Di dalam ruangan yang sunyi itu, Nalan dan ayahnya sedang berbisik – bisik, beberapa kali mereka menatap dua orang di dekat ranjang itu. Setelah beberapa waktu, mereka berhenti berbisik saat mereka melihat keringat menetes dari wajah orang tua itu dan pembuluh darah yang berwarna biru muncul di tangannya. Kedua anggota klan Nalan itu bertukar pandang dan merasa cemas.
Xiao Yan tetap tenang walaupun merasakan kecemasan dalam ruangan itu. Ia masih menggunakan jari tengahnya untuk menekan punggung kakek Nalan yang gemetar. Api hijau itu dikendalikan oleh Kekuatan Spiritualnya dan suhu panas yang digunakan untuk mengeluarkan racun itu mulai merasuk ke dalam tulang – tulang itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com