webnovel

Project (-1): From The Underrated - Memory 0 [Indonesia Version]

Menceritakan seorang Kreator yang terjebak di sebuah dunia, yang sebenarnya ia mengenal dunia tersebut. Dunia itu adalah dunia fiksi buatannya, namun dunia itu berantakan karena mengalami korupsi yang membuat memori-memori di dunia tersebut terganggu. Kreator yang baru saja terdampar di dunia tersebut tidak tahu apa yang terjadi, mengapa hal itu bisa terjadi, dan segalanya tentang keberadaan Kreator, begitu pula dengan keberandaan dunia tersebut masih dipertanyakan. Salah satu masalah yang Kreator temui adalah hubungan antara dia sendiri dan karakter-karakter di dunia tersebut. Hingga selang beberapa waktu setelah Kreator tiba di dunia itu, tercipta beberapa kubu yang terutama ada 2 kubu utama yang saling bertentangan karena gangguan memori yang lebih menjadi-jadi, bahkan di antara mereka kehilangan memori mengenai siapa Kreator yang sesungguhnya, menjadikan rumor besar bahwa adanya Kreator yang asli dan yang palsu. Dipercaya kunci masalah di dunia tersebut memang hanyalah dari Kreator, namun solusi-solusi yang ada masih dipertanyakan untuk menuntaskan masalah tersebut. Ada pun kubu ke-3 yang netral, tidak mendukung keduanya namun mereka mengikuti apa yang seharusnya dari bayang-bayang kedua kubu tersebut. Selanjutnya, bagaimana sang kreator akan menyelesaikan masalah pada dunia ciptaannya sendiri? Dalam satu kesadaran terdapat berbagai kesadaran lainnya yang tercipta, membuat berbagai pikiran saling bertentangan satu sama lain. Ini lah cerita tentang satu orang yang harus menghadapi dirinya sendiri. "Dunia fiksi tercipta karena kita tidak bisa menerima realita. Ini bukan soal lemah atau kuatnya kita menerima realita, namun ini soal bagaimana jiwa seseorang bisa hidup nyaman walau di dunia yang sangat menyakitkan ini. Namun… apa jadinya jika dunia fiksi yang kita ciptakan malah menjadi musuh terbesar dan menentang keberadaan kita sendiri?”

Zyon7x · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
12 Chs

Memory 0-2 “Perasaan dan Emosi yang Hilang”

"Jadi, begitu salah satu kita memperbaiki masalah di dunia ini… mungkin? Dengan mengalahkan para monster pencuri atau—pemakan memori itu, apa lah terserah nyebutnya, lalu kita bawa memori-memori ini ke pemiliknya." Jelas Kreator.

"Yah, seharusnya begitu. Memori ini seharusnya hanya bisa dibaca oleh pemiliknya, karena saat aku menyentuh memori ini aku tidak merasakan apa pun." Jawab Zero.

Kreator dan Zero duduk di bawah pohon tempat sebelumnya setelah mengalah monster sebelumnya. Keduanya memerhatikan gumpalan bola bercahaya—yang disebut pecahan memori oleh Kreator.

"Satu-satunya yang bisa membaca seluruh pecahan memori-memori di dunia ini hanya lah Kreator, selain itu hanya pemiliknya saja yang bisa membaca memori itu. Ini karena Kreator spesial dan membuktikan bahwa Kreator ini yang asli."

"Yep, aku yang menciptakan kalian semua, menulis cerita dan menggambarkan kalian adalah pekerjaanku. Itu sudah sangat jelas kalau aku bisa membaca semua memori-memori di dunia ini, karena pada dasarnya memori-memori tersebut adalah separuh dari memori-memoriku—*dan mungkin juga perasaan yang aku rasakan di dunia nyata…*" Ucap Kreator, di akhir kalimat dia mengecilkan suaranya.

Zero mendengar itu walaupun Kreator sebenarnya tidak ingin mengatakannya secara langsung, namun Kreator sadar kalau Zero—satu-satunya karakter yang spesial, dia bisa sangat peka dalam beberapa waktu tertentu… seperti saat ini.

"Kreator…"

"Ah, kamu mendengarnya yah. Tentang perasaan yang mungkin mereka rasakan secara tidak langsung berasal dari perasaanku di dunia nyata. Mungkin perasaan ini juga ada pada dirimu, Zero."

"Um… aku tidak mengerti apa yang Kreator bicarakan, tapi di saat bersamaan aku juga mengerti apa yang Kreator bicarakan tentang perasaan."

"Ya. Itu adalah perasaan yang aku alami sekarang, terkadang aku bingung dengan perkataan aku sendiri, namun juga aku sangat mengerti perkataan itu. Aku bingung di saat aku mengatakan sesuatu kepada orang yang jelas mungkin mereka tidak akan mengerti, namun aku mengerti juga kalau mereka tidak akan mengerti."

Keheningan menyelimuti sekitar mereka berdua. Pemandangan menjelang siang, tanah fantasi yang seharusnya dia kenal, namun terasa sangat asing karena dia benar-benar menginjak dunia buatannya sendiri.

Pikiran Kreator kosong sejenak, melihat pemandangan yang seharusnya tidak membuatnya terkejut karena dia yang menciptakannya. Perasaan ini seharusnya tidak asing, namun entah mengapa terasa sangat asing... bahkan terasa berbahaya jika dipikir-pikir. Serasa ada yang menolak keberadaannya, walaupun mereka semua—dunia tersebut mengetahui bahwa Kreator lah yang menciptakannya.

"Kamu tahu… rasanya seperti, aku ingin post sesuatu yang lucu di sosial media, namun orang-orang malah bersimpati ketimbang tertawa dengan candaanku. Dan ketika aku ingin memberitahu mereka bahwa aku perlu simpati, kadang mereka malah tertawa. Aku kesal dengan itu, kesal karena telah melakukan itu, dan tidak ingin lagi melakukan itu, aku sadar akan hal itu. Namun entah kenapa… aku selalu melakukan hal yang sama—aku terus melakukan itu walaupun aku sangat mengerti bahwa itu hanya akan melukaiku."

Zero memandang wajah Kreator yang tidak memiliki emosi untuk saat ini. Dia seketika ingat emosi lainnya yang ia pelajari entah dari mana. Emosi, tentang kesedihan dan perasaan yang menghantuinya… kebingungan dan ketakutan.

