webnovel

bab 6

     

Zahir waktu berangkat kuliah tadi sudah kencan dengan Sherly akan mengajak ke rumah, Zahir yang sudah selesai kuliahnya menunggu Sherly di tempat istirahat.

Lalu dia melihat Kurana sudah keluar kelas Zahir bertanya dengan Nana.

"Kurana mana Sherly kok belum keluar?" tanya Zahir.

"Sabar bangku sayang dia sedang nanya kepada dosen tantang pelajaran tadi." jawab Kurana meninggalkan kakaknya.

Setelah ditunggu lima menit Sherly baru keluar dari kelas dan menghampiri Zahir.

"Lama bang nunggunya?" tanya Sherly.

"Tidak begitu lama Sherly." ucap Zahir.

"Ayo pulang." kata Sherly terus berjalan dengan Zahir menuju ke mobilnya.

Mereka setelah masuk mobil Zahir langsung menjalankan menuju kerumahnya, tidak begitu lama mereka sampai di rumah Zahir lalu mobil dimasukkan ke halaman rumah sekalian diparkir disitu karena masih dipakai lagi mengantar Sherly nanti.

Selanjutnya mereka berdua masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu seterusnya Zahir mencari maminya yang ada di teras belakang Zahir menghampiri maminya.

"Mami mati Zahir kenalkan yang namanya Sherly." ucap Zahir.

"Ngapain kamu kenalkan mami segala Zahir !!!… " ucap maminya Zahir tidak begitu senang.

"Mami ayolah siapa tahu mami suka." kata Zahir.

Demi anaknya mami Zahir mengikuti permintaan anaknya kemudian maminya Zahir terus mendekati Sherly.

"Sherly ini mamiku kenalkan." kata Zahir.

"Ibu saya Sherly." kata Sherly tersenyum.

Meskipun maminya Zahir tidak setuju Zahir menjalin kasih dengan temannya Kurana tetapi maminya Zahir tidak memperlihatkan muka masam dia selalu manis dihadapan teman anak-anaknya.

"Saya maminya Zahir." kata maminya Zahir dengan menjabat tangan Sherly.

"Silahkan duduk." kata maminya Zahir yang ikut duduk sebentar.

"Mami, Sherly sering kesini tidak pernah bertemu mami makanya ini tadi mami enggak kerja langsung aku ajak dia kesini biar kenal dengan mami." ucap Zahir.

"Enggak apa-apa tadi mami tidak kerja karena rasanya badan ini capek beneran." kata

kata maminya Zahir.

"Mami tinggal dulu mau santai disana." kata maminya Zahir terus meninggalkan mereka.

"Bang Zahir mami kamu kelihatannya tidak begitu suka dengan aku." kata Sherly.

"Itu menurut perasaan kamu saja mungkin mami merasa capek jadi begitu bicaranya tidak mengenakkan buat kamu." kata Zahir.

"Kemungkinan begitu ya bang." jawab Sherly.

Dia memaklumi orang yang baru tidak enak badan begitu mungkin bicaranya kurang supel Sherly tidak diambil hati dengan sikap maminya Zahir.

"Bang kelihatannya Nana belum pulang dimana dia?" tanya Sherly.

"Nana biasa pulang kuliah pasti main entah kemana pulang ya kalau tidak sore ya nanti malam." ucap Zahir.

"Jadi yang patuh selesai kuliah langsung pulang ya bang Zahir." ucap Sherly.

"Memang dari dulu pulang sekolah sampai pulang kuliah aku selalu langsung pulang kalau ingin main ya sehabis pulang itu lalu keluar lagi." jawab Zahir.

***

Mereka membicarakan Kurana tiba-tiba Kurana sudah berjalan di ruang tamu.

"Hai…. Sherly kamu kesini aku tidak tahu kalau tahu langsung pulang aku tadi." ucap Kurana.

"Kalau begitu aku yang pulang sekarang." ucap Sherly terus berdiri dan berjalan keluar rumah Zahir.

"Mami mana aku nanti bilangin ya Nana." kata Sherly.

"Beres kakak ipar aku." jawab Kurana.

"Nana Abang antar Sherly dulu ya." ucap Zahir.

Kurana hanya mengangguk saja diberitahu kakaknya lalu Kurana masuk ke kamarnya dilihat maminya juga tidak ada mungkin juga sedang istirahat.

