webnovel

Project (-1): From The Underrated - Memory 0 [Indonesia Version]

Menceritakan seorang Kreator yang terjebak di sebuah dunia, yang sebenarnya ia mengenal dunia tersebut. Dunia itu adalah dunia fiksi buatannya, namun dunia itu berantakan karena mengalami korupsi yang membuat memori-memori di dunia tersebut terganggu. Kreator yang baru saja terdampar di dunia tersebut tidak tahu apa yang terjadi, mengapa hal itu bisa terjadi, dan segalanya tentang keberadaan Kreator, begitu pula dengan keberandaan dunia tersebut masih dipertanyakan. Salah satu masalah yang Kreator temui adalah hubungan antara dia sendiri dan karakter-karakter di dunia tersebut. Hingga selang beberapa waktu setelah Kreator tiba di dunia itu, tercipta beberapa kubu yang terutama ada 2 kubu utama yang saling bertentangan karena gangguan memori yang lebih menjadi-jadi, bahkan di antara mereka kehilangan memori mengenai siapa Kreator yang sesungguhnya, menjadikan rumor besar bahwa adanya Kreator yang asli dan yang palsu. Dipercaya kunci masalah di dunia tersebut memang hanyalah dari Kreator, namun solusi-solusi yang ada masih dipertanyakan untuk menuntaskan masalah tersebut. Ada pun kubu ke-3 yang netral, tidak mendukung keduanya namun mereka mengikuti apa yang seharusnya dari bayang-bayang kedua kubu tersebut. Selanjutnya, bagaimana sang kreator akan menyelesaikan masalah pada dunia ciptaannya sendiri? Dalam satu kesadaran terdapat berbagai kesadaran lainnya yang tercipta, membuat berbagai pikiran saling bertentangan satu sama lain. Ini lah cerita tentang satu orang yang harus menghadapi dirinya sendiri. "Dunia fiksi tercipta karena kita tidak bisa menerima realita. Ini bukan soal lemah atau kuatnya kita menerima realita, namun ini soal bagaimana jiwa seseorang bisa hidup nyaman walau di dunia yang sangat menyakitkan ini. Namun… apa jadinya jika dunia fiksi yang kita ciptakan malah menjadi musuh terbesar dan menentang keberadaan kita sendiri?”

Zyon7x · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
12 Chs

Memory 0-5 “Gadis Bulan yang Polos dan Berdosa”

Melihat ke atas, semuanya tertutup oleh dedaunan dan ranting pohon yang lebat. Sedikit cahaya berhasil masuk melewati dedaunan, namun juga hutan tersebut tidak sepenuhnya gelap. Karena pantulan cahaya dari air terjun sungai, tempat ini juga menjadi cukup terang di sekitarnya. Suasana di sini sangat tenang.

Di sisinya, terduduklah seorang gadis dengan rambut berwarna putih keabuan dan mata berwarna merah yang mempesona. Dia duduk di sebelah Kreator, memerhatikan wajah Kreator dengan sangat terang-terangan. Sementara Kreator mencoba untuk tidak memandangnya dan pura-pura melihat ke arah lain.

"Tatap…" Pandang Lilith.

Keringat turun dari wajah Kreator, dia bingung ingin memulai dari mana. Di sisinya, ada karakter yang memang cukup cantik (atau memang hampir semua karakter buatan Kreator didesain sangat cantik)… tapi tetap saja, karakter ini mempunyai salah satu kelebihan, yaitu—tingkat bahaya yang sangat tinggi.

Namun, Lilith di sini sepertinya menjadi karakter yang sangat berbeda dari yang Kreator seharusnya tahu. Di cerita yang telah ditulis, jikalau memorinya tidak hilang sepenuhnya, seharusnya dia akan menjadi seperti itu untuk sekarang. Namun kenyataannya, Kreator masih aman dan tidak tanda-tanda pembunuhan yang akan dilakukan olehnya.

Kreator menghembus nafas. Dia berpikir untuk memulai pembicaraan. Kalau begini terus, tidak akan ada kemajuan. Kreator mengumpulkan keberanian di dalam dirinya, bukan hanya untuk berbicara kepada lawan jenis… namun situasi buruk yang mungkin akan terjadi.

"Jadi… dari mana aku harus mulai?" Gunam Kreator.

Lilith memiringkan kepala saat Kreator bergunam seperti itu.

