webnovel

5. Tipu Daya Selir

Raja Daha melangkah menuju ke ruang pertemuan. Malam ini ia ingin mengadakan rapat khusus dengan para prajurit dan panglima Rasemi yang sudah gegabah dalam melaksanakan tugas. Mereka dianggap lalai dalam melaksanakan amanah kerajaan dengan menyembunyikan fakta tentang tenggelamnya Putri Anjani.

Setelah mengirimkan pesan kepada beberapa prajurit untuk memanggilkan orang-orang yang dianggap memiliki kompetensi untuk melakukan meeting, akhirnya Raja Daha duduk di singgasananya. Dengan didampingi oleh Ratu Kencana yang baru saja datang dari luar, ia menunggu para prajurit yang diundang untuk mengikuti meeting darurat.

Beberapa saat berlalu dan belum ada tanda-tanda panglima Rasemi datang bersama para prajurit pilihannya. Raja Daha marah dan kemudian meninggalkan singgasananya menuju ke istana selir.

Sheryl yang melihat kedatangan Raja Daha tersenyum bahagia. Ia merasa memiliki kesempatan untuk memprovokasi suaminya yang sangat mencintainya. Ia berpikir bahwa saat inilah kesempatannya untuk memegang kendali kerajaan menggantikan posisi Ratu kencana yang mulai terabaikan posisinya.

"Yang mulia Raja kenapa? Apakah ada hal yang menyebalkan di istana Ratu sehingga yang mulia datang disaat jadwal kunjungan bukan milikku? Aku merasa tersanjung dengan kehadiran yang mulia raja malam ini' Sheryl menggelayut vmanjabdi lengan raja Daha yang baru saja datang.

Raja Daha duduk di sebelah Selir lalu mencoba mengulurkan tangannya untuk membelai rambut istrinya. Ia mengelus rambut Sheryl dan beberapa kali mencium kening Sheryl, membuat wanita itu muak. Beberapa kali ia mencoba menolak dengan halus semua belaian suaminya, namun tetap saja raja Daha melanjutkan kegiatannya.

"Yang Mulia. Malam ini bukannya jatah ratu kencana? Apakah ratu kencana sedang berhalangan sehingga yang mulia datang ke istanaku?"

Raja Daha menggeleng. Ia menerangkan semua kejadian yang terjadi di istananya bersama dengan Ratu kencana. Beberapa kali sendiri mengatakan penolakan namun pada saat tidak menggubris sama sekali.

"Aku tetap ingin di sini malam ini menghabiskan malam bersama denganmu, tidak dengan yang lain. Aku ingin menghabiskan emosiku agar tidak berlarut-larut. Kamu tahu? Melihatmu saja sudah membuat emosiku hilang apalagi sampai engkau mau memberikan pelayanan terbaik untukku seperti malam-malam yang lalu. Apapun akan kuberikan kepadamu kalau kamu menuruti semua permintaanku."

Syahril terpana mendengar ucapan suaminya. Dia tidak pernah melakukan janji yang diucapkan oleh raja Daha kepadanya selama ini laki-laki itu tidak pernah mengingkari janjinya dan membiarkan dirinya dalam penantian yang tak pasti sehingga ia kemudian tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk mengelus dada suaminya.

"Tentu saja seperti biasa aku akan memberikan pelayanan terbaik untuk yang mulia raja. Apakah selama ini yang bayar aja pernah kecewa dengan pelayanan tidak bukan? Aku selalu ingin tampil yang terbaik yang memberikan yang terbaik untuk yang mulia Raja Daha Putra dewa. Tidak ada hal yang lebih menyenangkan dibanding dengan membuat orang yang menjadi suamiku bahagia selama-lamanya."

Raja Daha tersenyum lalu ia melanjutkan kegiatannya. Ia mengabsen satu persatu bagian wajah istrinya membuat selir Sheryl mencebik perlahan. Ia segera melepaskan tangan Raja Daha dan mencoba meminta izin kepadanya untuk meninggalkan laki-laki itu sesak dengan alasan ia akan membuat ramuan yang bisa menambah keperkasaan suaminya.

"Sayang, aku minta tolong berhenti sebentar. Aku ingin mengambil ramuan yang sudah aku siapkan untuk yang mulia Raja ini. Ramuan itu diberikan oleh tabib istana yang katanya bisa membuat yang mulia lebih perkasa dan tahan lama. Aku ingin menikmati setiap malam bersama yang mulia raja dengan bahagia karena senjata ini benar-benar bisa membuat aku puas. Aku ini masih muda dan yang mulia sudah tua, tentu saja beda kekuatan. Yang mulia pasti ingin kan membuat aku bahagia?"