"Kebingungan, Kreator ingin menjadi kehampaan. Di saat semuanya membuat Kreator bingung akan keadaan, Kreator tidak ingin berada di dunia ini—bukan, tapi tidak pernah ada di dunia ini atau dunia mana pun. Jika merasakan rasa sakit lebih banyak, mungkin tidak merasakan apa-apa semenjak awal akan lebih baik, seperti halnya kehampaan yang awalnya bukan lah apa-apa melainkan hanya kekosongan belaka. Namun juga… Kreator takut jika hilang atau dilupakan oleh semua orang. Aku… sangat mengerti perasaan ini."

Kreator melirik Zero dan tersenyum kecil, lalu beranjak berdiri sambil mengangkat kedua tangannya.

"Benar! Karena pada dasarnya kita sudah diciptakan."

"Bukan begitu cara harapan bekerja, bukan?" Ucap Kreator dan Zero secara bersamaan.

Kreator dan Zero saling menatap dan tertawa kecil.

"Aku yakin jika ada orang lain yang mendengar, mereka tidak akan mengerti perkataan kita. Dan juga Zero…"

"Ya…?" tanya Zero dengan tatapan penasaran.

"Suatu saat, kamu akan tahu apa alasanku menciptakan dirimu… mengapa kamu seperti anak kecil, berkekuatan kehampaan, dan ingin bebas walau di saat bersamaan sangat emosional dan mengerti keadaan." Ucap Kreator yang membuat Zero semakin penasaran.

"Eh… apa? Aku tidak tahu tentang itu. Tunggu, Kreator?" Zero menyusul Kreator yang sudah beranjak berjalan.

Kreator dengan senyuman sinis melangkah tanpa arah tujuan.

"Walau kamu adalah karakter yang sangat dekat denganku, akan selalu ada rahasia antara penciptan dan ciptaannya. Tapi suatu saat, aku akan memberitahumu jika memang sudah seharusnya diceritakan."

"Eh tunggu, Kreator! Aku tidak tahu maksud tentang hal satu ini…"

"Waktu curhat sudah selesai, orang-orang tidak terlalu suka menonton acara dramatis seperti ini. Sekarang kita harus mencari cara bagaimana cara menyelesaikan masalah di dunia ini!"

Mendengar itu, Zero merasa heran kenapa Kreator bisa mengucapkan hal seperti itu. Dia merasa Kreator seperti menghindari topik yang baru saja dibicarakan.

"Kreator, kenapa kamu berkata seperti itu?"

"Ah, kamu tahu, aku mencoba menghancurkan tembok keempat—jika saja aku menulis cerita ini. Mudah-mudahan aku tidak akan lupa semua memori ini setelah aku bangun dari mimpi ini, hahaha!"

"Kreator, joke-mu ampas banget dah, pantes kontenmu sepi di dunia nyata."

"Shuuush! Shut up‼! Jangan memperparah keadaan!"

"Habisnya… emang ampas, gak bohong…"

Zero terus mengkritik candaan Kreator, membuatnya menghela nafas panjang dengan wajah cemberut. Di sisi lain, Zero masih menyadari bahwa Kreator menghindari pembicaraan sebelumnya.

"Hah… ya, ya~ ya sudahlah, aku gak bakal masukin joke itu…" Kreator menepuk kepala Zero dengan wajah datarnya.

"Baguslah Kreator, setidaknya itu mengurangi nilai cringe-mu—"

"*Tapi boong*" gunam kecilnya.

"Heh—?" Zero menatapnya dengan mata terbuka lebar yang mengerikan dan wajah datarnya.

"Jangan menatapku seperti itu… kamu tahu siapa diriku, kan? Kreator yang ampas dan tidak dicintai oleh orang-orang... atau lebih tepatnya orang-orang tidak pernah mengetahui keberadaanku."

Zero kembali dengan ekspresi biasanya dan menghela nafas, mengetahui nasib Kreatornya yang tidak bisa diandalkan.

"Itu lah kenapa karya-karyamu itu tidak pernah dilirik orang-orang… Kreator sendiri yang bersikap seperti itu, bukan kah ucapan adalah do'a? Itu sama saja Kreator mendo'akan diri sendiri menjadi ampas selamanya…"

"Ah ya. Aku sangat bodoh juga rupanya." Ucap Kreator dengan wajah dan suara datarnya.

"…" Zero terdiam sejuta kata, seperti dia ingin mengatakan "Ampun… punya pencipta gini amat" tapi Zero lebih memilih diam daripada menambah acak Kreator.

Mereka akhirnya pun benar-benar pergi dari tempat itu. Tak lupa, entah bagaimana Kreator bisa menyimpan pecahan memori sebelumnya di dalam diri Kreator. Kini mereka berdua sama-sama tidak punya tujuan dan entah harus kemana atau harus bagaimana. Tidak ada informasi tentang hal-hal tersebut, menjadikan mereka buta arah walaupun di sini Zero memiliki kemampuan untuk terbang, dia dengan tenang diam saja mengikuti Kreator pergi.

Melewati banyak tempat, seperti ladang luas dengan bunga-bunga, hutan yang lebat, sungai yang panjang, bahkan tebing yang besarnya sangat luar biasa. Ini adalah pertama kalinya bagi Kreator untuk merasakan pengalaman seperti ini. Tapi ini semua hanya sebagian kecil dari luasnya dunia ini.

Mereka baru hanya menempuh waktu sekitar 1 jam dan sudah menemukan banyak tempat tak terduga. Seharusnya Kreator tahu kalau tempat ini seharusnya tidak seperti ini di dalam cerita yang dia tulis.

"Dunia ini benar-benar menyatu dari berbagai ruang dan waktu… semua series yang aku tulis menyatu dalam 1 cerita." Kreator memandang dunia yang sangat beragam dalam jarak pandangnya.

Kreator tidak pernah mengira dunia ini begitu menakjubkan sekaligus terasa asing dan juga berbahaya. Kreator dan Zero sama sekali belum menemui satu pun karakter lain selain makhluk hidup lalu lalang di sana. Namun anehnya makhluk hidup itu seperti bertingkah aneh… terasa tidak nyata, layaknya hologram dengan efek glitch atau lag.

