Aqila terbaring di tempat tidur dengan lemah. Jarum infus terpasang di punggung tangan sebelah kiri. Arumi dan Rayyan menemaninya hingga sadarkan diri. Di kamar rawat inap VIP ini dia berbaring lemah sekarang. Setelah ditangani oleh dokter, akhirnya Aqila sadarkan diri.
Saat membuka mata, ternyata yang dialaminya itu bukanlah mimpi. Apa yang sudah dalam genggaman ini sudah terlepas. Fadhil benar tidak ada. Yang dipikirkan Aqila saat ini adalah dia sudah kehilangan Fadhil mungkin untuk selamanya. Air mata pun menetes. Penyesalan tinggal penyesalan. Sekarang Fadhil tidak tahu ada dimana.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com