webnovel

50

Lelaki, Hujan dan Masa Lalu

Hujan turun tanpa peringatan, bak tertumpah begitu saja dari langit. Lelaki itu tersentak. Dia yang tadinya tengah asyik berkutat dengan laptop setianya langsung bangkit dari duduknya, berdiri dan menoleh menghampiri jendela di ruang kerjanya di lantai dua ini.

Pandangannya jauh menatap jalanan yang kabur oleh derasnya hujan yang turun.

"Mamas ... Mbak ... Adek ... ayo Nak, bantu Mama angkat pakaian." Suara wanita sang lelaki memanggil ketiga buah hatinya.

"Nek, awas hati-hati jangan ke dapur dulu. Lantainya licin. Hujan angin ini bikin tampias masuk ke dapur." Ah itu wanita sang lelaki itu lagi, yang memperingatkan ibu sang lelaki agar tidak ke dapur yang memang terletak di belakang rumah dan pasti licin saat hujan.

"Yang, ini mie kuah spesial, pake telor dua. Sama teh hangat. Yok turun dulu, masih hangat nih ...." Wanita sang lelaki yang sangat pengertian, memberinya penghangat perut di hari dingin seperti ini.

"Makasih Mama Sayang ...."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com