Zero selama perjalanan menjelaskan tentang makhluk-makhluk hidup tersebut. Mereka hanyalah separuh memori pembantu saja, namun tidak memiliki keberadaan spesial seperti karakter lain, layaknya Zero.

Kreator berpikir kalau Zero memiliki kode karakter khusus, dan karakter lain yang dimaksud Zero juga pastinya memiliki kode yang diciptakan oleh Kreator di dunia nyata. Ada 3 jenis karakter yang dibuat Kreator, yang pertama adalah karakter yang memiliki kode spesial seperti Zero. Siapa pun yang memiliki kode ini dianggap sangat penting oleh Kreator, karena sangat berpengaruh terhadap cerita atau pun dalam alasan lain.

Jenis karakter kedua adalah World Building, karakter yang hanya menjadi pelengkap saja, tidak terlalu berpengaruh dalam cerita. Karakter ini seperti orang-orang di latar belakang atau hewan-hewan yang berkeliaran. Kreator juga sempat bertemu dengan karakter tersebut berbentuk Manusia. Kreator kira itu adalah karakter yang dimaksud Zero, namun nyatanya bukan.

Karakter itu terlihat dari jauh seperti karakter yang Kreator cari, namun saat didekati Kreator hanya mendapatkan sosok karakter dengan wajah kosong dengan efek glitch. Karakter itu pun saat disapa merespon dengan aneh, lalu seperti mengulang waktu karakter itu tidak seperti pernah disana oleh Kreator. Terus dengan efek glitch, dan seketika hilang begitu saja beberapa saat kemudian.

Zero menjelaskan kalau itu sudah biasa. Zero dan karakter-karakter lain menanggapi kalau mereka tidak ada sangkut pautnya mengenai permasalahan di dunia ini. Karakter itu menjadi glitch karena cerita di dunia tersebut kacau akan penyatuan semua series dan tidak berjalan seperti semestinya.

"Karakter-karakter sampingan… Kreator bilang mereka tidak punya kode spesial sepertiku, jadi mereka jadi seperti itu, bukan?" Tanya Zero.

"Ya. Mereka rata-rata tidak digambar wujudnya dan hanya sekedar teks, bahkan banyak di antara mereka tidak memiliki nama. Hanya antagonist yang memiliki nama, tapi percaya lah mereka tidak sepenting karakter sepertimu. Itu lah kenapa mungkin mereka tidak mempunyai wajah atau wajah mereka terhalang oleh semacam efek yang… uh apa yah, kayak efek layar kaca komputer atau TV yang rusak."

"Glitch, itu maksud kreator. Tenang saja, aku tahu tentang itu." Jelas Zero.

"Ouh. Bagus juga kalau kamu sudah tahu. Ku kira memorimu masih berada dalam sekitar era sebelum jaman modern."

"Aku sudah bilang, memori kami menyatu dari berbagai ruang dan waktu, kami mendapatkan memori tentang masa depan dan masa lalu, dan dari berbagai waktu di kehidupan kita… namun memori itu tidak lengkap, lebih tepatnya memori yang sangat penting lebih banyak yang hilang dibandingkan informasi kecil seperti istilah-istilah seperti itu."

"Infromasi yang cukup mengenai karakter sampingan dan memori-memori yang hilang… memori yang penting lebih cenderung hilang dari semua karakter di dunia ini."

Kreator berpikir sambil berjalan, diikuti oleh Zero di belakang. Sekilas, Zero bertanya tentang karakter jenis ketiga yang sempat disebutkan oleh Kreator sebelumnya.

"Ngomong-ngomong Kreator, karakter jenis ketiga itu… apa?"

Kreator berhenti berjalan, lalu berpaling ke arah Zero di belakang. Wajah Kreator menjadi ragu dan bingung, sekaligus teringat sesuatu yang seharusnya ia sadar semenjak awal.

"Karakter jenis ketiga… benar. Mungkin ada sangkut pautnya tentang permasalahan di dunia ini."

Mendengar itu, Zero penasaran dan mendekati Kreator sambil meloncat-loncat.

"Oh? Kreator seperti ingat sesuatu yang penting, jadi apa itu…?"

Kreator menelan ludahnya sendiri, berpikir dan mencoba menejelaskan tentang ketiga jenis karakter tersebut,

"Karakter dengan kode sepertimu, Zero, itu adalah karakter yang hidup dengan kesadaran dari separuh memori milikku."

"Um…"

"Karakter sampingan atau… World Building, mereka bukanlah apa-apa tapi karakter lalu lalang. Karakter yang mendapati prioritas terendah dari jenis karakter lain."

"Ah…"

"Dan yang ketiga… karakter yang bisa hidup di dua—"

"RYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRGGGGGHHHHHHHHH‼‼‼"

"AH!?!?!?" -Kreator dan Zero-

Seketika muncul sesosok monster seperti sebelumnya dari bawah tanah. Mereka berputar seperti yoyo. Tidak seperti mosnter sebelumnya yang memiliki cakar yang besar, yang satu ini memiliki duri besar di punggungnya. Monster ini bisa berputar sangat cepat dengan mengganggam badannya sepeti landak. Cakar tangan dan kakinya tidak sebesar monster tipe sebelumnya, tapi jelas kalau punggungnya sangat tidak bersahabat.

Kreator dan Zero bersiap dalam posisi bertarung… walau Kreator hanya berpose asal, sementara Zero benar-benar mengeluarkan pedang melayangnya seperti sebelumnya.

"Hei, siapa yang memanggil karakter Sonic Bootleg ke sini!? Sonic.exe lebih menyeramkan loh!"

"Aku tidak tahu… tapi sepertinya mereka akan selalu memburu kita dan berusaha mencuri memori kita."

Tapi—bukan hanya itu saja.

"GrrrrrrrrrrrrrrrrrrraaaaaaAAAAARRRRRRRGHHHHHH‼‼" Aungan monster di belakang monster landak.

"Ah? Satu lagi!?" Tanya Kreator yang panik.

"Tidak… ada 2." Jelas Zero.

"GrrrrrrrraaaaaAAAARRRRRRRRRGGGHHHH‼‼" Satu lagi monster muncul di belakang monster landak.

Ada 2 monster berjenis cakar besar sama seperti pertama kali Kreator menghadapinya. Berarti Kreator dan Zero harus menghadapi 3 monster sekaligus, dan salah satunya monster yang jenisnya baru.

