webnovel

Big Secret

Nita segera berlari ke arah Amy yang baru saja tiba di kelas, duduk di sebelah temannya itu dengan raut wajah seperti sehabis dikejar hantu.

"Kamu kenapa lagi?" Ujar Amy yang sedang sibuk menata buku-bukunya.

"Ada gosip, My. Kamu pasti nggak percaya!" Seru Nita.

Sementara Amy hanya bisa menghembuskan nafas panjang, siapa lagi kalau bukan mantan sahabat mereka berdua yang gemar Nita ceritakan.

"April?" Amy menaikan sebelah alisnya.

"Ish! Kok kamu tahu? Sebenarnya ini bukan soal April sih, tapi soal Om Tio." Bisik Nita, sepertinya Amy tertarik pada topik ini.

"Ya, sama aja sih. Om Tio berarti larinya ke April juga, soalnya dua orang itu kaya nggak bisa dipisahin gitu!" Sahut Amy, sementara Nita hanya berdeham.

"Hmm..."

"Jadi, Om Tio kenapa?" Tanya Amy, Nita menoleh ke kanan dan kiri terlebih dahulu memastikan tidak ada yang mendengar mereka berdua apalagi jika April yang mendengarnya.

"Jadi gini, semalam aku duduk di teras rumah. Terus nggak lama, ada cewek mondar-mandir di depan rumah. Tau nggak ternyata itu cewek masuk ke rumah Om Tio!" Tukas Nita yang bersemangat dengan ceritanya.

"Terus... terus?"

"Terus aku udah mantengin rumah Om Tio semalaman, nggak lama Om Tio pulang. Pasti habis pulang dari rumah April." Lanjutnya.

"Terus cewek itu gimana?" Amy makin penasaran, seperti ada udang di balik bakwan goreng Om Tio seolah menyembunyikan sesuatu dari April.

"Terus cewek itu nggak keluar lagi, sampe pagi loh!" Kedua mata Nita hampir melotot saking bersemangatnya.

"Eh gila! Ngapain aja tuh semalaman berduaan?" Sahut Amy yang semakin kepo dengan cerita Nita entah benar atau tidak.

"Tau sendiri 'kan orang dewasa itu ngapain aja? Terus pagi-pagi, matahari belum keluar tuh cewek buru-buru pergi dari rumah kontrakan Om Tio. Terus pakaiannya kaya kusut gitu rambutnya juga berantakan, padahal semalam dia masuk ke rumah Om Tio kelihatan cantik dan rapi." Ujar Nita.

"Ih! Anu anuan itu!" Amy menaikan bahunya merasa ngeri.

"Ya iyalah, ngapain lagi!"

"Sssttt! Eh April datang tuh!" Amy berbisik, sontak kedua gadis itu terdiam seolah tak bercerita apa-apa. April melewati mereka begitu saja lalu duduk di kursinya, wajahnya datar tanpa melihat ke arah mantan dua temannya itu.

"Tuh cowok bekas orang!" Bisik Amy di telinga Nita, membuat Nita terkikik geli. April melihat kedua gadis itu seolah tengah membicarakan sesuatu, mungkin tentang dirinya. Entahlah, April tidak terlalu memperdulikan hal itu sekarang.

"Diselingkuhin mau aja." Sambung Nita kembali membuat keduanya tertawa kecil.

"Ya mau lah, pacarnya 'kan ganteng! Resiko punya pacar dewasa dan ganteng udah pasti gitu." Bisik Amy, kedua orang itu berbisik tanpa dapat April dengar. Walau penasaran, April berusaha menulikan pendengarannya dengan memakai headset di telinganya sampai menunggu jam pelajaran dimulai.

"Berarti habis ngapelin April, pulangnya langsung tidur sama cewek lain! Xixixixi!" Tukas Amy.

Kedua gadis itu tak henti-hentinya tertawa sambil menoleh ke belakang melirik ke arah April, membuat April sedikit jengah dan ingin bertanya sebenarnya apa yang sedang mereka ributkan. Tapi April tidak ingin memulai keributan dan membuat nilainya jelek, karena beberapa bulan lagi adalah hari kelulusan.