Raja Daha tersenyum lalu mengangguk dan membiarkan Syahril meninggalkannya menuju ke dapur untuk mengambil ramuannya. Beberapa menit kemudian Sheryl sudah masuk kembali untuk menemui suaminya dengan membawa ramuan khusus yang diberikan oleh Pristama, laki-laki yang menjadi kekasihnya.

Bukan hanya itu, dia datang dengan menggunakan pakaian seksi yang membuat raja Daha semakin terpana menyaksikan tubuh istri keduanya.

Setelah meminum ramuan, raja Daha seperti biasa merasakan tubuhnya menjadi panas dan alat vitalnya berkembang maksimal. Ia kemudian mengerang dan memandang Sheryl dengan bernafsu lalu tuba- tiba tubuhnya terasa ringan dan dia hanya bisa berhalusinasi seolah dirinya sedang melakukan senggama dengan istri selir. Semalaman raja Daha merasakan sensasi luar biasanya sendiri tanpa ditemani istrinya yang saat ini sedang bercumbu dengan Pristama yang hadir satu jam setelah raja Daha melayang.

Pagi harinya ketika Raja Daha terbangun dari tidurnya, ia tersenyum puas menyaksikan Sheryl masih meringkuk di sisinya dengan tanpa menggunakan pakaian selembarpun. Ia mengelus wajah istrinya dan menciumnya perlahan lalu bangun. Ia melangkah menuju kamar mandi dan memebersihkan badannya. Setelah rapi ia kembali ke istananya.

Pagi itu tidak seperti biasanya, semua prajurit sudah berkumpul di halaman istana dengan senjata lengkap. Panglima Rasemi meminta mereka bersiap untuk mencari raja Daha yang semalam hilang entah kemana. Beberapa kali mereka mencari Putri Anjani dan Raja Daha yang dikabarkan pergi menuju telaga.

Melihat kehadiran Raja Daha, Rasemi membungkukkan badannya lalu menjatuhkan diri di hadapan Raja Daha dengan tubuh gemetar. Ia tahu ia sudah lalai karena mengabaikan undangan Raja untuk mengadakan meeting daurat terkait hilangnya Putri Anjani.

"Ampun yang Mulia. Hamba . . ."

"Bangun dan pergilah dari hadapanku. Aku tidak butuh prajurit seperti kalian. Yang kami butuhkan adalah selirku yang akan selalu ada di sebelahku untuk memimpin kerajaan ini."

Semua yang mendengar ucapan raja mendongak. Mereka sama sekali tidak pernah menyangka kalau raja lebih memilih berpihak pada istri selirnya yang sudah membuat kekisruhan di kerajaan dibandingkan dengan mempertahankan keluarganya dengan ratu Kencana.

"Ampun Yang Mulia, Selir Sheryl bukannya dia adalah . . . ."

"Jangan panggil istriku dengan selir. Dia yang akan menjadi ratuku di sini."

Ratu kencana yang mendengar apa yang diucapkan oleh Raja Daha hanya menangis. Sakit hatinya karena sudah diduakan oleh suaminya tidak ada artinya dibandingkan dengan pengkhianatannya saat ini. Ratu Kencana tahu apa yang dilakukan oleh selir Sheryl selama ini dari beberapa mata-mata yang dikirimnya untuk mengawasi pergerakan wanita itu.

"Ampun Yang Mulia. Apakah Yang Mulia tidak tahu kalau semalam dia sudah menghabiskan malamnya dengan seorang prajurit istana dan mengabaikan paduka?"

"Kau bilang apa? Aku semalaman bersama dengan selirku dan kau sama sekali tidak tahu kalau dia sudah memberikan pelayanan prima kepadaku. Pergi dari hadapanku sebelum aku mengusirmu dari istanaku."

"Tidak, Yang Mulia. Selir Sheryl sudah melakukan pengkhianatan. Dia yang sudah membuat menantu kita Putri Anjani masuk telaga dan dia juga sudah . . . ."

"Jangan memfitnah aku, Ratu. Siapapun tahu kalau anakmu Andira yang memprovokasi kakaknya untuk menyingkirkan Anjani dari istana ini." Sheryl yang baru datang segera mengungkapkan fakta kematian Anjani dan membuat Raja Daha semakin membelalakkan matanya