Kreator teringat suatu hal ketika melihat bentuk monster-monster itu. Rasanya Kreator merasa familiar dengan wujudnya. Dan ya, dunia ini adalah ciptaannya, berarti apa pun di dalamnya seharusnya Kreator mengetahuinya.

"Ah… jika aku bertanya tentang siapa yang menciptakan monster-monster, itu berarti aku orang yang bodoh. Sudah jelas, aku yang menciptakannya."

"Eh? Jadi monster-monster ini diciptakan olehmu—tapi itu maksud akal sih karena dunia ini diciptakan oleh Kreator… tapi mengapa mereka terus menyerang kita masalahnya?" Tanya Zero.

"Kita mempunyai pertanyaan yang sama Zero. Tapi aku tahu… mosnter-monster ini seharus berbasis dari 26 tipe monster."

Kreator menunjuk ke monster yang cakarnya besar.

"Yang itu, Type-C, sang Clawler (pencakar). Dari namanya, dia mencakar dan… ya, hanya mencakar. Oh ya jangan lupa giginya juga tajam, tapi cakarnya lebih ditakuti." Tunjuk Kreator.

"Lalu yang satunya yang baru?" Tanya Zero.

"Type-R, Roller (gelinding). Yang dia lakukan adalah berputar seperti yoyo, punggungnya tajam seperti landak, itu lah kenapa dia berputar. Kamu tahu… Sonic, Spin Dash." Kreator menunjuk ke monster satunya.

"Typer-R… Roller? Kenapa tidak Type-S untuk Spinner? Sonic melakukan Spin, Roller tidak terdengar cocok." Kritik Zero.

Kreator memajang muka datar.

"Um… itu maksud akal, tapi pada saat itu aku lebih memikirkan itu lebih ke Fidget Spinner, bukan Spin Dash. Dan juga Type-S sudah ada yang menempatinya untuk monster lain." Jelas Kreator dengan waspada dengan 3 monster di depan.

"Jika boleh tahu, Type-S seperti apa dan apa kepanjangan dari S itu—!?" Zero menghindar dari serangan salah satu monster Type-C.

"RRRRRAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRGGGGHHH‼‼‼!" Mengaung sambil menyerang.

"Wah‼!" Kreator juga menghindari dengan cara melompat ke sisi dan tidak menerima serangannya dengan tangan terbuka besar seperti sebelumnya.

Kreator dan Zero mencoba menghindari serangan para monster dengan berlari. Zero di sisi lain mencoba menyerang ketika terbuka celah. Tidak lupa untuk menanyakan tentang monster Type-S sebelumnya.

"Jadi Type-S itu seperti apa... woah!" Menghindar dan menyerang sekaligus menanyai hal sebelumnya saat menghadapi 2 monster.

Zero dikepung oleh salah satu monster Type-C dan Type-R, sementara Kreator sedang dikejar oleh Type-C satunya. Kreator sedikit kewalahan di saat Zero menanyai hal yang seharusnya ditanya bukan saat seperti ini.

"Apakah ini adalah waktu yang tepat untuk membahas hal ini, Zero—WOAH!? Hampir saja…" Kreator menghindari cakar monster dengan menunduk lalu berlari.

Zero pun menanyai Kreator kembali tentang itu, sekaligus mengincar salah satu monster untuk ditaklukan.

"Bukan begitu Kreator, aku ingin mengetahui apa kemampuan monster itu jika suatu keadaan monster itu muncul mendadak."

"Ya ampun, apa kamu berharap monster itu datang sekarang? Baiklah, monster itu bernama Striker… hufff!" Kreator kewalahan berlari dan menghindar dari monster yang mengejarnya.

"Striker…? Jika itu Sky Striker, itu akan membuat kita kewalahan dengan banyak kartu spell di kuburan. Apa kemampuannya? Wuuh—!"

"Ryaaaaaaaaaaargghhh….."

Zero berhasil melukai monster Type-R ketika monster tersebut melompat dari bawah tanah dan meluncur ke Zero, namun Zero menghindari serangan itu dan dengan cepat menebas dada monster itu sehingga monster itu terjatuh kehilangan keseimbangan.

Sementara itu Kreator sudah sangat kehabisan tenaga mencoba menjelaskan kepada Zero.

"Huh…. Hufff… I wanna die… jadi… Stiker… Strike (menyerang), dia… menyerang."

"Hanya itu…? Yang dia lakukan hanya menyerang?" Tanya Zero.

"Aku tidak bisa menjelaskan lebih lanjut, huff… tapi kamu harus liat sendiri cara dia menyerang gimana nantinya… btw, aku pernah memainkan deck Sky Striker." Kreator terus berlari dan menghindari setiap serangan monster Type-C.

"Kreator terlalu banyak main permainan kartu duel. Haa—!" Gunam Zero sambil menghindari serangan monster Type-C satunya.

Zero melawan 2 monster secara bersamaan, namun dia masih cukup bisa mengatasinya semenjak kekuatannya mulai sedikit demi sedikit pulih dari waktu sebelumnya. Sementara, Kreator… yang seharusnya penguasa di dunia ini, yang terkuat, yang menciptakan segalanya, sangat kelelahan dan terengah-engah seperti Manusia biasa pada umumnya.

Tapi beruntungnya Kreator masih belum terkena serangan monster tersebut. Kreator selalu menghindari setiap serangan dengan cara melompat ke sisi lain monster tersebut menyerang. Kreator sedikit mengerti pola serangan monster Type-C, di mana monster itu akan mengambil ancang-ancang lalu berlari ke arahnya dengan mempersiapkan cakarnya yang besar.

Namun sekarang, Kreator sudah mulai kehabisan tenaga untuk berlari dan melompat. Mungkin penghindaran selanjutnya tidak mungkin akan berjalan lancar.

"Haaah…! Berikan aku kesempatan untuk istirahat… mentang-mentang aku tidak mempunyai kekuatan, kamu gak biarin waktu untukku istirahat… aw, kakiku mati rasa…!" Kreator mengolok-olok monster sambil menunjuknya.

"Rgggggggghhhhhhhhhhhhhhh…‼!" Aungan kecil dari monster kepada Kreator.

"Ku rasa itu artinya Bodo Amat." Ucap Kreator yang sudah pasrah.

