webnovel

Pulau Ajaib

----TAMAT---- Aquila Octavi, Putri Mahkota dari Kerajaan Gisma dijodohkan dengan seorang pendatang di Kerajaannya. Akibat penolakan darinya, istana menjadi dalam keadaan genting. Inti batu itu dicuri oleh seorang penyihir. Namun, ada juga sisi baiknya dari kejadian itu. Karenanya, ia dapat menemukan sahabat yang sudah lama menghilang tanpa kabar. Ia juga bisa mengenal seorang pria yang kelak menjadi suaminya. Jangan lupa rate, vote, dan comment ya! . Baca juga novel author lainnya dengan judul "Kisah SMA"

AisyDelia · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
38 Chs

Pesta Penyambutan (4)

Aquila baru sadar bahwa ia tidak bersama Augusta dan adik-adiknya. Baru ia mengkhawatirkan itu, mereka sudah berada di hadapannya sambil menunjukkan senyum nakalnya, kecuali Augusta yang masih asik dengan bukunya.

Aquila dengan bingung bertanya, "Kalian kok bisa di sini? Kenapa juga kalian senyum-senyum?"

"Kakak ketemu sama Kak Peter, kan?" tanya Lucia.

"I-Iya, gak sengaja ketemu. Sejak kapan kamu manggil dia 'Kak'?" wajah Aquila kembali memanas karena malu.

"Sejak sekarang. Kak Peter kan nanti jadi kakak ipar kita." jawab Lucia bermaksud menggoda Aquila. Yang lainnya mengangguk setuju.

"Kalian!" Aquila berteriak dan hendak menjewer telinga keempat adiknya. Namun, mereka lebih dulu berlari menghindar ke dalam. Aquila pun mengejar mereka berempat, barang bawaannya ditinggal di depan istana.

Augusta yang sadar semuanya sudah pergi, juga ikut pergi dari sana. Ia tidak begitu tertarik dengan hal 'percintaan'. Aquila terus mengejar adik-adiknya yang berlari sambil meneriakkan "Kak Aquila dan Kak Peter" berulang-ulang sehingga membuat kegaduhan di ruangan itu.

"Ada apa ini?" tanya Raja dengan nada tinggi, mengalahkan teriakan empat orang sekaligus. Mereka sejenak berhenti tak bergerak, menatap Ayahnya.

"Mereka terus mengejekku, yah." kata Aquila kesal sambil menunjuk ke arah empat adiknya berdiri.

"Jangan kekanakan lagi, Aquila! Tidak usah kamu tanggapi mereka. Jangan membuat keributan lagi! Bersiap-siaplah! Sebentar lagi akan malam." tegas Ayahnya.

Tanpa perlu berkata-kata lagi, mereka langsung menurut, menghentikan perkelahian mereka. Namun, saat sudah cukup menjauh dari Ayahnya, empat saudari itu kembali menggoda kakaknya dengan bisikan, lalu lari cepat menuju kamar mereka masing-masing. Aquila yang mendengar itu hendak mengejar kembali, tapi mereka sudah terlalu jauh sehingga niat itu diurungkannya. Ia memutuskan untuk menuju kamarnya dan bersiap-siap.

***

Malam telah tiba, matahari sudah tenggelam sejak sejam yang lalu. Para tamu sudah berdatangan dan langsung memenuhi aula istana. Seperti malam sebelumnya, seluruh anggota kerajaan sudah berdiri di bagian depan aula menunggu tamu memasuki aula.

Tidak berbeda jauh seperti sebelumnya, Raja mengawali pesta dengan acara dansa. Musik klasik yang berbeda dengan malam sebelumnya diputar, menghasilkan irama yang menenangkan. Musik yang sesuai untuk berdansa. Saat musik sudah dimulai, semua tamu mulai mengambil posisi dan berdansa dengan riang gembira menikmati alunan musik klasikal itu sambil bercakap-cakap.