"Um… tadi Kreator menyebutku dengan nama… Esmeray Lilith, sang Bulan Kegelapan (Dark Moon). Mungkin bisa mulai dari situ…? Aku yakin, pasti ada suatu arti di dalam nama tersebut."

"Ah, benar juga. Nama Esmeray Lilith… sebenarnya, nama Lilith yang diberikan oleh Azazel adalah nama aslimu. Mungkin, Azazel waktu itu masih mempunyai memori tentangmu. Jadi ya, sangat kebetulan sekali Azazel memberi nama itu. Lilith, nama yang diambil dari sebuah referensi agama… istri Manusia pertama yang tidak pernah diceritakan kebenarannya."

"Manusia pertama… kalau tidak salah, namanya adalah Adam, kan…?"

"Benar… tunggu, bagaimana kamu mengetahui nama itu?"

Kreator sedikit berhenti untuk berekspresi ketika dia ingat nama itu, dia sedikit menelan ludah saat itu.

"Um… entahlah… tapi, kalau dirasa sepertinya… aku pernah bertemu orang ini. Ah, mungkin memang pernah, hanya aku saja yang kehilangan memori tentangnya, haha…" Lilith tersenyum optimis, sepertinya dia tidak berpikir negatif sedikit pun.

"Begitu kah… nyatanya, Adam di dalam cerita ada kaitannya denganku, tapi… walau nama itu ada di dalam ceritaku, Adam bukanlah OC-ku… atau mungkin setidaknya masih belum."

"Ouh… ah, kalau begitu, bagaimana hubungan aku dengan Adam? Jika orang itu memang berhubungan denganku, walaupun tadi bukanlah OC Kreator atau… apa pun itu? Pasti di cerita setidaknya diceritakan tentang hubunganku, kan?" Lilith menanyakan itu dengan ketertarikan di dalam matanya.

Lilith memandang Kreator dengan sangat dekatnya. Sementara, Kreator jantungnya hampir copot. Siapa pun yang mengetahui mitologi dibalik nama Lilith dan juga hubungannya dengan Adam sudah mengetahui hubungan mereka berdua seperti apa. Ya ampun, kenapa dia malah nanya tentang mantannya sih!? Itu yang dipikirkan Kreator dengan mata yang hampir kosong.

Namun dia mencoba menyembunyikan ekspresinya itu, dan menjawab sedikit fakta tanpa berbohong dengan membuang sebagian cerita yang cukup menyakitkan untuk diceritakan.

"Hubunganmu dengan Adam… bagaimana yah menceritakannya yah…" Tapi dari perkataan Kreator, sudah jelas ada sesuatu yang tidak beres.

"Apa… hubungan kita tidak baik?" Tanya Lilith dengan wajah polos.

"Ah… bisa dibilang. Tapi… setidaknya, kamu masih memikirkannya kok, setidaknya itu yang aku tulis dalam cerita."

"Begitu yah… kalau begitu, berarti ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita kalau sebelumnya aku masih memikirkannya." Lilith kembali tersenyum kecil dengan optimisnya itu.

Namun, sebenarnya Kreator merasa agak bersalah mendengar itu. Yah… kamu masih memikirkannya—KARENA KAMU MEMBENCINYA‼! Itu lah yang diteriakkan oleh Kreator dalam pikirannya.

Sampai saat ini, cerita yang ditulis tentang Lilith masih belum sepenuhnya selesai juga. Kreator juga masih tidak tahu seberapa jauh memori lengkapnya seperti apa. Kreator memang sudah merencanakan cerita tentang karakter Lilith ini. Namun Kreator masih ragu, apakah dia akan bisa memaafkannya jika memorinya sepenuhnya akan kembali nantinya.

Hanya menunggu waktunya tiba sampai memorinya kembali, satu-satunya jawaban yang akan terungkap nantinya, apa yang akan dia lakukan kepada Kreator. Karena Kreator juga masih ragu, bahwa mungkin saja ada beberapa karakter yang akan membenci penciptanya sendiri… sama saja seperti perasaan saat dia membenci dirinya sendiri. Itu lah perasaan nyata yang dibawa dari dunia nyata, penolakan dan kekecewaan terhadap diri sendiri.

"Selanjutnya… nama dari Esmeray juga mengandung arti dari sebutan yang aku sebutkan tadi…" Ucap Kreator.

"Sebutan… maksudmu Lilith mempunyai arti sang Bulan Kegelapan?" Tanya Lilith sambil memiringkan kepala.

