webnovel

Bab 4

"Ah elah kirain mah info apaan, cuma info lomba doang ternyata." Ujar Alzam.

"Ikut lomba tuh Gen." Pinta Alzam.

"Kaga ah, ntar gue dibilang caper lagi ama yang lain nya." Jawab Genna.

"Lah kok?" Balas Alzam.

"Yang lo maksud yang lainnya siapa?" Tanya Alzam.

"Yang pasti, kakel. Soal nya nih yaa dari wattpad yang gue baca, kakel nya pada garong garong." Balas Genna.

Alzam menyentil kening Genna, "Wattpad ama real life bedaa Gennaa, ga bisa lo samain." Ucap alzam.

"Lagian yaa yang ada papa gue malah bangga punya calon mantu kaya lo." Lanjut Alzam.

"Au ah, halu mulu lo." Balas Genna.

"Ih batu lo kalo dibilangin, kata nya nih yaa omongan itu doa, yaudah gue ngomong kaya gitu aja biar jadi doa." Kata Alzam.

"Udah ayo ah kita cari panitia MPLS nya." Ajak Genna.

"Skuy."

Genna dan Alzam meninggalkan mading tersebut, dan mencari panitia MPLS untuk meminta izin.

"Cape gue Al." Ujar Genna.

"Yaudah istirahat aja dulu, gue mau nelpon bokap." Ungkap Alzam.

"Ngapain?" Tanya Genna.

"Nanya panitia MPLS siapa dan dimana letak keberadaan orang tersebut." Jawab Alzam.

"Ohh." Balas Genna.

Genna beralih menuju kantin yang sangat sepi pengunjung sedangkan Alzam mengikuti nya dari belakang sambil bermain ponsel nya.

Mereka berdua mengambil tempat duduk yang berada di dekat pintu masuk kantin.

"Pesen apa lo Al?" Tanya Genna.

"Sabeb." Jawab Alzam.

Sabeb itu artinya bebas ya (buat yang ga tau)

Gadis itu berdiri dari duduk nya untuk memesan makanan dan minuman sedangkan Alzam sedang sibuk menelpon papa nya.

"Eh gue bingung mau pesen apaan." Batin Genna.

"Somay sama es teh aja kali ya." Ujar Genna dalam hati.

Genna melangkahkan kaki nya menuju tempat pembelian somay.

"Pak, saya pesen somay 2 piring sama es teh manis nya 2 gelas ya pak." Ungkap Genna.

"Oke neng, ntar saya antar ke tempat eneng ya." Jawab penjual somay itu.

Genna mengangguk.

Genna kembali ke tempat duduk nya dan mendengar samar samar suara papa Alzam yang sedang berbicara lewat ponsel Alzam.

Karena bosen, Genna pun ikutan memainkan ponsel nya. Dia membuka tas nya dan mengambil ponsel tersebut lalu membuka aplikasi instagram dan memasang earphone ke telinga nya.

Saat asyik bermain ponsel Genna ga sadar bahwa diri nya kecolongan mendapat tatapan dari Alzam.

Lumayan puas untuk Alzam yang memperhatikan Genna 2 kali dan diri nya sangat amat beruntung bisa mendapat temen seperti Genna, satu frekuensi.

Penjual somay datang dan menyadarkan Alzam dari tatapan nya ke Genna.

"Ini neng, tong pesenan nya." Ujar penjual itu.

Genna menengok ke arah penjual tersebut sambil tersenyum, "makasih pak." Ujar Genna.

"Makasih mang." Ucap Alzam.

"Sama sama, saya permisi dulu ya." Ujar penjual somay sambil menuju ke tempat dagangan nya.

"Lepas dulu earphone nya Gen, sekarang waktu nya makan." Ucap Alzam.

Genna mengangguk.

Mematikan musik yang ia setel dan melepaskan earphone nya lalu beralih ke makanan yang sudah ia pesen tadi.

