webnovel

Awal Berubahnya Hidupku

Disini aku menceritakan awal aku sebelum memiliki Sakitku, sedikit cerita yang menjelaskan diriku yang normal dan sehat sekali, dengan kehidupan yang aku miliki bisa kunikmati seluruhnya, tetapi dalam waktu sebentar Tuhan merubah seluruh Takdir hidupku.

Sewaktu dulu aku aktif dalam kegiatan sekolah, banyak kegiatan yang aku ikutin disekolahku. pada saat aku belum memiliki Jantung yang berbeda seperti kalian..

dulu aku hoby bermain basket, berenang, menari. dan tiga hoby yang kumiliki saat itu ada dalam kegiatan sekolahku yang disebut exstrakulikuler.

pada saat itu aku memiliki tubuh yang sehat dan kuat bahkan aku tak pernah menggenal rasa lelah, aku selalu menggikuti kegiatan yang ada dalam sekolahku pada saat itu, bahkan aku bersekolah dengan mengedarai sepedaku...

aku senang bersepeda senang banget..! apa lagi memasak aku juga senang memasak pada saat itu... awal aku memulai hoby masakku aku baru bisa memasak air dan indomie.

lalu sewaktu pada saat itu aku memiliki cita - cita ingin menjadi chef terkenal karena aku juga memiliki hoby memasak, dan seiring berjalannya waktu tanpa kusadari badanku semakin lama semakin melemah. karena aku berfikir

"Mungkin aku terlalu lelah atau capek" ucapku dalam hati

aku pun coba untuk menggizikan tubuhku untuk beristrahat beberapa hari dirumah..

tetapi aku merasa tubuhku semakin runtuh "what's wrong with me..?" aku berbicara dalam hati

dan pada saat itu aku dibawalah ke Rumah Sakit terdekat karena keadaanku yang semakin Droop! akupun terkejut dengan awal alat-alat yang dipasang pada tubuhku dan dihidungku (oksigen)

.......

aku bertanya pada saat itu kepada Mamaku

"Ma.. aku kenapa? aku sakit apa?"

 tetapi Mama hanya melempar jawaban dengan tetesan air mata dengan balasan senyuman manisnya pada saat itu dan berkata ...

"Kakak gak papa kok...! kakak sembuh" aku pun kembali bertanya kepada mama untuk mengetahui alasannya meneteskan air mata.

"Terus kalo kakak gpp, kenapa Mama sedih" kataku ..

 lalu Mama hanya bisa menggelus rambutku dan mencium keningku tanpa membalas pertanyaan ku tadi. 

dan tak lama kemudian Dokterpun masuk kamarku lalu memeriksa keadaan tubuhku.. setelah itu Mama dan Papa mempertanyakan keadaan ku saat itu, dan tepat dihadapan ku mereka semua membicarakan kodisiku lalu Dokter itu berkata ...

" Hasil laboratorium darah mengatakan Anak Ibu dan Bapak mengidap penyakit Jantung Bocor dengan 4 buah katub yang rusak pada saat ini."

semuapun terkejut mendengar apa yang dikatakan Dokter pada saat itu...

termasuk aku sendiri..! lalu Mama berkata...

 "Gak mungkin secepat itu anak kami memiliki sakit itu Dok.. selama ini dia sehat-sehat saja...." dengan emosi Papa angangkat bicara

"Mungkin Dokter salah diagnosa, coba periksa sekali lagi .." suasana pada saat itu teduh dan penuh dengan air mata

"Tidak mungkin kami salah diagnosa pak, itu hasil darah yang telah diambil dari anak bapak, bahkan sudah 2x kami memeriksa nya dengan hasil yang sama..." ucap Dokter yang menangganiku

"Apa obat yang bisa sembuhkan sakit anak saya Dok, apa dia masih bisa bertahan kan...?" ucap Mama sambil menangis...

pada saat itu Dokter itupun menjawab pertayaan Mama tepat dihadapan ku, lalu aku pun terkejut mendengar semua apa yang dikatakan Dokter itu yang tak seharusnya aku dengar....

dengan membuat seluruh ragaku hancur dan seluruh harapanku musnah ...

sungguh hal pertama menggejutkan ku dalam hidupku...

pada saat dokter itu berkata.......

"Mungkin obat buat perbaikan Jantungnya belum ada saat ini bu, dan mungkin anak ibu hanya bisa bertahan beberapa tahun saja atau bahkan hanya 3 tahun bu...." ucap dokter itu

lalu Mama tak bisa menahan tangisannya dihadapanku dia hanya bisa menundukkan wajahnya sampai dokter keluar dan Mamapun keluar untuk membuang semua rasa sedih yang saat itu ditahannya dihadapanku...

Jujur saat itu aku belum terlalu mengerti tentang sakitku, aku hanya berfikir .....

