webnovel

Sindiran

Redakteur: Wave Literature

Su Wan merasa seperti sedang berbaring di atas awan yang melayang-layang di langit.

Dia sangat bingung, sampai-sampai lupa waktu dan tempat.

Ketika Jiang Xuecheng menyentuh kerah bajunya, Su Wan tiba-tiba tersadar.

Ia terkejut dan mencoba untuk mendorong Jiang Xuecheng, tapi tenaganya tidak sekuat lelaki itu.

Su Wan cepat-cepat meraih tangan Jiang Xuecheng.

"Jiang Xuecheng, aku mohon, jangan..."

Jiang Xuecheng perlahan-lahan berdiri.

Dia melihat kerah Su Wan setengah terbuka.

Jiang Xuecheng tahu bahwa jika dia memaksa, Su Wan tidak bisa melawannya.

Dengan cara ini, mungkin ia bisa membuat Su Wan menjadi wanitanya mulai sekarang ...

Namun, setelah mendengar permohonan Su Wan, Jiang Xuecheng merasa sedikit sakit hati. Jiang Xuecheng langsung berdiri dan memejamkan matanya sejenak. 

"Maaf untuk hari ini..."

Su Wan mendengar permintaan maaf Jiang Xuecheng. Ia menggigit bibirnya dan akhirnya berkata, "Anggap saja tidak ada yang terjadi hari ini."

Jika tadi ia masih kehilangan kendali, mungkin mereka sudah bercinta.

Saat di sisi Jiang Xuecheng, ia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ini sangat mengerikan baginya. 

Mungkin tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menolak pesona Jiang Xuecheng.

Jiang Xuecheng sangat berbahaya. Su Wan seharusnya menjauhi Jiang Xuecheng dan tidak memprovokasinya.

Sebelumnya, Su Wan tidak tahu bahwa Grup Longteng sudah dibeli oleh Grup Dichen beberapa bulan yang lalu. Jika dia tahu informasi ini, dia tidak akan pernah melamar pekerjaan di Grup Longteng. 

'Anggap saja tidak ada yang terjadi?' Kata-kata ini terus terngiang di telinga Jiang Xuecheng.

Jiang Xuecheng mengepalkan tangannya dengan erat. Sebenarnya, dia ingin mengatakan bahwa dia akan bertanggung jawab pada Su Wan...

Namun, Su Wan tampaknya tidak peduli sama sekali.

'Mengapa Su Wan bisa begitu tenang setelah kuperlakukan seperti itu? Apakah dia tidak menganggap keberadaanku sama sekali, sehingga dia bisa langsung mengabaikannya?' pikir Jiang Xuecheng.

"Tuan Jiang, bolehkah aku pergi sekarang?"

Su Wan melirik Jiang Xuecheng. Ia tidak bisa merasakan emosi Jiang Xuecheng saat ini.

Karena Jiang Xuecheng tidak menjawab, Su Wan berpikir bahwa Jiang Xuecheng mengizinkannya. Dia langsung bergegas keluar dari sana.

Su Wan berjalan dengan sangat panik, seolah ada sesuatu yang kotor di ruangan ini...

Jiang Xuecheng menatap pintu kayu yang berderit. Ia ingin menarik Su Wan dan bertanya apakah dia benar-benar membencinya?

Jiang Xuecheng memejamkan mata dan merasa seperti ada yang tersangkut di tenggorokannya. Dia mendesah dan meninju sofa dengan keras.

Jiang Xuecheng tersenyum dan duduk di sofa. Padahal Su Wan sudah pergi dari tadi, tapi Jiang Xuecheng masih bisa mencium wangi tubuh Su Wan…

....

Saat ini, Su Wan berjalan keluar dari kantor presiden di lantai teratas. Ia tidak langsung kembali ke departemen perencanaan.

Ia menekan tombol lantai di lift secara acak. Ia bersembunyi di kamar mandi di lantai tersebut selama setengah jam.

Ia terus membilas wajahnya dengan air dingin dan berusaha menyadarkan dirinya.

Begitu ia mendongak, ia melihat pantulan wajah wanita di cermin. Wajahnya tampak sangat menawan. Ia hampir tak percaya bahwa itu adalah dirinya sendiri.

Ia melihat sosok yang terpantul di cermin. Matanya berkaca-kaca, dan ada bekas ciuman Jiang Xuecheng di lehernya yang ramping.

Su Wan menghela napas dalam-dalam. Ia bersandar di wastafel, dan kepalanya terasa sakit. 'Dasar iblis itu!'

Tiba-tiba, terdengar suara sepatu hak tinggi dari kejauhan. Sepertinya ada dua orang yang berjalan ke kamar mandi.

Su Wan sedikit kaget dan cepat-cepat bersembunyi di toilet. Dia menutup pintu, dan entah mengapa dia merasa bersalah.

"Eh, apa tadi kau melihatnya? Ekspresi Presiden Jiang tampak menakutkan saat dia pergi."

"Tapi, dia tetap terlihat sangat tampan. Aku hampir mati lemas. Dia lebih tampan sepuluh ribu kali lipat daripada artis-artis di televisi."

"Kudengar tadi dia pergi ke departemen perencanaan. Tapi, dia hanya melihat sekeliling dan pergi. Dari cerita Xiaoliu, aku bahkan bisa membayangkan bagaimana ekspresi dingin Presiden Jiang. "

"Apa yang terjadi antara Presiden Jiang dan karyawan baru itu? Kudengar karyawan baru itu bernama Su Wan. Katanya Su Wan masih belum kembali ke departemen perencanaan..."

"Ya, aku benar-benar penasaran, bagaimana Su Wan memprovokasi Presiden Jiang?"

….. 

'Apakah semua karyawan Grup Longteng suka bergosip?' pikir Su Wan. 

Saat mendengar obrolan dua wanita itu, raut wajah Su Wan berubah. 'Ternyata Jiang Xuecheng pergi ke departemen perencanaan lagi? Apakah dia mencariku?' 

Kepala Su Wan sangat pusing. Ia menunggu dua gadis di luar pintu pergi dari sana, lalu ia akan kembali ke departemen perencanaan. Bagaimanapun juga, dia tidak bisa bersembunyi di kamar mandi selamanya.

Akhirnya, Su Wan sampai di pintu departemen perencanaan. Setelah menyiapkan mentalnya, ia membuka pintu ruangan, namun pandangan semua karyawan di ruangan itu tertuju padanya.

Mereka memiliki mata yang tajam. Meskipun Su Wan telah berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan bekas ciuman itu, mereka menyadari bahwa bibir Su Wan sedikit bengkak dan aneh.

Jelas, itu pasti karena mereka berciuman dengan terlalu bergairah.

Ada seseorang yang menyeringai, kemudian semua karyawan mulai bergosip.

Seorang gadis cantik berkuncir kuda tiba-tiba bertepuk tangan. "Oh, bukankah ini Su Wan, karyawan baru dari departemen perencanaan kita?"

"Sudah kubilang, dia pasti telah melakukan sesuatu pada Presiden Jiang. Kalau tidak, bagaimana mungkin Presiden Jiang pergi dengan semarah itu."

"Jangan pikir kau bisa merayu Presiden Jiang hanya karena kau cantik. Tidakkah kau tahu bahwa Presiden Jiang tidak menyukai wanita?"

"Wah, kau mencium Presiden Jiang. Mungkin besok ada seseorang akan dipecat."