"Sorry ya, Om telat!" Seru Tio saat baru saja berhenti di depan rumah April, gadis itu bahkan sudah menunggu di pinggir jalan. Tampilan Tio tidak seperti biasanya, tampan dan selalu rapi. Tapi hari ini pria itu seperti orang yang tidak mandi, rambutnya tidak basah dan klimis. Masih kering seperti semalam tadi, begitu pun dengan kemeja kerjanya kusut seperti tidak disetrika.

"Om nggak mandi ya?" Tanya April, menghirup aroma parfum yang tidak biasa dari pria itu.

"Mandi kok, cuman nggak keramas aja. Nggak sempet, tadi bangun kesiangan." Sahut Tio, April mengangguk dan langsung menaiki jok belakang motor sport Tio. Entah mengapa perasaan April tidak enak, raut wajah Om Tio juga seolah ada sesuatu yang disembunyikan. April hanya berharap pria itu baik-baik saja, meski April tidak tahu apa yang telah Tio lakukan semalam.

"Om, nanti kalau kerjanya nggak sibuk. Jangan lupa jemput April ya!" Seru gadis itu.

"Ya iya lah, emang pernah Om nggak jemputin April kalau sudah janji?" Balas Tio.

"Hmm, nggak pernah sih! Hehehe"

Tak lama kemudian mereka berdua tiba di sekolah, Om Tio lalu pergi untuk bekerja dengan meninggalkan senyum aneh kepada April atau hanya perasaan gadis itu saja. April lalu memasuki kelas dimana sudah ada Amy dan Nita yang entah sedang membicarakan apa, tapi yang pasti April sudah berusaha menjauhi kedua orang itu sebisa mungkin.

Tio berada di dalam perjalanan menuju tempat kerja, tak lama ponselnya bergetar. Ia berhenti di pinggir jalan untuk memastikan siapa yang sedang menghubunginya, kalau-kalau ada hal yang penting. Tapi saat ia melihat ke layar ponselnya, Tio mendengus kesal lalu kembali memasukan benda kecil itu ke dalam saku celana.

Tapi panggilan itu tak berhenti satu kali saja, sampai Tio tiba di tempat kerja ponselnya terus berbunyi dan membuatnya kesal. Dengan terpaksa Tio menjawab panggilan dari wanita yang telah menemaninya malam tadi.

"Apa?!" Bentak Tio setelah wanita itu terus menghubuginya tanpa henti dan membuat kepalanya terasa sakit.

"Makasih banyak ya, kamu sudah mau nemenin aku semalam!" Ujar Nop.

"Nemenin apa? Bukannya kamu yang datang ke rumahku!" Cecar Tio.

"Iya, tapi 'kan kamu udah nemenin aku tidur." Sahut Nopa.

"Aku kasih tau kamu ya, untuk simpen rahasia ini." Kata Tio dengan nada mengancam.

"Oke... oke... takut amat!"

"Lain kali kamu minta sama pacar kamu aja!" Tio tak henti-hentinya membentak Nopa.

"Udah lah, kaya gitu aja dibesarin! Aku 'kan udah bantuin kamu kemarin."

"Ya udah, kita impas! Kamu boleh pergi sekarang!" Cecar Tio.

"Idih! Padahal semalam aku cuman pengen curhat ke kamu, kalau aku baru aja diputusin sama pacar aku!"

"Emangnya aku perduli?" Sahut Tio.

"Tio, aku bisa jadi yang kedua loh kalau kamu mau?" Tawar Nopa dengan genit.

"Stress!" Tio membentak Nopa lalu mematikan sambungan telepon dengan tiba-tiba.

Di balik sambungan telepon yang sudah terputus, Nopa menyunggingkan senyum. Ia hanya jahil menggoda Tio, entah mengapa pria itu sekarang sangat sulit untuk digoda. Padahal setahu Nopa, Tio gemar memainkan wanita. Dan sewaktu pria itu menjalin hubungan dengannya, Tio juga masih menjalin kasih dengan Sarah. Sayangnya, sampai detik ini pria itu tak mau mengakui hal itu.

Dari semua hal itu, tentu saja kali ini Nopa semakin penasaran bagaimana Tio bisa berubah secepat itu hanya karena kekasih barunya adalah gadis remaja. Dan membuat Nopa begitu penasaran bagaimana sosok gadis SMA yang membuat Tio takut ketahuan setelah pergulatan mereka berdua semalam, Nopa berusaha mencari sosok gadis itu lewat akun sosial media milik Tio.