"Separah apa Jantungku? why...

kenapa dokter mengatakan aku punya umur 3tahun lagi..?"

aku hanya bisa bersedih pada saat dokter mengatakan hal itu, dan tak lama kemudian Mama pun masuk kembali kedalam ruagan kamarku...

dia berpura-pura mengangkat wajahnya dengan mata sembabnya setelah dia meneteskan air mata diluar ruagan. Mama menemaniku bermain denganku setelah semua berlalu dan sambil tiduran diranjangku memelukku dan berbisik

"Kakak sembuh ya, nanti kalo kakak sembuh kita jalan-jalan sesuka kakak... kemana aja kakak mau... kalo soal berobat semua kita jalani supaya kakak bisa sembuh lagi ya..." dengan mata yang masih berkaca-kaca. 

lalu aku menjawab "Betul ya..! Mama janji kalo aku sembuh kita jalan-jalan, belanja-belanja main sepeda lagi ya..."

untuk sekian kalinya Mama melempar senyuman paksa itu lagi buatku.

.....

hari terus berganti...

dan waktupun terus berputar ...

ku habiskan hari-hariku dirumah sakit yang sangat membosankan...

Enam hari kemudian alat yang ada ditubuhku pun saat itu dilepaskan, dengan keadaan fisikku yang sedikit membaik!lalu Dokterpun kembali masuk keruaganku dan kembali memeriksa kondisi ku. (dokter memeriksa tubuhku dengan stetoskop miliknya)

"Dok..!! bagaimana keadaan anak kami sekarang? apa kondisinya sudah membaik...?" ucap Mama

"Kondisi anak ibu masih sama sebelumnya, tetapi dia sudah bisa bernafas tanpa bantuan oksigen lagi. dan kami akan memberikan suntikkan yang seperti kristal yang sangat pekat mungkin susah untuk disuntikkan, tapi harga suntikkan yang saya miliki sangat mahal dan saya hanya memiliki sisa satu suntikkan kristal itu." jawab dokter itu

akupun hanya bisa diam dan mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan tentang diriku...

"Lakukan apa saja buat anak kami dok...! asal anak kami bisa sembuh... mau berapapun haga suntikkan itu berikan buat anak saya dok, jangan berikan ke pasien lain... selamatkan anak saya dok.....!!!!" (teriak papa)

Mama pun kembali meneteskan air matnya sabil mencuri padang kearahku...

"Baiklah pak...! saya akan memberikan suntikkan itu pada anak bapak setelah ini"ucap dokter

Tak lama kemudian .... 

tiga perawat datang setelah beberapa meneit dokter keluar lalu datang menghampiri ranjangku dengan membawa alat suntikkannya.

jujur awal pertama kali aku melihat suntikkan itu ...

aku merasa takut dan gemetaran. lalu aku bertanya kepada tiga perawat itu

"sus... itu buat apa?" tanya aku kepada perawat itu 

salah satu perawat itupun menjawab ...

"kami akan menyutikkan ini di balik punggung kamu, mungkin sedikit susah karena suntikkannya pekat tetapi kami berharap kamu bisa bekerja sama dengan kami agar kami mudah memberikkannya pada tubuh kamu! dan kamu bisa kembali normal setelah menerima suntikkan ini." katanya begitu

.........

pada saat itu aku hanya bisa memegang kedua tangan mama karena rasa takut ku. perawat-perawat itu pun memulainya dengan mecampurkan cairan suntikkan itu lalu memulai memindahkan cairab itu kedalam suntikan itu...

sambil perlahan mereka menggusap punggungku dengan kapas yang dingin dan perlahan memasukkan jarum sedikit demi sedikit pada bagian punggungku ... akupun teriak dan menagis sekencang mungkin....

rasa sakit pertama yang tak pernah kurasakkan sebelumnya....

Mama hanya bisa menyemangatiku dan membuat aku tetap tegar menghadapi sakitnya suntikkan itu...

aku tau sebenarnya Mama tak kuat melihat aku pada saat itu tetapi dia berusaha gimana anaknya tidak merasa takut menghadapi semua yang tak seharusnya aku hadapi...

sedikit cairan suntikkan itu berhasil mauk kedalam tubuhku, dengan akhir jarum yang sedikit membengkok dan perawat kembali mengganti jarum kedua.

kembali menusukkan jarum itu pada punggungku tetapi cairan itu tiba-tiba sedikit membeku... ada lima kali jarum suntik itu terganti dan bagaimana pun mereka memaksa cairan itu harus masuk keseluruh tubuhku...

jujur mungkin jika kalian menjadi aku apa yang kalian rasakan....?

aku hanya bisa menangis dengan semua rasa sakit yang kurasakan saa itu, aku hanya bisa memejamkan kedua mataku bahkan aku tak ingin melihat suntikkan itu ada di tubuhku ...

pada saat itupun Mama dan Papa tak sanggup lagi melihat penderitaanku dengan paksaan jarum suntik itu harus masuk ke tubuhku dan mama langsung memberhentikkan semua yang dilakukan perawat kepadaku...