Monster itu mengambil ancang-ancang lagi, dan siap berlari ke arah Kreator. Kreator melirik ke arah Zero, berusaha meminta bantuan kepadanya.

"Hey Zero… huff, aku butuh backup…‼!"

Zero yang sedang bertarung melawan monster Type-C melirik ke arah suara Kreator. Dia mencoba untuk mendorong jauh monster itu untuk pergi menuju ke Kreator. Dengan ayunan yang kuat, menghantam bilah pedang dan cakar monster tersebut, monster itu terlempar agak jauh namun masih memiliki keseimbangan. Dengan mata tajam, monster itu kembali berlari ke arah Zero.

Sementara itu Zero mengambil kesempatan untuk lari menuju ke arah Kreator, belum sampai itu Zero dihadang oleh monster satunya, Type-R yang muncul di hadapannya dari bawah tanah menghalangi jalan menuju Kreator.

Zero dengan gesit berpikir, dia mengambil langkah untuk teleportasi dan muncul di hadapan Kreator dengan sekejab mata. Lalu Zero menjulurkan tangan dengan telapak terbuka, mengarah ke monster yang mengincar Kreator sebelumnya. Dari tangannya, muncul bola energi hitam dan langsung dilepaskan oleh Zero.

Serangan bola energi hitam itu meluncur dengan kecepatan yang sangat cepat, namun respon monster itu tak kalah cepat, monster tersebut langsung membuat tangannya menyilang melindungi kepalanya. Bola energi hitam itu menghantam tangannya dan terjadi ledakan kecil yang membuat salah satu tangan monster itu terlempar jauh.

"RRRRAAAAAAAAAAAAAAAGGGGGGGGGGGHHHHHHHHH‼‼‼‼‼!"

Monster itu terlihat kesakitan, dan tumbang untuk saat ini, namun sepertinya masih hidup dan mencoba bangkit kembali. Bukan hanya itu, 2 monster lainnya yang ditinggalkan oleh Zero menuju ke Kreator sekarang. Mereka berlari sangat cepat.

Kreator yang mendengar langkah kaki mereka yang sangat kasar, panik dan mencoba memberitahu Zero.

"Uhh… Zero?"

"Aku tahu."

Zero langsung melompat melakukan flip di atas Kreator, langsung menghunuskan bilah pedangnya. Salah satu monster datang lebih cepat, yaitu Type-R. Type-R juga melakukan lompatan dan memutarkan badannya lalu meluncur ke arah Zero.

Zero dengan sigap langsung mengayunkan pedangnya. Benturan terjadi sangat hebat, keduanya saling beradu satu sama lain, membaut percikan api dari pedang dan serangan putaran monster tersebut.

Sementara itu, Zero tidak bisa melakukan apa pun, monster Type-C yang satunya akhirnya tiba, melompat ke sisi lain untuk menghindari Zero dan menemukan titik serang yang terbuka untuk Kreator.

Zero tidak bisa melakukan apa pun karena masih menahan serangan itu, dengan itu Kreator dengan reflek mulai berlari ke arah berlawanan. Namun Kreator sudah sangat lambat pergerakannya karena sudah kehabisan tenaga.

Monster itu mengejar sangat cepat, melewati Zero dan langsung mengincar Kreator. Zero panik dan khawatir.

"Kreator‼!"

Kreator yang berlari menengok ke belakang. Dia sudah mendapati wajah yang sangat luar biasa indah, dengan gigi-gigi tajam dan cakar yang besar sudah ada tepat di belakangnya.

"Oh, shi—"

*BRUUUKK‼!*

"RYAAAaaaaaargggghhh…‼!???" Mengaung kesakitan.

Tepat sebelum cakarnya mengenai Kreator, seseorang menendang kepala monster itu sehingga monster itu terlampar jauh. Sosok itu mendarat di depan Kreator, membelakangi dirinya.

Sosok serba putih dari atas ke bawah, dengan corak garis-garis hitam dan abu. Tidak ada warna lain selain ketiga warna itu. Memakai tudung dan banyak simbol hati di sekujur pakaiannya. Dari postur tubuhnya, dia adalah seorang perempuan remaja. Kreator tidak bisa melihat wajahnya karena dia sedang melihat ke arah lain.

Tak lama kemudian, dia melirik Kreator. Yang Kreator dapati, dia memakai topeng, jadi wajahnya tidak terlihat. Namun rambutnya terlihat sedikit dari tudungnya, berwarna putih. Kreator ingat karakter miliknya yang memiliki kriteria seperti itu, namun juga sedikit berbeda dari yang ia ingat.

"Akhirnya kita bertemu, Lunatic Creator." Salam dari sosok gadis bertopeng.

"Oh hai, Nio—tunggu, Lunatic Creator…?" Kreator menyapa balik, namun sedikit bingung dengan cara dia memanggilnya.

Kreator sedikit berpikir, bahwa karakter yang dia pikir bukan sepenuhnya karakter yang dia temui sekarang. Namun postur dan pakaiannya sangat familiar, walau ada perubahan pada desain pakaiannya dan juga Kreator tidak ingat karakter ini memakai topeng seperti itu.

Namun kembali kepada keadaan, di sini mereka masih menghadapi 3 monster. Yang satu kehilangan tangannya, yang satu terlempar jauh ditendang oleh sosok gadis bertopeng, dan satunya lagi masih bertarung bersama Zero.

Serangan putaran Type-R masih berlanjut, Zero akhirnya mengumpulkan cukup energi dari serangan itu. Semenjak itu, Zero bisa menghisap semua energi yang disentuh olehnya termasuk serangan itu, dan kini Zero dapat melancarkan serangan penuhnya.

Bilah pedang Zero bercahaya hitam dengan sedikit warna biru toska terpancar. Energi kuat melapisi pedangnya, dan Zero menebas langsung dengan kekuatan penuh. Tubuh monster itu hancur terbelah-belah dan jelas tidak akan selamat dari serangan yang ia terima.

"Raarggh—aaaaaggggh….."

1 monster ditaklukan dan menyisakan bola bercahaya seperti sebelumnya. Seharusnya bola itu mengandung suatu memori karakter tertentu.

"1 kalah… Kreator, kamu tidak apa-apa… uh???" Zero langsung berpaling dari monster itu untuk mengetahui kondisi Kreator, namun mendapati sesosok gadis bertopeng yang membuatnya bingung.

