Fadhil menarik lengan Aqila saat gadis itu melewatinya. Wajah Aqila cemberut mirip kertas minyak bekas nasi bungkus. Lecek. Tapi sayang Aqila menepisnya dengan kasar. Fadhil membiarkan saja Aqila pergi. Mungkin ada baiknya seperti itu. Ekspresi Aqila jelas sekali kalau gadis itu sedang cemburu.
"Fadhil, kamu harus tanggung jawab, Nak." ucap Rizal.
"Tanggung jawab apaan Pa? Aqila tidak peka dari tadi. Ia pikir aku membawa calon istri yang lain." jawab Fadhil.
"Ya kamu sudah membuat Aqila marah. Kita keterlaluan nih ngerjain Aqila."
"Tidak apa-apa, Zal. Aku izinian Fadhil mengerjai anakku. Aqila itu selalu saja berusaha mengingkari perasaannya sendiri. Jika dengan cara agresif tidak bisa menaklukkan hati Aqila, tak ada salahnya sekali kali memancing kecemburuan Aqila biar dia bisa merasakan gimana rasanya kalau yang selama ini mengejarnya sekarang punya gandengan baru." ujar Rayyan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com