"Ayah, aku akan mencari Zack. Aku ingin berdansa dengannya." Camilla meminta izin pada Ayahnya.

"Zack?" tanya bingung Raja.

"Oh, dia pria yang kemarin berdansa denganku, yah! Boleh, ya?" pinta Camilla.

"Tentu saja, Camilla. Jika kalian sudah selesai, bawa dia menemui Ayah," kata Raja bahagia. Camilla mengangguk, lalu pergi mencari Zack. "Kalian tidak ingin berdansa dengan pria pilihan kalian kemarin?" tanya Raja pada putri yang lainnya.

"Nanti saja, yah." jawab Aquila dan yang lainnya hanya mengangguk, setuju dengan perkataan Aquila. Raja tidak bertanya apa-apa lagi, membiarkan keheningan terus berlanjut.

"Kalian tidak ingin memberi tahu kami sesuatu?" tanya Ratu penuh harap menatap 5 putri yang tersisa.

"Memberi tahu apa, bu?" tanya Aelia, menoleh ke Ibunya, begitu juga dengan yang lainnya.

"Ayah dan Ibu kan tidak tahu nama pria pilihan kalian kemarin dan alasan kalian memilihnya. Hanya Aquila yang kami tahu," jawab Ratu, "jadi, Aelia, siapa namanya?"

"Namanya Robert, bu. Tidak ada alasan khusus, bu. Aku menyukai wajah tampannya saja." jawab Aelia santai.

"Pria pilihanku namanya Romeo, bu. Dia bilang Robert adalah sepupunya. Tidak ada alasan, dia yang berada paling depan. Ibu tahu, dia bisa membedakanku dan Aelia." jawab Aurelia semangat.

"Bagaimana mungkin dia bisa? Ayah dan Ibu saja terkadang keliru." kata Aelia tak percaya.

"Dia melihat belahan rambut kita." bisik Aurelia pada Aelia. Ia sengaja melakukannya agar rahasia yang membedakan mereka tidak tersebar. Aelia mengangguk paham.

"Kenapa kalian justru berbisik-bisik? Sudahlah, lupakan! Lucia?" kata Ratu.

"Namanya Theo, bu. Aku kira dia orang yang pintar." jawab Lucia.

"Apakah dia benar benar pintar? Kau tidak mengiranya pintar karena kacamata yang dipakainya, kan?" tanya Aelia penuh selidik.

"Kurasa kacamata itu bisa dijadikan acuan, tapi aku tidak tahu dia pintar atau tidak. Aku tidak banyak bicara dengannya."

"Augusta, bagaimana denganmu?"

"Dia Diego. Aku memilihnya karena ketegasan yang dimilikinya." jawab singkat Augusta.

"Kau benar, Augusta. Dia adalah pemuda yang tegas. Rencananya, aku akan menjodohkannya dengan Aquila, tapi urung. Lagipula, sudah ada Peter yang menggantikan pemuda itu." kata Raja penuh wibawa.

"Ayah, aku akan pergi berdansa." kata Aquila cepat. Belum sempat Raja berkata apa-apa, ia sudah berjalan cepat menuju lantai dansa. Di sana, terlihat Peter sedang berdiri menunggu Aquila.

"Kak Aquila bersemangat sekali. Aku sudah jarang melihat Kak Aquila antusias seperti itu." gumam Lucia.

Belum lama Aquila pergi, Camilla sudah kembali bersama Zack di sebelahnya. Mereka sudah selesai berdansa dan Camilla menepati perkataannya.

"Ayah, ini Zack." Camilla memperkenalkan Zack kepada Ayahnya.

"Hormat saya, Yang Mulia! Hormat saya, Yang Mulia Ratu! Hormat saya, Tuan Putri!" kata Zack dengan wibawa sambil membungkukkan badannya rendah.

"Kemarilah, Zack!" pinta Raja. Zack patuh dan mendekat ke arah Raja.

"Ada apa, Yang Mulia?" tanya Zack sopan.