Sepertinya Zero mendapati gadis itu menyelamatkan Kreator, dia lega namun di saat bersamaan dia merasa ada yang aneh dari sosok tersebut. Dia merasa belum pernah melihat karakter yang cocok seperti sosok gadis itu. Mungkin pakaiannya mirip karakter tertentu, namun Zero sadar adanya perbedaan dari sosok itu.

Kreator juga sempat berpikiran begitu, dan juga cara dia memanggil Kreator sedikit berbeda. Apa aku pernah meminta karakterku untuk memanggil nama itu? Itu yang dipikirkan Kreator.

Monster Type-C yang kehilangan tangan mulai bangkit dan lari menuju mereka bertiga, tak kalah juga monster yang satunya lagi yang terlempar sudah mulai berlari juga ke arah mereka.

"Umm… Zero, ya? Tolong bantu aku kalahkan monster yang kehilangan tangan itu. Aku akan mengurus yang satunya lagi." Ucap gadis bertopeng.

"Baiklah." Zero langsung menanggapi tanpa bertanya terlebih dahulu dan langsung bersiap menghadang monster yang sedang berlari ke arahnya.

"Dan aku akan… bantu kalian dengan do'a. Yah aku tahu aku tidak berguna." Kreator bergunam, dan duduk diam di tempat karena kelelahan.

Zero yang kekuatannya semakin pulih ditambah sudah menghisap banyak energi dari pertarungan sebelumnya, membilas pedangnya dengan energi berkekuatan astral. Bilah pedangnya bercahaya sekali lagi, lalu Zero berlari ke arah monster tersebut yang siap mengayunkan pedangnya.

Monster tanpa sebelah tangan pun mempersiapkan serangan cakar sebelah tangannya juga, dengan mulut terbuka dan mata tajam. Cakarnya pun bercahaya ungu-merah, menandakan monster itu melancarkan serangan spesialnya.

Zero dengan mudahnya menghindari serangan itu, di samping monster itu sudah sangat lemah sebelumnya kehilangan banyak darah ungunya. Dan Zero pun menebas perut monster itu dan membaginya menjadi 2 bagian. Tubuhnya lenyap dan menyisakan bola pecahan memori.

Kreator menyadari kekuatan Zero yang satu itu, kekuatan yang berwarna biru toska yang keluar dari pedangnya, berkuatan astral.

"Kekuatan Ethereal…" Gunam Kreator

Mendengar itu, Zero melirik ke arah Kreator.

"Ethe…real?" Ucap Zero yang bingung.

"Kamu… tidak tahu kekuatan Ethereal?" Tanya Kreator.

"Tidak… atau lebih tepatnya, lupa. Tapi juga aku merasa familiar."

"Ah ya, amnesia. Tak kusangka kekuatan itu juga bagian dari amnesia dunia ini."

Kreator memasang muka senyum kecut, menyadari penuhnya dunia ini dengan memori yang hilang.

Di sisi lain, gadis bertopeng itu menghajar monster itu dengan tangan kosong dan tendangan saja. Monster itu tak bisa berkutik sedikit pun. Setiap serangan gadis itu menghasilkan suatu gelombang energi putih yang hampir kasat mata. Gelombang energi itu menghancurkan monster itu perlahan-lahan, tubuhnya mulai retak dan rapuh.

Akhirnya gadis itu melancarkan serangan terakhirnya dengan menggunakan tendangan uppercut yang membuat monster itu meluncur ke udara. Lalu monster itu mendarat menghantam tanah dan tubuhnya hancur berkeping-keping menyisakan bola bercahaya.

Suasana hening pun mengelilingi mereka. Gadis itu tidak bergerak semenjak mengalahkan monster terakhir, sementara Kreator dan Zero melihat gadis itu dari jauh, sesekali mereka berdua melirik satu sama lain mempertanyakan tentang gadis bertopeng misterius itu.

Beberapa saat kemudian, gadis itu bergerak dengan pose kemenangan yang imut dengan kedua tangan mengepal di dadanya, kakinya tidak bisa diam dan gemeteran. Seakan dia benar-benar baru saja memenangkan pertarungan pertamanya.

"Huh… a-aku tidak percaya aku mempunyai kekuatan seperti ini. Aku bisa mengalahkan monster ini dengan mudah… ahh… uhh…" Gadis itu panik dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu melihat ke arah Kreator dan Zero yang membuatnya terdiam.

"???" -Kreator dan Zero- saling menatap lalu kembali melihat gadis itu.

Gadis itu membeku sejenak. Dia berpaling ke arah lain, lalu memperbaiki pose tubuhnya. Terdengar juga suara hembusan nafasnya, seakan dia sedang bersiap untuk berbicara dengan seseorang yang penting. Gadis itu pun akhirnya melihat ke arah mereka berdua lalu menghampirinya dengan berjalan anggun.

Kreator sempat berpikir, dia imut. Hanya itu yang bisa dia pikirkan untuk mendeskripsikan sosok tersebut. Suara yang merdu sekaligus imut, postur tubuh yang ramping dengan salah satu pakaian tipenya Kreator, bertudung dan cukup tertutup. Yah, walau kenyataannya banyak sekali karakter buatan Kreator yang imut… jadi ini mungkin salah satu karakter imut di antara karakter imut lainnya.

Sementara Zero hanya memiringkan kepalanya seperti anak kecil. Dia tahu apa yang dia lakukan tadi itu menggemaskan, namun ini adalah Zero. Zero tidak terlalu tertarik dengan apa pun, kecuali Kreator dan beberapa temannya.

"Uhh… hai, Lunatic Creator." Sapa gadis bertopeng itu, sekali lagi.

Sekali lagi, Kreator dibuat aneh dengan panggilan itu. Namun bukan berarti Kreator mencurigainya dalam hal negatif, namun malah tertarik, terlebih dipanggil oleh seorang gadis bersuara sangat bagus.

"Hai juga…" Kreator melihat gadis itu dari bawah ke atas.

Benar-benar ada hal yang berbeda. Kreator pun bertanya.

"Siapa… kamu? Aku yakin, pakaian ini dimiliki oleh karakterku bernama Nio, tapi… desain coraknya berbeda. Lebih banyak simbol hati… dan aku yakin, Nio tidak menggunakan topeng seperti ini."

Gadis itu merespon dengan memiringkan kepalanya, lalu berpose penasaran sambil mengingat-ingat suatu hal sebelumnya.

