webnovel

Pulau Ajaib

----TAMAT---- Aquila Octavi, Putri Mahkota dari Kerajaan Gisma dijodohkan dengan seorang pendatang di Kerajaannya. Akibat penolakan darinya, istana menjadi dalam keadaan genting. Inti batu itu dicuri oleh seorang penyihir. Namun, ada juga sisi baiknya dari kejadian itu. Karenanya, ia dapat menemukan sahabat yang sudah lama menghilang tanpa kabar. Ia juga bisa mengenal seorang pria yang kelak menjadi suaminya. Jangan lupa rate, vote, dan comment ya! . Baca juga novel author lainnya dengan judul "Kisah SMA"

AisyDelia · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
38 Chs

Menuju Kehancuran

Keesokan harinya di kerajaan, anggota kerajaan mulai menyadari bahwa Aquila tidak ada. Orang pertama yang menyadarinya adalah Lucia, putri bungsu kerajaan. Lucia menyadarinya karena ia tidak dapat menemukan kakaknya setelah menolak permintaannya. Ia mengkhawatirkan kakaknya akan melakukan hal nekat. Yang Mulia Ratu juga merasakan firasat buruk. Beliau menjadi gelisah tanpa sebab. Ia merasakan seperti akan terjadi hal buruk pada seseorang. Namun, ia selalu meyakinkan dirinya bahwa itu terjadi karena ia hanya khawatir tentang permasalahan kerajaan. Walau dia yakin bukan itu penyebabnya. Lalu, saat putrinya Lucia menghampirinya di kamar dan bertanya tentang keberadaan Aquila. Beliau langsung merasa takut firasat buruknya akan terjadi. Ia berusaha menenangkan dirinya sendiri. Namun, firasatnya harus terbukti. Aquila pergi tanpa kabar. Apalagi setelah ia tahu bahwa Aquila pernah mengajak Lucia untuk mencari tempat Cornelia itu berada. Kaki Ratu Herminia seketika lemas membuatnya ambruk ke lantai. Matanya mulai berkaca kaca hendak menangis. Lucia hanya bisa berdiam diri melihat Ibunya mulai menangis. Ia menyesal menolak ajakan kakaknya. Satu satunya cara adalah dengan menemukan istana Cornelia.

"Ibu, kita harus pergi mencari kakak. Ayo, kita cari istana perempuan jahat itu!" ajak Lucia dengan nada kesal. Hatinya yang awalnya sedih menjadi penuh dengan kekesalan. "Aku akan mencari Ayah dan kakakku yang lain." sambung Lucia tanpa peduli bahwa Ibunya sedang menangis karena hatinya sudah sangat kesal. Ia langsung pergi mencari Ayahnya dan kakak kakaknya yang lain. Lucia membawa mereka ke kamar Ibu dan menceritakan tentang Aquila. Ibu Lucia masih menangis memikirkan putrinya. Sementara, yang lain merasa kesal. Mau tidak mau, mereka harus mencari Aquila. Sang Raja mengajak prajurit terkuatnya dan 3 orang putrinya, yaitu Aelia, Aurelia, dan Lucia. Sementara, Camilla dan Ratu Herminia tetap di istana untuk menjaga istana.

Singkat cerita, mereka berhasil menemukan istana Cornelia. Mereka menyusup masuk dengan diam diam. Namun, hal itu tetap saja diketahui oleh Cornelia. Bahkan ia tau siapa saja yang sedang memasuki istananya. Ia semakin bersemangat untuk menjadikan mereka semua boneka. Apalagi, jika Rajanya sendiri yang menghancurkan kerajaannya sendiri.

"Aquila, Ayah dan saudari saudarimu datang kemari untuk menyelamatkanmu. Tapi, akan kupastikan mereka menjadi bonekaku terlebih dahulu baru menyelamatkanmu..... atau membunuhmu?" ucap Cornelia tepat di telinga Aquila. Aquila tentu saja marah mendengar hal itu. "Ingat, jika kau membentakku, kau akan langsung kujadikan bonekaku. Jadi, jangan macam macam denganku. Kau beruntung masih belum kujadikan boneka seperti mereka." ingat Cornelia pada Aquila. Padahal Aquila baru saja ingin membentak Cornelia. Namun, hal itu diurungkannya setelah mendengar peringatan wanita keji itu.

"Ayah, pergi dari sini! Kalian bisa dijadikan boneka olehnya." teriak Aquila agar Ayah dan yang lainnya mendengar hal itu.

"Beraninya kau! Kau akan jadi bonekaku sekarang!" Cornelia sudah tidak bisa menahan dirinya. Namun, belum sempat ia membuat Aquila menjadi bonekanya. Ayahnya datang.

"Berhenti! Lepaskan putriku!" gertak Raja bersamaan dengan ia menghunus pedangnya.

"Aku memberimu kesempatan untuk melepasnya sendiri." ucap Cornelia dengan senyuman jahat.

"Prajurit, lepaskan putriku!" Sang Raja memberi intruksinya pada prajuritnya.

"Ayaaahh... Toloooong!" teriak salah satu putrinya yang berhasil ditangkap oleh Peter, boneka keduanya.

"Aaaaaaahh....." disusul teriakan putri kembarnya yang ditangkap oleh suami Cornelia, Felix.

