webnovel

Posesif Bos

"Aku suka kamu!" Tiga kata terlontarkan dari mulut seorang lelaki yang amat di kesal oleh Helen sendiri. Antara terkejut, shock, waktu berhenti seketika. Helen Jovanka Kimberly harus bersabar menghadapi Bos sinting yang selalu ia juluki tersebut. Kehidupannya yang terus di ganggu setiap hari, setiap saat hingga setiap waktu. Bagaimana untuk kehidupan Helen bisa dirinya mengatasi semua cobaan di alami pada Bos sinting itu?

Lsaywong · Urban
Zu wenig Bewertungen
35 Chs

Kecewa

Esokkan paginya, Helen diusik sama panggilan dari Bos sinting. Jam enam pagi sudah miscall sampai 10x. Dengan muka masam karena diminta segera menghadap ke apartemen sialan itu.

Sekarang Helen berdiri di depan pintu kamar Bryan yang dari tadi belum kunjung untuk keluar. Dua tangan dilipat depan dada ujung jarinya diketuk beberapa kali, belum lagi kakinya ikut bergoyang mengetuk di lantai.

Penampilan Helen benar-benar sangat kacau, bagaimana tidak kacau. Rambut berantakan belum sempat diikat rapi, pakaian sederhana kaus longgar dan celana ketat untuk senam. Padahal ini hari minggu, hari libur santai bermanja-manja untuk Helen di rumah.

Ceklek!

Suara gagang pintu milik kamar Bryan bergerak. Pintu terbuka. Helen sudah menunjukkan muka masam menatap Bryan. Bryan sendiri menguap lebar - lebar.

"Sudah datang, saya mengira tidak jadi datang," ucap Bryan keluar menuju kulkas mengambil air mineral yang dingin.

Helen tetap tak bersuara, dia ingin kembali tidur lagi. Jangan katakan di hari minggu menyuruh dirinya bersih-bersih apartemennya. Ini bukan asisten pribadi tapi pembantu.

"Mulai sekarang kamu bersihkan semua ada di dalam apartemen saya. Sudah ditetapkan kontrak asisten pribadi berlaku hari ini. Tidak ada bantahan lagi. Buatkan saya sarapan, saya sudah lapar," perintahnya membuat Helen sudah menduga dirinya dijadikan pembantu rumah tangga.

"Jangan berdiri saja. Apa perlu saya cium kamu baru bisa laksanakan pekerjaannya?" Bryan melanjutkan kembali ucapannya.

"Jangan harap!" gumam Helen menuju dapur.

Bryan senang banget kalau begini terus ia benar-benar bisa betah di apartemen. Suara gosengan di atas kompor listrik mulai terdengar. Helen masak seadanya saja. Toh, di kulkas cuma ada wortel, buncis, brokoli, sayuran yang berwarna hijau.

Bryan tercium aroma sedap arah kitchen set-nya. Tidak sia-sia dia minta dekorasi dapurnya terbuka biar bisa lihat Helen keseluruhan. Helen sudah selesai memasak. Cukup masak cap chai sama sup ayam. Jangan bilang Bryan tidak suka sama sayuran bisa-bisa ditabok sama Helen.

"Sudah siap, silakan dimakan!" teriak Helen

Bryan langsung melesat ke meja makan yang sudah tersedia di sana. Menunya membuat selera Bryan surut. Sayuran hijau paling anti banget untuknya. Bryan memang tidak suka sama sayuran hijau.

Helen sudah menduganya kalau Bos sinting ini tidak menyukai sayuran serba hijau. Helen tetap berikan pada Bryan itu sayuran. Sudah capek-capek memasak malah tidak disentuh. Yang benar saja menurut pikiran Helen.

Bryan menatap Helen meletakkan sayuran di atas piringnya. Bryan menyingkirkan di samping. Helen paling benci sama orang yang tidak menghargai masakannya.

"Dimakan, Pak! Makan daging terus tidak baik, makin tambah kolesterol darah tinggi Bapak bertambah! Mau dapat penyakit stroke!"

Harimau betina sudah bangun dari tidurnya. Helen sudah bersuara dengan nada judesnya. Asli Helen sangat judes dan galak. Hanya karena dirinya sabar menghadapi Bos sintingnya ini. Sekarang tidak ada lagi namanya tahan kesabaran.

Bryan menatap sayuran itu lekat-lekat cukup lama. Sehingga Helen mengembus napasnya kasar.

"Itu sayurnya tidak ada racun dan tidak akan buat Bapak sakit perut! Dijamin itu sayur saat dikunyah rasanya seperti mochi," ucap Helen lagi kali ini nadanya sedikit pelan namun seperti menekankan.

Bryan menelan air liurnya, seumur hidup dia diharuskan makan sayur hijau. Dia ingat di mana dirinya makan sayur hijau membuatnya ingin muntah. Baunya itu menyengat di hidungnya.

Bryan mulai membuka mulutnya untuk memasukkan sayuran hijau ke mulutnya. Belum dikunyah atau digigit. Helen masih memperhatikan dirinya memakan masakannya.

Bryan langsung berlari ke tempat pencuci piring di muntahkan sayuran itu. Rasanya aneh, sangat aneh baginya. Helen heran sama Bryan, dicicipi rasanya. 'Enak kok.'- batin Helen.

"Buang sayur itu! Kamu ingin meracuni saya, ya?!" marah Bryan setelah memuntahkan isi sayuran dari mulutnya. 'Benaran bau banget.' - batinnya

"Racun? Racun dari mana, Pak! Justru ini enak banget!" Helen malah mencicipi serasa seperti mantap jiwa.

Bryan lebih baik memilihuntuk pesan Go-food daripada harus makan sayuran menjijikkan itu. Helenkecewa padahal dia masak dengan penuh keikhlasan. Lain kali dia tidak akanmasak lagi, kalau Bos-nya benar-benar tidak suka sama sayuran.