"Uh... ouh~ jadi karakter itu bernama Nio yah. Aku baru ingat… kalau tidak salah, nama panjangnya Nio Cyberion… dia karakter yang cantik." Gadis itu melihat-lihat pakaiannya sendiri.

Mendengar itu dan melihat tingkah lakunya, Kreator merasa karakter ini benar-benar aneh. Namun juga tak terhindarkan Kreator menanggapi bahwa tingkah lakunya imut. Kreator seperti melihat karakter yang baru saja sama-sama tiba di dunia ini dan melihat dirinya berbeda dari dirinya yang sebenarnya.

Kreator pun mengajukan pertanyaan kepadanya yang di mana dia sedang melihat-lihat dirinya sendiri.

"Um… terima kasih sudah membantu kita. Tapi sungguh, siapa dirimu sebenarnya… apa aku lupa kalau kamu adalah salah satu OC-ku?"

Gadis itu merespon, dan akhirnya sadar dari tingkah lakunya.

"Ah… uh, ya! Sama-sama. Apa…? Aku… um, OC-mu? A-aku… gimana bilangnya yah…"

Gadis itu terlihat kebingungan ketika ditanyai hal itu dan melihat ke arah lain.

"Um… aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan di situasi ini, uhh…" Gunam gadis bertopeng.

Lalu Zero menarik baju Kreator dari belakang. Kreator pun melirik Zero karena itu, dan menunjukkan wajah bingung.

"Topengnya." Ucap Zero.

"Ah, ya."

Kreator seketika mengerti ucapan Zero. Kreator mencoba meraih topeng gadis itu dan melepaskannya dari gadis itu.

"Hei, bolehkah aku membuka opengmu, agar aku bisa mengenalim—"

"Ah! J-jangan…"

Namun secara reflek, gadis itu langsung menghindari tangan Kreator dan sedikit menjauh. Kreator dibuat bingung lagi, tapi dia tidak mencoba untuk melepaskan topengnya lagi.

"Oh, ok…" Ucap Kreator.

Suasana benar-benar canggung sekarang. Zero yang di belakang Kreator pun hanya terdiam melihat mereka berdua dengan wajah datar, membuang waktu.

Akhinya gadis itu merespon dan menjawab pertanyaan Kreator sebelumnya.

"Ah, begini saja! Akan ku perkenalkan diriku. Aku adalah OC-mu, untuk saat ini."

"Untuk… saat ini… WHAT?" Kreator bingung.

"Dan untuk nama… uh… apa yah…? Oh! White Shadow (Bayangan Putih)."

White Shadow, namanya. Sosok yang misterius, bagi Kreator sekarang. OC milik Kreator… untuk saat ini. Kreator bingung dengan hal itu, namun juga ada benarnya. Semua yang ada di dunia ini hanyalah buatan Kreator, jadi tentu saja karakter yang ada di dunia ini berarti OC-nya.

"Aku datang untuk membantumu, mohon kerja samanya." White Shadow memberikan tangannya untuk bersalaman.

Kreator mengedipkan mata beberapa kali, melihat sifatnya yang unik, sopan dan juga imut.

"Ah ya, mohon kerja samanya, White Shadow." Kreator menerima tangannya dan bersamalan.

Dia merasakan tangannya lebih kecil darinya. Dia merasa kelembutan di tangannya walaupun dia mengenakan sarung tangan.

"Hai, aku Zero." Zero pun ikut memperkenalkan dirinya.

"Oh, hai Zero. Jadi kamu karakter yang sering digambar oleh Lunatic Creator. Kamu lucu juga rupanya." White Shadow melambaikan tangan kepada Zero.

"Untuk sebelumnya, terima kasih banyak telah membantu kita. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada Kreator jika kamu tidak datang." Zero membungkukkan badannya.

"Ah… itu tidak apa-apa. Aku juga tidak sadar kalau aku bisa mengalahkan monster-monster itu… kekuatanku cukup kuat ternyata. Dan ah… aku minta maaf." White Shadow menurunkan kepalanya miminta maaf.

Kreator dan Zero bingung mengapa dia meminta maaf, bukannya dia yang membantu mereka sebelumnya dari masalah monster-monster itu.

"Kenapa kamu minta maaf?" Tanya Kreator.

"Aku… sedikit terlambat. Sebenarnya aku sudah mengikuti kalian semenjak pertarungan monster sebelumnya."

"Oh, saat aku terluka dan Zero menyelamatkanku dengan kekuatan yang pulih dariku?"

"Yep, benar!"

"Lalu… jika kamu sudah mengikuti kita dari waktu itu, kenapa kamu tidak membantu kita saat 3 monster sebelumnya menyerang dari awal?" Tanya Zero.

"Umm… ahh… i-ini memalukan…" White Shadow sekali lagi memalingkan wajahnya dari mereka berdua.

Lalu dia pun mengumpulkan keberanian untuk menjelaskan apa yang terjadi.

"S-sebenarnya… aku tersesat. Dan juga… aku terpeleset saat lompat dari atas pohon ke pohon lain, dan karena itu… aku kehilangan jejak kalian. Hehe… uhh… ini memalukan sekali…" White Shadow menutup wajahnya dengan kedua tangannya, walaupun dia sudah memakai topeng.

"Ah… tersesat yah. Tenang saja, kita sudah tersesat semenjak awal. Bahkan aku sebagai pencipta di dunia ini, tidak tahu di mana tempat yang harus aku tuju… dan bahkan aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan di dunia ini, juga aku tidak tahu apa yang terjadi di dunia ini… oh, kamu tidak apa-apa?" Jelas Kreator, lalu dia menyadari ada luka di telapak tangan kiri White Shadow.

Kreator mencoba meraih tangan kiri White Shadow untuk mengeceknya, namun White Shadow menjauhkan tangannya dari genggamannya.

"Ah… ini tidak apa-apa. Ini… luka dari terjatuh dari pohon tadi, ahahaha…"

"Tunggu, percayalah lukamu akan pulih." Kreator masih mencoba meraih tangan White Shadow.

"Huh…?" White Shadow akhirnya membiarkan tangannya diraih oleh Kreator.

"Aku memang tidak punya kekuatan untuk mengobati luka, tapi… dunia ini punya."

