NIAR: Percaya Padaku!
Tiba juga hari keberangkatan mas Vian. Jujur saja hati ku terus berdebar tak menentu sejak pagi. Gelisah? Ya tentu saja. Namun ku rasa, ini lebih dari gelisah.
Sedang mas Vian sendiri nampak berbanding terbalik dengan yang aku rasakan. Senyum nya terus merekah. Wajahnya berbinar. Bahkan terlihat jelas sekali ia sangat ingin lekas pergi.
"Koper sudah, ransel sudah, oleh-oleh untuk tuan Dani juga sudah" Gumamnya memastikan semua bawaannya.
"Untuk Risa juga jangan lupa!" Saut ku.
"Hagh! Oh... Iya" Jawabnya ringan.
Lantas mas Vian berjalan ke arah ku. Sembari ia melempar senyum manisnya. Lalu memeluk ku dengan erat.
"Risa pasti senang mendapat hadiah itu dari mu" Katanya sembari mencium kening ku.
"Sampaikan salam saya untuk Risa, Mas" Tambah ku.
"Iya... Pasti"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com