ucap Tasya antusias sebab ada kolam berenang juga di kamar Ivana.

"Jangan disini! Kita bisa melakukannya dibawah. Kolam berenangnya cukup luas dan tidak terlalu terbuka. Dan yang paling penting adalah menghadap ke laut".

"Woah, aku tidak sabar!! Cepat kita pergi sekarang!".

"Bentar!! Kita harus makan dulu. Apa kah tidak lapar?". Tanya Clarissa tiba-tiba.

Jujur saja ia menahan gejolak laparnya. "Kau lapar sa? Baiklah aku akan meminta mereka menyiapkan makanan". Ucap Ivana lalu mengambil telpon dan menghubungi resepsionis.

"Tolong siapkan kami makanan".

"Baik Nyonya. Akan kami siapkan".

Tidak lama mereka masuk membawa beberapa barang. Terlihat keringat membasahi mereka ." I-ini b-barang k-alian". Ucap Lorenzo dengan nafas naik turun.

"Pilihlah kamar sesuka hati kalian. Seluruh hotel ini sudah Ivana sewa. Sebentar lagi kita akan makan". Ucap Clarissa.

"B-baiklah". Ucap Lorenzo terlihat ingin pingsan.