Dia bicara formal biar semuanya cepat selesai, kalau nggak dramanya nggak selesai-selesai.
"Malam itu kamu dengar pembicaraan saya dan Elle?" Dhika mulai masuk ke pokok permasalahan.
"Hem," jawab Cia seadanya. Dia menatap jalan dengan tangan masih terlipat di dada. Dhika kayak lagi ngomong sama ibu kos yang bosan dengar alasan si penyewa yang terus nunggak pembayaran.
Dhika menarik napas pelan terus berkata, "tatap lawan biacaramu. Begitu caramu bersikap sama suami?"
Dia menatap tajam Dhika, "nggak usah bawa-bawa hukum pernikahan. Kalau di adili, bapak harusnya udah di tiang gantungan karena kesalahan bapak lebih tinggi dari gunung Fuji di Jepang." Ketus gadis itu dengan wajah emosinya.
Belagak jadi penceramah pulak. Naek lah darah si Cia.
"Saya tau, tapi tatap lawan biacaramu sangat penting, meskipun dia banyak salah." Mau gumoh Cia dengarnya.
'Tatap mata saya' batin Cia ngejek. Kalau ada orang gila hormat, suaminya gila tatap.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com