Dhika bangkit dan mengambil sarapan mereka. Pagi ini sengaja Dhika pesannya steak, dia ingin Cia makan-makanan berat. Pendamping steak ada kentang, dan sayuran rebus serta jagung yang sudah di iris dan di bumbui saus garlic dengan taburam daun ketumbar.
"Nggak ada nasinya?" Cia minum air putih lalu jus jeruk untuk menetrlakan perutnya dulu.
"Ini kurang?" Menurut Dhika posrsinya udah banyak. Lagipula sejak kapan steak makam pakek nasi?
"Kalau ada nasik kan lebih enak, berasa makan daging semur." Dhika menggeleng mendengar itu.
"Dua jenis makanan itu berbeda."
"Bagi saya sama aja. Nggak masalah dong." Dia mulai menyantap sarapannya. Lumernya daging buat lidah menari-nari. Belum lagi mash potatoes yang udah di bumbui, rasanya enak sampe ke langit ke tujuh.
"Chefnya pinter banget masak. Sesuai selera saya." Puji Cia. Dia makan pagi lahapnya kaya habis nguli.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com