"Apa kata papa lo tadi Al." Tanya Genna.

Alzam menoleh ke arah Genna sekilas lalu menundukkan kepala nya untuk melanjutkan makan nya, "papa gue bilang, Panitia MPLS nya ada di aula lantai 2 tapi gue ga tau dimana aula nya." Ungkap Alzam.

"Papa marah ga?" Tanya Genna.

"Marah kenapa?" Balas Alzam.

"Bolos." Jawab Genna.

Alzam menggeleng.

**

"Biar gue yang bayar Gen." Ujar Alzam.

"Okey, sering sering traktir gue yaa." Balas Genna.

Alzam tak menjawab melainkan hanya menatap Genna dengan tatapan yang tak enak.

"Hahahahaha candaaa traktir." Ucap Genna.

Alzam menggerakkan kaki nya untuk melangkah ke penjual somay bermaksud membalikkan seperangkat alat makan yang ia dan Genna gunakan dan bermaksud untuk membayar apa yang sudah ia makan dan minum.

"Semua nya berapa mang?" Tanya Alzam.

"Bentar ya dek." Jawab Penjual somay itu.

Alzam mengangguk sambil melihat si mamang somay menghitung total yang harus ia bayar.

"Satu piring somay 10rb, segelas es teh goceng berarti 30 ribu dek." Ucap penjual somay.

Alzam memberi uang 50rb yang sudah ia genggam sejak tadi. "Nih mang."

Penjual somay menerima uang yang Alzam beri dan mengembalikkan uang 20rb rupiah. "Makasih dek."

"Sama sama pak." Balas Alzam.

**

Kaki Alzam dan Genna melangkah menuju lantai dua untuk mencari keberadaan aula.

"Dimana sii aula nyaa." Ujar Alzam.

"Udah si kita jalan aja ntar juga nemu." Balas Genna.

Genna menunjuk tempat yang bertuliskan aula yang berada di sebelah kanan nya.

"Nohhh Al, aula nya." Ucap Genna.

"Eh iya, kinclong amat tu mata ampe liat tulisan sekecil itu dan sejauh itu." Seru Alzam.

"Iyalahh, mata gue mah masih jernih. Emang nya lo mines mata nya Al?" Tanya Genna.

"Yoyoyy." Balas Alzam.

"Mines berapa?" Tanya Genna.

"1,75." Jawab Alzam.

"Kok ga make kacamata?" Tanya Genna.

"Ngapain, gue kalo make kacamata pas belajar sama main hp doang itupun kalo gue inget." Balas Alzam.

"Kan kata orang kalo sering lepas kacamata bagi yang mines, nanti mines nya nambah loh Al." Seru Genna.

"Hoax ah, bukti nya mines gue masih aman aman aja kaga naik kaga turun. Lagian kan gue selalu periksa ke dokter mata Gen, jadi yaa bisa dibilang aman." Jelas Alzam.

"Iya dah." Balas Genna.

"Tapi nih yaa, kalo gue main hp tanpa kacamata di depan mama gue, gue bakal kena amuk jadi gue usahain kalo mau main hp yang aman pasti dikamar doang." Ucap Alzam.

"Iyalah, gue juga kalo jadi mama lo bakal ngelakuin hal yang sama." Balas Genna.

"Emang mau jadi mama gue?" Goda Alzam.

"Ihh ogah banget." Jawab Genna.

Alzam dengan sengaja menyenggol bahu Genna, "Jadi mama buat anak anak gue aja gimana?" Goda Alzam.

Genna menoleh dan melihat Alzam yang sedang menaik turunkan alis layak nya pria yang sedang nge gombal.

"ENGGAK!!" Seru Genna.

"Hahahaha sekarang bilang ga nanti pas gue datang ke rumah ortu lo bermaksud pengen khitbah lo, pasti juga bakal lo terima." Ungkap Alzam.