"Apa kau bersungguh-sungguh dengan putriku?" bisik Raja sehingga hanya mereka berdua saja yang mengetahui percakapan itu.

"Tentu, Yang Mulia!" balasnya dengan berbisik juga. Keseriusan terlihat di wajahnya.

"Baiklah, aku merestui kalian berdua. Katakanlah padaku waktunya! Setelah tiga kakaknya menikah, kalian juga akan menikah secepatnya." Raja memberi tahu.

"Terima kasih, Yang Mulia." Raja mengangguk dan mempersilakan Zack kembali ke tempatnya.

"Ada apa, Zack?" tanya Camilla khawatir.

"Yang Mulia Raja merestui hubungan kita, Tuan Putri." bisiknya. Mata Camilla langsung melebar, tanpa sengaja air matanya melesat keluar dari persembunyiannya. Zack segera mengusap air mata Camilla dan menenangkannya.

***

Acara kedua pun akhirnya akan dimulai. Ada 6 peserta yang ingin mengikuti lomba praktik sihir, salah satunya adalah Augusta. Pertama-tama, mereka diberikan pengarahan. Mereka harus menghiasi taman dengan luas tertentu, taman yang paling indah akan menjadi pemenangnya. Tak perlu berlama-lama, lomba itu segera dimulai. Peserta hanya diberi waktu selama 1 jam penuh untuk menghias taman dengan luas 5 m x 5 m.

Waktu berlalu cepat, taman yang awalnya hanya tanah kosong yang dibatasi pagar-pagar mulai menjadi lebih hijau dengan tanaman di sekelilingnya. Waktu 1 jam sebentar lagi akan habis. Dan, tepat saat waktu habis, semua peserta segera berhenti. Mereka menatap sekeliling taman yang telah mereka hiasi.

Selama 10 menit, Raja dan Ratu memberikan nilai untuk 6 peserta dan sudah saatnya untuk memberitahukan pemenangnya.

"Pemenang dari perlombaan praktik sihir adalah... Augusta..." kata Raja dengan lantang yang disambut tepukan tangan yang meriah.

Augusta terlihat menegakkan badan, menerima tepukan tangan itu dengan bangga. Ia yakin bahwa dirinya akan menang.

"Selamat Augusta! Dengan ini, kamu telah membuktikan bahwa kamu adalah seorang ahli sihir yang hebat. Maka dari itu, sejak saat ini kamu adalah seorang Putri dari Kerajaan Gisma." kata Raja lagi dengan lantang. Mulai saat ini, Augusta telah menjadi Putri Kerajaan Gisma secara resmi.

Tepukan semakin meriah dari sebelumnya. Lalu, seperti malam sebelumnya, pesta akan diakhiri dengan jamuan makan di dalam aula.

***

"Aquila, kemarilah!" kata Raja setelah pesta selesai.

"Ada apa, yah?"

"Besok adalah hari terakhir pesta penyambutan. Bawa Peter menemui Ayah saat pesta besok malam! Ayah ingin berbicara dengannya." tegas Raja.

"Ayah akan bicara apa dengannya?" tanya Aquila dengan tatapan menyelidik.

"Besok kamu akan tahu dari Peter. Sekarang, kembalilah ke kamarmu!" kata Raja tegas.

Aquila diam sejenak di tempat sambil terus memandang mata Ayahnya yang juga menatap dirinya. Setelah tidak ada apa-apa lagi, Aquila pun balik kanan dan menuju tujuan awalnya, yaitu kamarnya.

.

.

.

Hai, Readers!

Setelah novel ini tamat, akan diadakan QnA yang akan menjawab semua pertanyaan kalian.

Jadi, silakan kirimkan pertanyaan kalian di kolom komentar mulai dari sekarang!

Nantikan juga novel lainnya dengan judul "Kisah SMA" yang akan segera up di Webnovel!

Jaga kesehatan selalu, ya!✌