webnovel

Chapter 050

Kiyoshi menaruh sebuah buku yang baru saja dia selesai baca ke tumpukan yang paling rendah di dekatnya. Lalu dia berdiri dan menaiki tangga untuk mengambil lagi salah satu buku yang ingin dia baca.

"Oh, ternyata dia berada disini."

Suara seseorang yang Kiyoshi kenal dengan baik membuatnya menatap ke arah bawahnya. Kiyoshi menghela nafas saat melihat beberapa anak seumurannya yang memakai seragam yang sama dengannya terlihat menyeringai menatapnya.

"Apa?"

"Kami khawatir dengan siswa kesayangan yang tidak masuk kelas hari ini." Ucap salah satu anak laki-laki dengan nada mengejek.

"Bukankah kamu senang jika aku tidak masuk?"

"Wah, kenapa kamu berfikir seperti itu?" anak laki-laki yang memiliki rambut berwarna ungu menatap tangga yang dinaiki Kiyoshi. Dan dengan sengaja menendangnya.

Kiyoshi melompat. Hampir saja dia mengeluarkan sayapnya, namun dia tidak jadi melakukannya saat sadar dia berada di perpustakaan, tentu kepakan sayapnya akan membuat buku-buku berharga di tempat ini akan rusak. Dengan sigap dia terjun turun. Suara hentakan kakinya terdengar keras menyentuh lantai.

Kiyoshi menahan erangan rasa sakit. Dia akhirnya menyadari kakinya belum sembuh dengan sempurna.

"Apa kamu tidak apa?" anak laki-laki yang pertama kali menyapa Kiyoshi kini bertanya. Tidak terlihat cemas sama sekali.

Kiyoshi mengangkat tangannya dan menyebut satu kata. Kata yang membuat pegawai perpustakan yang berada di meja dekat pintu masuk yang berlokasi jauh dari mereka menyadari dia memanggilnya.

Dua detik setelahnya, pegawai itu berada di antara mereka.

"Ada apa?" tanya pegawai itu datar. Menatap satu-persatu siswa di tempat itu.

"Aku ingin membaca buku dengan tenang. Tapi mereka menggangguku."

Pegawai itu kini menatap siswa-siswa itu selain Kiyoshi yang melapor. Dengan tangannya yang terangkat, seakan menarik tali yang menarik siswa-siswa itu, mereka dengan cepat, menghilang dari tempat itu.

Kiyoshi menghela nafas panjang. "Kenapa mereka begitu bodoh? Mencari masalah di tempat yang memiliki pengawas seperti ini? Sungguh sama sekali tidak perlu diperdulikan." Kiyoshi menarik kembali tangga untuk mengambil buku yang berda di atas. "Lebih penting mencari nama yang begitu cantik untuknya." Ucap Kiyoshi tersenyum.