Dhika menikmati wajah istrinya dengan penuh kemenangan, lagi-lagi dia menangkap aib istrinya. Senyum iblisnya tercetak.
"Punyamu?" Tanya Dhika dengan muka nggak percaya kalau itu emang punya istrinya.
Cia tersentak lalu tersadar, dengan secepat kilat dia berlari mendekati suaminya, berusaha mengambil benda keramat itu.
Tapi Dhika mengangkatnya tinggi-tinggi, benda itu udah kaya tisu lemes yang goyang kanan kiri, setinggi udah pasti Cia nggak bisa merampasnya meski dia melompat-lompat.
"Balikin nggak?!" Teriaknya dengan muka merah padam.
"Punyamu?" Tanya Dhika sekali lagi dengan wajah songong, mau aja Cia nonjoknya. Gadis itu nggak bisa mikir apapun sekarang, malunya itu sampek ubun-ubun.
Kok bisa dia lupa kalau benda itu dia bawa juga.
"IYA LAH PUNYA SAYA. BALIKIN!" Teriaknya sambil terus melompat buat meraih benda itu.
"Kamu suka pelangi? Kenapa tidak bilang?"
"Nggak usah mesum. Balikin pak!" Ujung nadanya merengek. Mohon belas kasih ceritanya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com