"Yah… kira-kira artinya seperti itu. Nama yang mungkin ada kaitannya dengan gerhana Bulan… aku pikir begitu ketika aku membuat nama tersebut. Lunarian… versi Manusia yang lain… jika Manusia murni tinggal di Bumi, maka Manusia jenis ini… tinggal di Bulan." Kreator menundukan pandangan saat menjelaskan itu.

Sebenarnya, beberapa kata diganti oleh Kreator. Dibalik kata-kata itu, ada sebuah kebenaran yang menyakitkan. Namun di sini, Lilith tersenyum dengan polosnya.

"Jadi, aku adalah jenis Manusia yang tinggal di Bulan yah. Jika dipikir-pikir, dua Manusia yang berbeda akan saling memandang dalam perspektif yang berbeda. Mereka akan melihat Bulan di malam hari, sementara aku, Lunarian, akan melihat Bumi. Keduanya memandang satu sama lain dari kejauhan, melihat keindahan dunia dari arah yang berbeda."

Melihat Lilith yang bisa tersenyum senang dan polos, Kreator merasa sangat senang melihatnya dan ingin terus mempertahan ciptaannya itu. Di saat bersamaan, Kreator menyipitkan matanya, entah sampai kapan senyuman yang ia ciptakan itu akan hancur.

Sedikit demi sedikit, Kreator melanjutkan pembicaraan mereka. Kreator melanjutkan menceritakan tentang Lilith. Tentu saja ada beberapa kata yang dibuat agak tidak menyakitkan, namun itu terasa seperti berbohong kepadanya. Dia tanpa sadar melakukan dosanya lagi kepada ciptaannya… berbohong kepada dirinya sendiri kalau dia akan baik-baik saja, sebenarnya, dia membutuhkan pertolongan.

Kreator menceritakan tentang hubungannya dengan Azazel kepada Lilith. Dia menceritakan bahwa setelah meninggalkan Adam, dia bertemu dengan Azazel dan selalu bersama dengannya. Namun juga, di suatu waktu mereka berdua juga mengalami masalah hebat yang di mana membuat keduanya juga berpisah.

"Aku dan Azazel berpisah… kenapa?" Tanya Lilith dengan ekspresi khawatir.

"Jika Manusia melambangkan Bumi, sebelumnya… Lilith juga seharusnya adalah Manusia. Tapi… sekarang Lilith adalah Lunarian yang melambangkan Bulan. Kamu tahu kenapa?"

"Kenapa…?"

"Tanpa Azazel, kamu tidak akan pernah menjadi Lunarian. Dan tanpa Lilith, Azazel tidak akan pernah menjadi Demon (Iblis) yang melambangkan Matahari dan juga Api Kegelapan di dasar neraka."

"Eh…? Kenapa bisa begitu?"

Kreator sadar kalau raut wajah Lilith menjadi sedih. Namun, kenyataan adalah kenyataan. Dia sedikit demi sedikit memberi tahunya kebenaran tanpa mengubah kata-katanya.

"Azazel… pernah menjadi guru para Malaikat, yang paling rajin menyembah Tuhannya di antara yang lain, bahkan mempunyai banyak nama agung. Dia lah bapak dari para Jin. Tapi… Manusia dan Jin tidak bisa bersatu. Karena kalau mereka bersatu… mereka akan—"

"Mereka akan apa—AAAAH…!?" Lilith secara histeris berteriak terkejut untuk sesaat.

"WHAAA!?" Demikian juga dengan Kreator.

Mereka merasakan gempa besar untuk sesaat. Gempa itu terjadi seketika, seperti ada benturan sangat besar terjadi di dekat mereka. Kreator beranjak berdiri dan menyiapkan Pen Tablet-nya.

"Serangan musuh?" Tanya Kreator yang panik.

Lilith berlutut ke tanah dan menaruh telapak tangannya di tanah. Dengan kemampuannya, dia merasakan adanya sosok yang mendekat.

"A-ah… sepertinya keberadaan monster-monster itu sedang berada di dekat kita. Tapi… sepertinya monster-monster itu tidak mencoba mengejar kita." Jelas Lilith.

"Huh… maksdnya?"

Lilith beranjak berdiri lalu menatap Kreator.

"Ada pertarungan yang sedang terjadi. Tapi, masalahnya… mereka sedang menuju dekat ke arah kita."

"Holy shit…" Gunam Kreator.