Kreator meletakkan tangan White Shadow di atasnya tangannya, membuka telapak tangannya yang terluka karena sayatan akibat terjatuh. Serpihan-serpihan monster yang sebelumnya masih melayang di udara menjadi berwarna putih kebiruan, dan mengobati tangan White Shadow. Lukanya sekejab tertutup namun…

"Kadang dibalik sesuatu yang buruk, ada sebuah kebaikan kecil yang dibawa… setidaknya aku percaya itu." Ucap Kreator.

"Lunatic Creator… uhh…" White Shadow memandang ke arah lain seakan ada sesuatu yang berat untuk dikatakan.

"Ada apa?" Tanya Kreator.

"Hangat… tapi… lukanya memang hilang, secara fisik bisa dibilang… namun, aku tetap masih merasakan sakit."

"Eh…?" -Kreator.

"Huh…? -Zero.

White Shadow melangkah mundur. Dia seperti ingin meninggalkan mereka berdua untuk saat ini. Di saat bersamaan, dia memberitahu sesuatu yang mungkin masih menjadi pertanyaan bagi mereka berdua.

"Melihat keadaanmu seperti ini, aku menjadi merasa sedih. Kamu bahkan bisa terluka di dunia milikmu sendiri. Lunatic Creator… semoga cepat pulih… seiring waktu kamu membaik, maka mungkin… kekuatanmu akan pulih di dunia ini. Dan di saat waktunya tiba, kamu sendiri yang akan menentukan bagaimana akhir dari perjalanan ini." White Shadow semakin melangkah mundur.

"White Shadow… kamu mau kemana?" Tanya Kreator yang bingung.

"Aku… tidak bisa selalu berada di sisimu. Maaf."

White Shadow pun pergi dengan meloncat sangat jauh dari tempat tersebut. Entah bagaimana dia sudah tak terlihat, seperti bayangan yang lenyap di tengah teriknya matahari.

"Ahh…" -Kreator.

"Dia pergi." -Zero.

Kedua saling menatap satu sama lain dan masih kebingungan. Kreator melanjutkan perjalanan sebelumnya, masih tidak tahu arah jalan kemana yang harus ia tuju.

"Oh ya… soal karakter sebelumny—" Kreator berhenti berbicara.

"AAAHHH‼! AKU LUPA‼!" White Shadow kembali entah dari mana.

"Wait… what?" Kreator bingung lagi untuk kesekian kalinya.

"Aku… ahh… huff… ingin memberikan ini."

White Shadow memberikan suatu benda berbentuk seperti nampan kotak yang ramping berwarna putih, dengan area hitam dan beberapa tombol. Tak lupa juga, dia memberikan sebuah pena hitam. Yah, ini adalah satu set Pen Tablet.

Kreator tidak menduga dia akan memberikan ini. Di saat bersamaan… tentu saja kalian sudah menduga, dia bingung. Kenapa harus Pen Tablet? Itu yang dia pikirkan.

"Pen Tablet…? Tapi… kenapa?"

"Ini adalah hadiah agar kamu cepat sembuh. Yah… walaupun kalau di pikir, ini tidak membantu seperti obat, tapi ku harap ini berguna. Dan satu hal lagi… lukaku masih ada, tapi karena tanganmu… itu terasa hangat. Terima kasih."

White Shadow pun melangkah jauh dari mereka berdua seperti tadi dan akan pergi lagi seperti sebelumnya.

"Kalau begitu, Lunatic Creator… hati-hati dalam perjalananmu dan sampai jump… eh?"

Saat White Shadow akan pergi melompat seperti sebelumnya, dia teringat sesuatu yang mungkin cukup penting juga.

"Ada apa?" Tanya Kreator.

"Aku ingin memberitahumu… hampir saja lupa. Saat aku tersesat di hutan dekat tempat awal kalian bertemu dan saat menuju perjalanan ke sini, aku melihat beberapa karakter di sana. Mungkin untuk sekarang, itu lah yang kalian cari."

"Tempat awal…? WHAT!?" Kreator sedikit terkejut mendengar itu.

"Ok, saatnya pergi. Dadah!"

Akhirnya White Shadow pun pergi dari sana dan entah bagaimana hilang tanpa jejak seperti tadi.

"Da.. dah… WOKEH‼!" Kreator ngegas.

"Um… Kreator?" Zero melihat Kreator dengan wajah datar.

"KAU TAHU APA!? KARAKTER YANG KITA CARI ADA DI HUTAN DEKAT TEMPAT AWAL KITA BERTEMU! DAN KITA HARUS KEMBALI LAGI KE SANA SETELAH KITA BERJALAN SELAMA 1 JAM LEBIH‼! AAAAAAAAHHHHH‼‼!"

Kreator mulai gila… seperti biasanya. Zero hanya melihat dia dengan wajah datar.

"Hei Kreator, Kadang dibalik sesuatu yang buruk, ada sebuah kebaikan kecil yang dibawa… kamu tahu… lumayan kan olahraga."

"Oh please, kill me…"

"Ya ampun… punya pencipta gini amat…"

Langit mulai sangat cerah, matahari sudah berada di tengah langit, siang yang sangat terik, mereka harus kembali lagi ke tempat awal. Awalnya Zero mencoba menarik-narik Kreator yang sudah keliatan setengah mati. Namun tak lama kemudian, Kreator akhirnya beranjak berdiri, walau mukanya lebih pucat dari sebelumnya.

"Ugh… ini capek banget dah."

"Ya… mau gimana lagi, Kreator… ngomong-ngomong."

Zero melirik Kreator dengan tatapan serius sekarang.

"Tentang karakter yang kamu akan jelaskan…"

"Ahhh… sampai di mana aku tadi." Kreator mencoba mengingat apa yang dia akan katakan saat sebelum ketiga monster sebelumnya menyerang.

"Ah, aku ingat. Satu lagi jenis karakter yang aku akan jelaskan. Karakter jenis ketiga… adalah—"

"…"

"Karakter yang bisa hidup—di dua dunia yang berbeda."

"Eh…"

"Dunia nyata, dan dunia fiksi. Seperti diriku. Kode negatif, (-1)."

.

.

.

.

.

"Oh ya jangan lupa juga pecahan memori dari monster yang kita kalahkan. Harusnya ada 3." Ingat Kreator.

"Ah ya benar. Aku hampir lupa." Jawab Zero.