webnovel

Pulau Seberang

Kisah perjalanan Mahila Reena saat menghadiri resepsi pernikahan sahabatnya Jana Ariana. Yang kemudian bertemu dengan adik ipar Jana Ala Balian. "Jadi mulai sekarang kita LDR?" Lian bertanyah serius. "Ha... tunggu-tunggu. Siapa yang bilang kita pacaran? Aku menjawabnya. Seketika Lian menepi dan berhenti dipinggir jalan, turun dan menghadap tepat didepan mukaku. "Bahkan kita udah ciuman" Lian emosi

unn_naeil · Urban
Zu wenig Bewertungen
11 Chs

Kunang-kunang

Malam ini terasa berkali-kali lebih indah, kelap-kelip lampu terlihat seperti hamparan kunang-kunang yang sedang hinggap. Terlebih lagi ada yang lebih indah disampingku, mata indah dengan bulu mata lentik yang terlihat menikmati pemandangan kotaku. Aku dan Lian duduk di teras diatas meja besar yang sengaja aku taruh untuk tempatku bersantai. Sambil menikmati seember KFC dan sebotol Coca-Cola.

"Ini sih pemandangan sempurna" Lian masih terus mengagumi pemandangan teras rumahku.

Aku menyodorkan sepotong ayam goreng kemulutnya, karena sepertinya dia lupa ada makanan disampingnya. Dia menyambut dengan mengunyah, dan terus memandang kedepan, terdengar suara Krispy yang menggoda.

Langit mulai mendung, petir menyambar dikejauhan, musim penghujan mulai datang. Kami masuk karena gerimis sudah mulai jatuh satu dua. Nonoton TV sebentar dan tidur. Lian didepan TV yang sudah aku pasang kasur lipat sebelumnya. Aku langsung terlelap.

***

Aku mengerjap-ngerjapkan mata, terlihat ada bayangan sedang menatapku.

"Selamat pagi.."

Aku kaget, Lian sudah duduk dilantai dagunya bertumpu pada tangannya yang bersedekap diatas kasurku, tepat didepan mukaku.

Aku menarik selimutku menutupi mukaku karena malu. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Lian melihat mukaku saat bangun tidur.

"Udah lama disitu?" Aku bertanya sambil menurunkan selimut sampai hidung.

"Mmm... Lumayan.. sekitar sepuluh menit" Lian menjawab sambil mengacak-acak rambutku.

"Kok nggak mbangunin? Aku kesal membayangkan Lian melihatku tidur, jangan-jangan tadi aku ngorok, atau mengigau. Biasanya aku sangat sensitif saat tidur, mendengar ketukan kecil saja aku bisa terbangun, masa Lian membuka pintu kamar aku tidak dengar?

"Kamu lelap banget kayak bayi, denger suara nafasmu aja aku kayak mau ngantu lagi" Lian menggodku. Aku hanya mencubitnya sedikit karena malu.

"Ayo sarapan, aku udah siapain" Lian menarik tanganku keluar. Aku memeluknya dari belakang, tercium bau harum parfum Lian yang lembut. Dia berhenti sejenak dan berjalan lagi, jadilah kamu berjalan salambil berpelukan.

Pagi ini Lian pergi ke kampus menggunakan motorku. Dia akan mengurus pendaftaran kuliah sedangkan aku akan sibuk seharian ini, banyak jadwal meeting dan aku harus menemani Liasa mencari kain untuk produksi masal kami.

Sore hari lebih tepatnya petang aku baru pulang, Lian sudah menyiapkan makan malam, aku langsung mandi dan mengganti baju dengan baju santai.

"Gimana... udah selesai urusan daftar mendaftarnya? Aku bertanya pada Lian

"Udah... Ica juga kuliah disitu ternyata" Lian bercerita tanpa ku tanya.

"Ica siapa?" Aku sungguh tidak tau

"Cewek yang di resepsi Ayuk Jana dan Abang dulu itu" Lian menjawab dengan menunduk sambil sesekali melirikku.

"Ah.... aku ingat sekarang, yang narik-narik tanganmu kayak film india itu kan.." Aku menjawab sambil mencibir sewot.

"Hahahaha..." Lian tertawa melihat reaksiku.

"Tuh kan... Cemburu..." Dia melanjutkan sambil mencubit pipiku.

"Haish..." Aku menepisnya

"Ngomellah silahkan... aku dengerin" Dia menggodaku.

"Seneng ha... ketemu mantan yang sudah berpisah sekian tahun" Aku nyerocos emosi.

"Emmm... nggak juga...Ta.." dia belum selesai bicara

"Jangan-jangan kamu kesini sengaja biar ketemu dia ya..." Aku langsung menyambar, karena tiba-tiba curiga.

"Hmmmm... kamu mau aku jawab apa?" dia bertanya dengan tenang sambil memegang tanganku.