Mengingat hal lain juga, hari sudah menjelang sore. Beberapa jam lagi malam akan datang. Sementara Zero semenjak tadi belum kunjung datang. Sepertinya menemukan Azazel membutuhkan waktu yang cukup lama, sampai-sampai ancaman tak diundang datang kepada mereka berdua.

"Sudah sore, Zero belum datang… sepertinya kita harus bertahan di sini. Tapi agar kita aman… kita sebaiknya bersembunyi dulu daripada langsung bertarung."

"B-baiklah… ah! Aku merasakan mereka semakin mendekat!" Lilith pun ikut panik.

"Uh… ah!"

Kreator melihat ke sekitar lalu menemukan tempat bersembunyi.

"Ke sana! Ada semak-semak di dekat air terjun!"

Kreator menarik tangan Lilith segera, Lilith pun juga ikut mengikuti Kreator.

Mereka pun bersembunyi di balik semak-semak yang cukup tebal. Namun Kreator juga agak sedikit khawatir mengenai insting para monster-monster itu. Jika mereka menemukan mereka berdua, habislah mereka berdua harus melawannya.

"Mereka semakin dekat…" Ucap Lilith dengan suara kecil.

"Ah… aku merasakannya. Tanahnya sedikit bergetar."

Di tempat itu, tanah yang dirasakan mereka berdua mulai terasa seperti ada langkah yang terus menghantam keras. Semakin lama, semakin terasa. Monster ini sepertinya cukup ganas dari yang sebelumnya. Langkah kaki itu juga terasa bukan hanya satu, namun banyak. Entah 3, 5 atau bahkan 6 atau lebih—tidak bisa dihitung.

Pohon-pohon di dekat mereka juga mulai begetar. Tak lama kemudian, dalam pandangan mereka mulai muncul sosok yang saling mengejar. Masih tak jelas, namun mereka berdua mencoba memerhatikan itu sambil berhati-hati sekaligus.

"…"

"…"

Dalam jeda beberapa waktu pengejaran, terlihat beberapa anak panah ditembakan. Ada yang berwarna bercahaya biru, ada pun hijau keemasan.

"Anak panah itu…"

Seperti yang Kreator duga, seharusnya Kreator sudah tahu kemampuan seperti itu sebelumnya.

Tak lama kemudian, pertunjukkan pengejaran terlihat di depan mereka. Terlihat sesosok seperti Manusia setengah Serigala tengah dikejar oleh beberapa monster, seperti Type-C dan Type-R. Manusia Serigala itu menembakkan anak panah yang bercahaya biru dari busurnya, beberapa mengenai monster itu. Namun tak kalah kuat, monster itu tetap mengejar Manusia Serigala itu dengan ganas.

"Sialan… lenyaplah kau makhluk keji!" Teriak Manusia Serigala itu sambil menembakkan anak panah.

Dari jauh, Kreator memerhatikan sosok itu.

"Manusia Serigala itu… sudah ku duga."

"…"

Lilith merasa menggigil. Kreator sadar akan hal itu, dan menanyainya dengan suara kecil.

"Lilith… apa kamu tidak apa-apa? Apa kamu takut?"

"Aku… aku…" Lilith merinding ketakutan.

Kreator sedikit bingung. Dia bisa ketakutan melihat monster itu.

"Apa monster itu sangat menakutkan untukmu? Tenanglah… kita akan selamat dari mereka…"

"Tidak… a-aku tidak ketakutan melihat monster-monster itu… tapi—aku takut, saat melihat anak Manusia Serigala itu… entah kenapa… aku merasa bersalah."

"Huh… jangan-jangan—"

Kreator akhirnya sadar. Manusia Serigala itu ada hubungannya dengan Lilith juga. Seketika, dia teringat dengan Serigala yang akan memburu sang Kelinci Bulan. Dan Kelinci Bulan itu tak lain adalah—Lilith.

Tapi sosok itu akhirnya pudar. Monster itu mengejar Manusia Serigala itu. Namun situasi menggemparkan masih terjadi. Masih ada pengejaran lainnya. Masih ada sosok lain yang dikejar.

Dari jauh, sosok itu juga seperti akan melewati rute yang sama seperti dikejarnya Manusia Serigala itu. Sepertinya keduanya memang saling mengikuti satu sama lain dan bertarung di sekitar sini.

Tak lama kemudian, dari balik pohon dan semak-semak, melompatkan seorang gadis bertelinga panjang yang sedang membidik monster tepat di depannya.

