"Fan, gue nggak bisa lama. Syukur lah lo baik-baik aja. Gue mau ucapin makasi sama lo karena udah nolongin gue."
"Gue mau bicara sama lo," ucap Fandi dengan suara lembutnya.
Maya mengepalkan tangan, dia nggak terima tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk melawannya sendiri.
Wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya Fandi menatap tak suka Cia, dia merasa putranya hanya boleh lembut dengan Maya. Calon istri Fandi di masa depan.
"Tan, woles aja natap saya. Tenang, saya nggak minat kok sama putra tante. Kedatangan saya cuma mau ucapin makasi doang."
Cia bukan gadis yang bisa di tindas apalagi sama orang yang nggak penting dalam hidupnya.
"Kurang ajar kamu. Tidak di ajarkan sopan santun sama orangtuamu?"
"Sangat di ajarkan, tapi mereka juga mendidik saya nggak perlu sopan sama orang yang nggak layak."
"Tu kan tante, saya bilang juga apa, ini cewek mulutnya nggak di sekolahin."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com