Sambil memegang lentera jiwa di tangannya dengan erat, Mo Range menggertakkan giginya, air matanya mulai mengalir dari sudut matanya. Kemudian ia langsung berlari cepat berlawanan arah dengan Yin Wushuang.
Mo Range meninggalkan ruang itu, ia meninggalkan kafe, dan berlari menuju ke tempat kediaman Keluarga Jun.
Senja pun tiba dan hari mulai menjelang malam, pusat alun-alun masih memasang iklan tur konser nasional Yin Wushuang. Lalu lintas di jalanan masih padat, berisik dan ramai.
Mo Range berlari menggunakan kecepatan paling cepat dalam hidupnya, namun kecepatannya dalam berlari ini tetap tidak bisa menahan air matanya untuk tetap menetes. Suara angin menderu di telinganya, Mo Range menyeka air mata dengan tangannya.
Beberapa waktu ini, Tuannya sudah menanggung terlalu banyak ketidakadilan. Semua ketidakadilan ini kalau dibandingkan dengan gabungan dari semua ketidakadilan yang pernah ditanggungnya dulu, jumlahnya jauh lebih banyak.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com