Gadis bertelinga panjang itu berhasil menaklukan salah satu monster dari serangan panahnya yang bersinar menembus mulut monster tersebut. Namun, gadis itu juga segera lari dari sana untuk menyusul Manusia Serigala.

Di saat bersamaan, Kreator merasakan ada yang tidak beres pada Lilith, Nafasnya menjadi berat, dan matanya terlihat seperti menyaksikan adanya kebakaran di hatinya. Rasa yang membakar dan sakit ada pada dirinya seketika, matanya terbuka lebar, sambil memeluk dirinya sendiri, menggigil ketakutan.

"HIIIIII—"

Lilith sempat hampir berteriak histeris. Dia takut bukan karena melihat monster, tapi—dia takut melihat seorang gadis bertelinga panjang itu, yang tak lain adalah seorang Elf.

"Lilith…!?" Kreator melihat reaksinya, dan langsung memegang bahunya untuk menyadarkannya.

"Maafkan aku…! Maafkan aku…‼ Maafkan aku…‼! A-aku tidak tahu kenapa aku melakukan hal itu…‼! Aku tidak tau mengapa aku membunuhmu waktu itu…! Maafkan aku…‼!"

Nafasnya sangat berat, dan dia terlihat sangat ketakutan di balik semak-semak. Kreator sangat khawatir kalau mereka akan menyadari keberadaan mereka berdua. Tapi, itu sepertinya mustahil sekarang—karena Lilith sudah terlanjut berteriak histeris dengan air mati yang mengalir.

"MAAFKAN AKU, SHARLA—‼!"

Teriakan yang sangat jelas dari Lilith, semua monster yang melewati rute pengejaran berhenti, ada pun beberapa yang menghiraukannya dan terus mengejar si Manusia Serigala dan gadis Elf.

Turut gadis Elf itu juga mendengar, dan sempat terhenti.

"Huh…?" Dia bingung, kenapa dia bisa mengetahui namanya, dan siapa yang meneriaki namanya, dan dari mana asal suaranya.

"Sharla! Cepat lari dari sana…‼!" Manusia Serigala memanggilnya.

Gadis Elf itu pun hanya mengangguk dan pergi.

"Um, baiklah Wardin."

Gadis Elf itu mencoba untuk membiarkan suara tersebut dan segera melanjutkan pelariannya.

Sementara, Kreator yang sudah mencoba menutupi mulut Lilith sudah mengetahui apa yang akan terjadi selanjut.

"Woe… yang benar saja. Kalian bercanda bukan? Type-A muncul…"

Kreator sangat panik di balik semak-semak, sementara Lilith mulai kembali sadar dan tenang, walaupun masih ada bekas tangisnya.

"Hiks… maafkan aku, Kreator…" Lilith hanya bisa menunjukkan wajah sedihnya kepada Kreator.

Namun Kreator hanya mengusap kepalanya.

"Tidak apa-apa… rasa sakit memanglah rasa sakit, tidak ada yang bisa menahannya. Kamu akan membenciku setelah ini—"

Kreator pun beranjak berdiri dan siap-siap untuk keluar dari semak-semak.

"Eh…?" Sementara Lilith bingung dengan perkataan Kreator yang terakhir, kenapa dia akan membencinya?

Lilith pun bersiap seperti Kreator, sambil mengusap air mata lalu mengambil posisi bersiap menyerang. Yang mereka temui adalah sosok monster baru yang disebut Type-A, satu monster Type-C dan satu Type-R. Masing-masing satu jenis, berarti hanya ada 3. Untungnya, monster-monster yang lainnya masih mengejar kedua karakter tadi… namun masih saja faktanya sangat memberatkan bagi mereka, 3 lawan 2… dan juga Kreator atau pun Lilith masih belum bisa mengukur kemampuan mereka.

Sementara itu—di tempat lain, 40 menit yang lalu.

Zero terbang menelusuri hutan semenjak meninggalkan mereka berdua. Tak lama kemudian, dia merasakan ada keberadaan di sekitarnya. Zero pun berhenti terbang perlahan, lalu berjalan ke tempat keberadaan seseorang berada. Dari balik pohon, dia menemukan sosok yang ia cari.

Pencariannya sebenarnya tidaklah memakan banyak waktu, tapi setelah pertemuan ini—

"Aza…zel…" Zero menatapnya dengan mata terbuka lebar.

Entah kenapa, dia merasakan nostalgia yang sangat dalam sekali melihat sosok tersebut.

Dia membalikkan badannya, dan menatap Zero dengan wajah yang terkejut.

"Ze… ro…"