Mentari terbit dari ufuk timur, manusia mulai beraktifitas, begitupula Laudi, semenjak mendengar cerita hilangnya Waruka, ia sangat berhati-hati mendekati pusaran air saat aktifitas dilaut. Bukan karena takut namun ia tidak ingin membuat ayah dan ibunya khawatir jika saja ia terbawa arus hingga masuk kedalam pusaran. Padahal, tanpa ia ketahui, pusaran di pulau terpencil ini tidak hanya ada satu melainkan banyak. Pusaran mengelilingi pulau kelahiran Laudi ini. Setiap sudut dan sisi pulau ada pusaran air. Ia mendayung perahu kecil/sampan menjauhi pusaran yang telah menarik kakak perempuannya, namun tanpa disadarinya mendekati pusaran disisi lain.
Sementara Laudi berlabuh dan melempar alat pancing ke laut, bersamaan ada seekor kuda laut berukuran kecil berenang mengikuti arus, tidak disangka terbawa arus hingga mendekati serta menjadi satu kesatuan dengan putaran arus pusaran yang mengerucut terbalik hingga masuk kelubang tanah bawah air laut. Berlanjut masuk kedalam kehidupan bawah. Sekejap sesaat kuda laut yang hanya memiliki ekor serta berukuran kecil ini masuk ke sana, ukurannya berubah menjadi besar hingga memiliki dua kaki, berjalan didalam air diwilayah kehidupan bawah. Sungguh keanehan yang diluar nalar. Bagaimana itu terjadi tidak ada yang tahu-menahu.
Bukan hanya keanehan kuda laut yang terjadi, hewan-hewan air disini bukan berenang namun berjalan didalam air, sungguh pemandangan menakjubkan. Kehidupan yang begitu mencengangkan, tidak tergambarkan. Hewan-hewan air disini bukanlah ikan melainkan burung-burung yang seharusnya dikehidupan atas terbang tinggi namun disini berekor dan bersirip, berbadan burung hanya tidak bersayap tapi berekor dan bersirip namun bukan berenang melainkan berjalan di air. Sementara itu, kuda laut yang telah berukuran besar tadi berjalan kedaratan melalui pesisir pantai berwarna hijau, ada sekelompok kepiting yang begitu aneh wujudnya dipesisir pantai, berbadan kepiting namun memiliki kaki dua seperti kaki manusia. Air laut disini bukan berwarna biru namun berwarna bening sehingga hewan hewan air jelas terlihat. Kupu- kupu yang biasa terbang, disini tidak bersayap melainkan berekor dan hidup diatas permukaan air dengan warna-warni menghiasi air laut.
Daratan disini terbentang luas. Sejauh mata memandang tidak ada pengunungan menjulang tinggi, hanya ada bukit-bukit kecil, Rumput rumput liar berwarna biru, pohon-pohon warna ungu dengan daun berwarna putih. Langit tidak berwarna. Hewan daratan disini dipenuhi hewan-hewan laut dikehidupan atas seperti gurita, cumi-cumi, ikan, udang, kura-kura, dan lain-lain. Perbedaannya, hewan disini berkaki manusia. Gurita dengan tetangkelnya banyak dan panjang sebagai tangannya, namun memilki dua kaki seperti manusia. Begitupula ikan, yang memiliki kepala, mata juga mulut serta badan ikan namun dua tangan dan kaki. Sementara ukuran hewan disini masih sama hanya bentuk mereka yang aneh. Terkecuali kuda laut yang berubah ukuran menjadi besar. Inilah yang membuat hewan ini spesial di kehidupan bawah.
Bentuk seperti ini berubah begitu saja sesaat setelah mereka masuk kedalam kehidupan dunia bawah. Jika dikehidupan atas mereka hidup dilaut, disini mereka hidup didaratan. Jika mereka hidup didaratan, disini mereka hidup diudara seperti halnya harimau yang memiliki sayap kini terbang diangkasa memangsa zebra yang juga memiliki sayap. Begitupula domba, semut, kelinci, semua memiliki sayap.
Inilah kehidupan bawah. Kehidupan yang penuh misteri, kehidupan yang tidak pernah bisa dibayangkan, kehidupan yang penuh teka-teki, kehidupan yang penuh petualangan baru. Kehidupan yang telah membuat Laudi penasaran akan situasinya. Laudi percaya bahwa dibalik bahayanya pusaran air laut ada kehidupan bawah.
Kuda laut yang telah berubah memiliki dua kaki atau disini disebut Okud, berjalan hingga duduk dibawah pohon yang berwarna putih daunnya.
"itu, ada okud baru!", teriak salah satu mahluk dikehidupan bawah kepada teman-temannya.