"Ceritain ceritamu sama dia. Sebenernya aku nggak mau tau, karena aku pikir dia nggak disini, tapi waktu tau kamu satu kampus dan ketemu dihari pertama kamu kekampus, aku jadi ingin tau, karena aku nggak mau nantinya cuma menerka-nerka" aku menjelaskan denga n panjang lebar.

"Oke..." Lian mulai bercerita

"Jadi... kami pacaran lumayan lama sekitar satu tahun dikelas tiga SMA, terus dia pergi ke pulau jawa, aku nggak tau waktu itu, aku kira ya mungkin Jakarta atau Bandung karena dia nggak pernah cerita, dia langsung menghindar dan sangat jarang membalas pesanku. Tiga bulan dia kuliah dia memgirim pesan kalau dia ingin mengakhiri hubungannya, waktu itu aku cuma berfikir mungkin dia malu karena aku nggak kuliah, tapi beberapa bulan kemudian aku liat dia upload foto di sosmed dia foto mesra banget sama cowok, fotonya gini" Lian memperagakan padaku sambil menempelkan pipinya pada pipiku. Aku diam saja mendengarnya karena dia cerita dengan santai seperti bukan apa-apa.

"Baiklah..., Trus kenapa dia sekarang ndeketin kamu lagi?" Aku penasaran

" Aku juga nggak tau, kira-kira setahun yang lalu dia menghubungiku setelah aku meng-upload foto disosmed"

"Foto apa?" Aku mengintrogasi. Dia membuka HP nya lalu menunjukan foto disosmednya. Foto dikantor dia seperti sedang memimpin rapat dengan gaya yang profesional, memakai kemeja warna biru dongker membawa kertas ditangan kiri dan tangan kanan terbuka seperti sedang menjelaskan sesuatu. Dengan caption "Syukuranlah diterima presentasi ku"

"Kamu emang keliatan kayak meyakinkan" Aku manggut-manggut sambil memegang janggut. Lian melingkarkan tangannya dileherku dan menarikku.

"Maksudnya aku biasanya nggak meyakinkan gitu" Sambil tertawa dia memitingku.

Aku menggelitiki pinggangnya agar melepaskan aku, kami bergelut dilantai sampi dia menabrak meja dengan keras.

"Arrrg..." Dia meringis mengelus-elus sikunya, aku refleks meniup sikunya. Dia mengelus kepalaku dan mengecupnya.

"Aku melotot kearahnya" Aku memang yang minta dia menceritakan kisahnya, tapi aku jadi sedikit kesal entah kenapa, mungkin aku takut Lian akan kemabali kepada mantan pacarnya itu.

Aku beranjak, membereskan piring bekas makan malam kami dan mencucinya. Lian menghampiriku dan membantuku, aku mencuci sambil diam saja, Lian berkali-kali menengok kemukaku. Berlahan dia berjalan kearah belakangku dan memelukku pelan.

"Aku nggak akan janji muluk-muluk sama kamu, aku juga nggak berharap kamu cinta sama aku selamanya, tapi yang aku rasain ke kamu sekarang tulus Hil" Aku tertegun, Aku juga parnah ada kisah dengan Rizal, meski Rizal masih sering ngejar-ngejar aku, tapi aku nggak bisa suka lagi sama Rizal, mungkin itu yang dia rasakan sekarang. Aku berbalik dan membalas pelukannya. Aku menepuk bahunya. Dia berlahan berbisik ketelingaku.

"Kamu sengaja ngelap tangan dibajuku ya.." Aku memukul punggungnya pelan. Aku pergi kekamar kesal. Dia tertawa dan melanjutkan membereskan meja.

Aku keluar membawa laptop, ada banyak pekerjaan yang mesti aku kerjakan malam ini, karena besok aku berjanji akan mengantar Lian mencari kost dan berkeliling kota. Lian berbaring didekarku sambil menyalan TV. Tidak berapa lama dia tertidur dan terdengar demgkuran halus.

"Belum tidur.." Lian terbangun aku masih sibuk mengetik.

"Dikit lagi" Aku menjawab sambil terus mengetik. Dia berdiri mengambil air dari kulkas. Meneguknya. Duduk disebelahku dan memyenderkan kepala dibahuku.

Aku selesai dan menutup laptop, menyingkirkan kepalanya dan berdiri, tapi dia menarik tanganku tiba-tiba dan aku sudah berbaring di lengannya. Dia mendekapku.

"Tidur disini aja" Dia berbisik sambil menyingkirkan anak rambut dari wajahku.

Aku mengangguk "Oke", dia berdiri dan menyingkirkan meja lalu mematikan lampu. Dia kembali berbaring, melentangkan tangan agar aku berbantakan bahunya, mengecup jidatku. Jantungya berdebar kencang hingga aku terdengar. Aku tertawa kecil sambil melihat kewajahnya. Kukecup pelan bibirnya.