"Udah deh ah setiap topik kitaa pasti selalu aja ada hal bersangkut pautan dengan gombalan ga jelas." Seru Genna.

"Salahin author nya lah." Balas Alzam.

"Hidup kita itu diatur sama author Gen." Lanjut Alzam.

"Ngadi ngadi lo, hidup kita mah di atur sama allah swt Al." Ucap Genna.

"Dih yaudah kalo lo ga percaya silahkan cari *primo amore* di wattpad penulis nya Mailiaayu, disitu ada kehidupan kita." Jelas Alzam.

"Mager ah." Balas Genna.

**

Di depan pintu aula...

Masing masing dari Genna dan Alzam sama sama mengumpat di balik pintu karena tidak ada dari kedua orang tersebut yang mau mendahulukan untuk masuk kedalam aula.

"Lo duluan masuk Al." Ujar Genna.

"Kaga ah, lo aja." Balas Alzam.

Genna berdiri dibelakang Alzam, lalu mendorong Alzam untuk masuk kedalam.

"HEY KALIAN, NGAPAIN KALIAN DISITU?" Ujar Kak Riska-ketua panitia MPLS.

Semua human yang ada didalam aula menatap kearah pintu dengan kompak.

Satu sama lain saling membisikkan Genna dan Alzam.

"Gilaa yang cwo nya ganteng amatt woyy."

"Si cwe nya jugaa cantik."

"Muka si cwo mirip ama Michael Gilgan."

"Mukaa si cwee juga mirip ama Prim Chanikuarn."

"Pasangan wattpadable banget mereka berdua."

**

"MASUK KALIAN BERDUA." Teriak Riska.

Mau tidak mau, Genna dan Alzam harus mau masuk kedalam aula itu dan harus berpasrah diri ketika diri nya dihukum.

"Kemana aja kalian hah?" Tanya Riska.

"Kalian peserta didik baru juga kan?" Lanjut Riska.

"Kami berdua habis selesai solat duha tadi kak." Ujar Genna.

"Kenapa ga izin dulu?" Balas Riska.

"Kami tidak tau dimana tempat MPLS dilaksanakan, jadi nya kami memutuskan untuk solat duha serta sarapan dulu kak." Jelas Alzam.

"Lalu pada akhirnya kalian tau letak aula di lantai dua dari siapa?" Tanya Rafa-wakil panitia MPLS.

"Dari papa saya kak." Jawab Alzam.

"Pa-papa kamu pemilik sekolah ini?" Tanya Riska.

Alzam tidak menampilkan jawaban apapun, dia hanya diam saja.

"Kenapa tidak jawab? Papa kamu nama nya bapak Revan kan?" Tanya Rafa.

Dan sama tidak ada jawaban apapun dari Alzam. Tidak ngangguk tidak berbicara juga.

"Hey kamu? Bisa kan kamu jelaskan siapa papa dari adik cwo ini?" Tanya Rafa kepada Genna.

"I-iya kak, papa nya Alzam pemilik sekolah ini. Untuk nama nya saya tidak tau, karena saya sendiri baru kenal sama dia pagi tadi." Ungkap Genna.

"Baiklah, kalian boleh free untuk hari ini, ingat yaa HARI INI!" Ujar Kak Rafa.

"Se-serius kak?" Tanya Genna.

"Iya, tapi saya minta tolong ya. Tolong tempelkan berkas ini di mading, tau kan mading ada dimana?" Pinta Kak Rafa.

"Tau kak." Jawab Genna.

"Baik ini dokumen nya, dan kalian boleh keluar dari sini." Ucap Rafa.

"Makasih kak. Kami izin keluar ya, assalamualaikum." Ujar Genna.

"Walaikumsalam." Jawab human human yang berada didalam aula.

"Ayoo Al." Ucap Genna sambil menarik tangan Alzam sambil tersenyum kearah human human yang sedang memperhatikan diri nya dan Alzam sejak tadi.