Pandangan Naya tentang arti meninggal memang tidak salah. Dan ternyata setelah dia tahu, responnya tidak semengerikan yang selama ini dipikirkan oleh Arsya dan semua guru di sekolahnya. Padahal ternyata jika gadis itu diberi pemahaman yang sesuai dengan pemikirannya, Naya tidak terlihat histeris. Apa mungkin karena dia telah menemukan sosok ibu baru yang menurutnya itulah ibu yang sebenarnya? Selama ini Naya tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Bisa jadi dia tidak punya pembanding seperti apa ibu yang baik menurutnya. Selama ini Naya hanya melihat sosok Mamanya di foto yang terpajang di ruang tamu. Bahkan Arsya selalu mengajarinya untuk tetap menghadirkan Jihan dalam keseharian mereka. Seperti Naya harus pamitan dengan foto sebelum berangkat dan sebagainya.
"Naya bobok ya. Tidak usah mikir yang macem-macem. Ibu akan menemani Naya di sini sampai Papah pulang. Kayaknya sebentar lagi deh. Tadi Papamu bilang akan pulang saat jam makan siang."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com