Pagi ini Fadhil pergi ke kantor seperti biasa. Dia sudah melupakan kejadian semalam. Bagaimanapun juga Aqila adalah wanita yang dia perjuangkan selama ini. Apapun yang diinginkan Aqila, dia akan berusaha memenuhinya. Meski harus melawan keinginan batiniahnya. Laki-laki mana yang tahan menahan hasratnya terlalu lama. Tapi atas dasar cinta, Fadhil mampu untuk mengendalikannya. Meski kadang perasaan marah juga ada.
"Aku berangkat dulu ya, sayang." ucap Fadhil dengan sikap biasa. Dia bukan seorang yang baper. Jadi setelah bangun tidur, tak ada lagi rasa kesal pada istrinya.
"Iya Mas, hati-hati ya." jawab Aqila tanpa rasa bersalah.
"Oke siap." Fadhil memakai sepatunya dan mengulurkan tangan pada Aqila.
"Mau dimasakin apa?" tiba-tiba Aqila menanyakan sesuatu yang selama ini ingin didengar oleh Fadhil.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com