"Hei, Raja! Ke mana matamu? Lihat prajuritmu ini. Sudah menjadi sampah."

"Cornelia! Kurang ajar kau! Aku akan membunuhmu." teriak Raja sambil berlari mengarahkan pedangnya ke arah wanita licik itu.

"Dengan senang hati aku akan melihatnya." balasnya dengan tenang, ia yakin bahwa Raja tidak akan bisa membunuhnya dengan mudah. Seperti dugaannya, Raja gagal menusuk jantung Cornelia. Justru, pedang Sang Raja terpental jauh ke sudut. Karena pikiran dan hatinya sudah dipenuhi amarah, ia tetap menyerang Cornelia dengan tangan kosong. Padahal, ia bisa saja terbunuh karena melakukan hal bodoh itu. Dan tentu saja pukulan itu gagal, hingga Cornelia berhasil menguasai Sang Raja dengan sihirnya sehingga Raja tak dapat bergerak. Ia hanya bisa mengedipkan mata, berbicara, dan bernapas. Namun, napasnya tersengkal sengkal.

"Aquila, lihatlah Ayahmu yang bodoh ini. Untung saja ia bodoh, dengan begitu ia akan dengan mudah menjadi bonekaku. Sebelum itu, Felix, Peter, bawa 3 wanita cantik itu kemari. Mereka tidak boleh melewatkan perubahan Ayahnya."

"Cornelia, kau memang busuk." kata Aquila marah dengan keadaan terikat rantai.

"Tidak perlu marah, sayang. Kau juga akan sama dengan Ayahmu nanti. Setelah ini, kau akan kuperhatikan juga." ucap Cornelia dengan lemah lembut.

"Lu-Lucia, jalan-kan renca-nanya!" kata Raja terbata bata karena merasa dirinya kesulitan bernapas. Tanpa basa basi, Lucia langsung menendang alat vital Peter hingga ia kesakitan dan tak dapat bergerak. Cornelia tidak bisa menghentikan Lucia karena ia harus fokus dengan Sang Raja sampai ia berhasil mengubah Raja menjadi bonekanya. Sementara itu, Felix tidak juga bisa menghentikannya karena ia harus menahan 2 orang. Karena Lucia berhasil bergerak bebas, ia segera mengambil pedang Ayahnya di sudut dan memotong rantai yang mengikat Aquila. Rantai itu pun terputus dengan mudah sehingga Aquila terlepas dari ikatan. Setelah itu, Aelia dan Aurelia ikut menendang alat vital Felix. Mereka pun berhasil melumpuhkan 2 orang itu. Hanya tersisa Cornelia yang tengah fokus menaruh sihirnya ke dalam diri Sang Raja. Ia mempercepat ritual itu agar tidak gagal.

"Saudariku, cepat, kita harus menyerang Cornelia sebelum ia berhasil mengubah Ayah menjadi boneka." perintah Aquila pada adik adiknya.

"Tapi, bagaimana caranya, kak?" tanya Aelia sedikit panik.

"Ganggu konsentrasinya dengan cara apa pun!" seru Aquila.

Mereka pun langsung mengganggu konsentrasi Cornelia dengan berbagai cara. Akhirnya, ritual itu pun berhasil digagalkan. Cornelia pun merasa teramat marah. Ia menyerang dengan membabi buta. Namun, semua serangannya meleset. Dan, ia sudah tak punya tenaga lagi untuk menyerang. Sedangkan, Sang Raja masih memiliki separuh kesadarannya untuk membantu putri putrinya. Dengan sisa kesadaran itu, Raja menyerahkan seluruh kekuatannya kepada putri sulungnya. Ia memegang kedua tangan Aquila dan menutup mata yang diikuti Aquila, lalu merapal suatu mantra. Proses penyerahan kekuatan pun terjadi dengan ditandai sinar terang yang muncul dari kedua tubuh mereka.

"Itu, Ayah menyerahkan kekuatannya pada Kak Aquila." ucap Lucia pelan. Cornelia yang tak sengaja mendengarnya menjadi panik. Lalu, ia pun berusaha menghentikan hal itu dengan sihirnya. Walaupun, tenaganya masih belum cukup untuk melanjutkan ritual itu atau menyerang mereka. Namun, ia tidak mau sampai penyerahan itu sukses dan Raja berhasil lari. Dengan berat hati, ia harus melanjutkan ritual yang gagal tadi sampai seluruh kekuatannya benar benar habis. Aelia yang menyadari Cornelia bersiap menyerang langsung memberi intruksi untuk mengganggu Cornelia sekali lagi pada adik adiknya. Namun, kali ini dengan strategi.

Lalu, Aelia dan Aurelia diam diam meyergap dengan menahan kedua tangannya. Setelah itu, Lucia berusaha mengambil tongkat sakti miliknya dan dilempar jauh oleh Lucia. Itulah upaya mereka agar tak mengusik kakak dan Ayahnya.

"Eeerrhhh... Dasar nyamuk pengganggu! Minggir kalian!" ucap Cornelia yang merasakan amarah yang memuncak dan tak sengaja mengeluarkan sihir dari tubuhnya yang tentu saja akan mengenai mereka bertiga. Selain itu, kekuatannya juga pulih sedikit karena amarahnya. Mereka bertiga terpental karenanya. Mereka hanya bisa melihat Cornelia melakukan aksinya.