Selang beberapa menit papinya Kurana datang dari kantor rumah sepi tidak ada orang yang duduk di ruang tamu ataupun ruang keluarga dimana orang-orang ini semua kata papi Kurana dalam hati.

"Mami….mami !!!!…. " panggil papinya Kurana.

"Sebentar papi, mami masih males di atas kasur !!!… " jawab maminya Kurana dari dalam kamar.

Kemudian papinya Kurana berjalan menuju kamarnya.

"Mami badannya apa tidak sehat jam segini kok masih males?" tanya papinya Kurana.

"Ya papi tadi ada temannya Zahir aku tambah sakit rasanya." ucap maminya Kurana.

"Memang kenapa mami bilang begitu?" tanya papinya Kurana.

"Mami tidak apa-apa Zahir mempunyai banyak teman wanita seperti Kurana tetapi Zahir jangan sampai jatuh cinta dengan wanita yang dia kenal." jawab maminya Kurana.

"Lebih baik mengenal banyak wanita mami apa yang mami khawatirkan sampai mami kelihatan gelisah." kata papinya Kurana.

"Papi ingat tidak sewaktu Zahir kecil, itu sudah dijodohkan dengan teman mami yang dulu juga pernah tinggal disini sampai sekarang perjodohan itu masih berlaku papi." kata maminya Kurana.

"Memang kalau sudah berjodoh ya begitu. "ucap papinya Kurana.

Lalu bagaimana cara mengatakan dengan Zahir, kita tidak pernah perbincangkan dengan Zahir soal perjodohan itu. "ucap papinya Kurana.

"Entahlah kapan-kapan kita bicarakan dengan Zahir." ucap maminya Kurana.

Yang dibicarakan Zahir telah pulang selesai mengantar Sherly pulang dia terus duduk di teras sambil melihat taman yang asri sambil memandangi foto Sherly yang ada di hpnya.

Sherly begitu anggun sudah cantik sopan lagi dia, mengapa mamiku sepertinya tidak menyukai Sherly padahal mami setiap ada teman wanita aku datang kesini biasa ramah ada apa dengan mamiku kapan-kapan aku akan bertanya dengan jelas supaya aku tidak menebak-nebak saja kata Zahir dalam hatinya penasaran sekali.

***

Kurana mendengar kakaknya sudah datang dicari ada dimana dia, kebetulan dia tahu kakaknya sedang melamun di teras.

"Bang melamun apa sampai tidak melihat orang di dekatnya." ucap Kurana.

"Nana aku heran mami sepertinya tidak suka dengan Sherly ada apa ya kira-kira?" tanya

Zahir.

"Aku tak tahu bang kalau penasaran tanya langsung dengan mami atau papi biar jelas." jawab Kurana.

"Kapan-kapan kalau ada waktu senggang mami aku tanya saja." ucap Zahir senyum pahit.

Kurana kasihan melihat abangnya yang tidak bebas memilih pasangan hidup apa mungkin mami sudah mencarikan gadis untuk Abang Zahir sebab mami biasanya sangat ramah dengan setiap teman bang Zahir atau temanku.

Kalau memang Abang Zahir sudah dicarikan mami bagaimana Abang Zahir bisa melupakan Sherly karena Sherly sepertinya sangat berarti bagi Abang Zahir, entahlah besok kalau mami atau papi bercerita baru jelas yang diberitahu.

"Abang sebaiknya Sherly jangan diberitahu kalau mami punya rencana untuk abang kita diam pura-pura tidak tahu. "usulan Kurana.

"Tapi Sherly tadi sudah bilang kalau mami tidak suka dengannya Abang saja yang mengalihkan pembicaraannya tadi agar Sherly tidak terlalu cemas." ucap Zahir.

"Memang filing wanita sangat jitu melihat sikap seseorang saja dia sudah tahu kalau tidak disukai." kata Kurana.

"Sekarang tambah Abang yang bingung ingin mempunyai teman hidup dicari dari kemarin belum ketemu sekarang sudah ketemu malah mami bersikap tidak senang." kata Zahir kelihatan sedih.

Kurana baru kali ini melihat abangnya sedih soal wanita, biasanya dia masa bodoh tidak pernah memikirkannya berarti dia benar-benar suka dengan Sherly sebab abang kalau mencari yang cocok belum ketemu, sekali bertemu sherly langsung cocok.

Bersambung.....