"sudalah sus ... jangan siksa anakku lagi, gak kuat aku melihatnya .. diapun sudah cukup kuat menerima sakit suntikkan yang kalian berikkan" (Mama memohon kepada perawat sambil menangis)

"Tapi bu obat ini harus masuk seluruhnya, jika tidak..! obat ini tidak akan berreaksi untuk anak ibu" ucap perawt itu

Mama pun hanya bisa meneteskan air matanya buatku dan Papa memengang kepalaku agar aku tak melihat semua proses itu terjadi padaku...

suntikkan itupun kembali dilnjutkan dan suntikkan ke enam ini menjadi suntikkan yang terakhir buatku dengan jarum yang lebih besar dari sebelumnya dan itu yang semakin membuat aku menjerit lebih kesakitan.

setelah proses penyuntikan selesai...

ketiga perawat yang itupun keluar, lalu Mama berkata

"Uda selesai kak, bukalah matamu nang... bobo lah kakak ya mama disini nemani kakak ya, kakak kuat ya..." sambil menyembunyikan rasa sedihnya lalu setelah lamanya proses itu berlalu akupun berusaha memuat tubuhku tertidur agar sejenak aku bisa melupakan rasa sakitku.

seminggu kemudian ...

akupun tiba dirumahku kembali...

melihat suasana rubah yang berbeda pada saat penyambutan aku sepulang dari rumah sakit .. dengan atap rumah yang terlepas.

lalu aku bertanya kepada Mama dan Papa ...

" Ma .. Pa.. kenapa rumah kita atapnya setengah lagi dibongkar...?" 

"iya nak...! Mama sama Papa sudah sepakat untuk menjual rumah kita ... dan adik-adik mu pun setuju kita pindah kerumah baru nanti... dan sisa uang rumah baru kita nanti ! buat biaya berobat kakak selanjutnya supa kakak bisa sehat lagi ya ... !" ucap Papa sambil sedikit menghibur hatiku agar tidak terlalu risau memikirkan rumah yang setengah atap dibongkar ... 

Mama berkata "jangan kakak pikirkan rumah kita ya ...! atap rumahnya dibongkar separuh supaya bisa melonggarkan sedikit biaya buat pembagunan rumah kita yang baru, kalo kita pindah nanti kakak punya kamr sendiri nanti ya... kakak jangan sedih!"

"iya ma...! aku gak sedih kok... berarti kita nanti punya rumah yang lebih bagus lagi kan..." jawabku

"iya..! kita punya rumah yang jauh lebih bagus dari ini... jadi kakak jangan sedih kalo kita pergi dari rumah kita yang lama ya ...?" kata papa

dalam hati kecilku pun berkata pada saat itu, sebenarnya aku tak ingin meninggalkan rumah dimana aku dibesarkan...

rumah dimana aku memiliki banyak kenangan semasa aku kecil dulu...

tapi aku tak bisa banyak berkata pada saat itu karena semua yang dilakukan kedua orangtuaku untuk memperjuagkan segala hidupku.

sambil menunggu waktu ...

kami pun berbenah menyusun segala pakaian dan barang-barang lainnya untuk sebagian dipindahkan dirumah yang baru...

tiga hari terakhir kami menempati rumah lama kami, aku mama papa dan pada saat itu aku masih memiliki 4 adik-adikku tidur bersama dalam satu kamar...

aku masih sama dengan kondisi terakhirku pada saat dirumah sakit. yang mungkin masih bisa sedekit berjalan tetapi aku sama sekali susah makan...

jika nasi atau bubur itu disulanggi kediriku aku selalu memuntahkannya bahkan aku tak bisa menelan bubur itu...

saat terakhir kami berada dirumah lama ku disitulah beranjak tubuhku beraksi semakin parah dan semakin hancur...

aku yang seperti BABY yang harus dimandikan, digendong, ditidurkan,disulangi,dinyanyikan, bahkan melebihi dari kata Baby ...

dan hanya kedua orang terhebatku yang bisa menggurus semua tentangku...

aku yang banyak menyusahkan adik-adikku dan aku memiliki satu kakak dari anak kakaknya Papa yaitu kakak sepupu ku (kak Osep) dan satu kakak yang membantu kami di rumah (kak Aan) mereka yang selalu membersihkan setiap kotoran yang aku keluarkan saat itu, maupun itu muntahan ataupun air pipis atau yang laiinnya.

mereka yang selalu setia menggurusku pada saat keterpurukankku...

mereka yang tak pernah menggekuarkan omelan sedikitpun untuku, mereka yang selalu bersabar menghadapiku dengan tikah kekanak-kanakanku pada saat itu....

jasa mereka tak akan pernah bisa kulupakkan sampai saat ini.

lalu kami pun tiba dimana saatnya kami harus meninggalkan rumah..

dimana aku dan semua adik-adikku dibesarkan! dan hal yang paling meingkatkkan buatku pada saat itu kami harus pergi di saat malam hari dimana suasana alam yang gelap, kami pun bergegas masuk kedalam mobil dan jujur aku tak sanggup melihat saat dimana aku harus say goodbye.... dengan rumah yang sangat aku sayangi ...

mobil kami pun perlahan melaju sambil melihat sedikit kearah rumahkku, aku meneteskan air mata dan menyembunyikan rasa kecewaku....

....

....