webnovel

bab 1

      

Di salah satu universitas di kota sedang ada pengenalan mahasiswa baru Zahir Jonatan menjadi senior mereka Sherly salah satu mahasiswa yang ikut dalam pengenalan itu dari awal bertemu dia sudah tertarik dengan Zahir.

" Bang Zahir ada pengenalan khusus tidak?" tanya Sherly saat di suruh perkenalan dengan teman lainnya.

"Khusus kalau untuk teman kamu disini ada, khusus yang bagaimana yang kamu maksudkan?" tanya Zahir kepada Sherly.

"Enggak jadi." ucap Sherly.

Kebetulan di tempat pengenalan itu ada adik Zahir namanya Ahmed Kurana satu kelas dengan Sherly ini, mereka sudah kenal sewaktu akan menuju tempat perkenalan tersebut.

"Hai….Sherly kamu akan kenalan dengan senior itu mudah nanti aku kenalkan." kata Kurana.

"Nama kamu siapa sih tadi belum kenalan." kata Sherly.

"Namaku Ahmed Kurana biasa dipanggil Nana." ucap Kurana.

"Aku Sherly." jawab Sherly dengan menjabat tangan Nana.

"Kurana memangnya kamu kenal dengan senior itu?" tanya Sherly.

"Kenal dong itu kakak aku." jawab Kurana.

"Beres kalau begitu aku tidak capek-capek mencari tempat tinggalnya cukup dengan kamu kalau kesana." ucap Sherly.

"Hai yang dibelakang dari tadi ngobrol saja." kata Zahir.

"Diskusi bang." jawab Sherly tersenyum.

Kemudian setelah perkenalan selesai para mahasiswa lalu diajak makan-makan di halaman universitas jadi dengan acara itu mereka bisa tukar pendapat dan berkenalan dengan mahasiswa lainnya.

Kemudian Kurana mencari tempat duduk yang nyaman di bawah pohon sambil menikmati semilir angin.

Dia melihat ada seorang gadis yang cantik body juga menarik tipe dia, lalu Kurana pura-pura mengambil sesuatu dekat gadis itu.

"Hai boleh kenalan." sapa Kurana.

"Boleh dong disini memang tempat para mahasiswa mengenal satu sama lainnya." ucap gadis itu.

"Namaku Ahmed Kurana dan kamu namanya siapa?" tanya Kurana.

"Namaku Isabella Kristi." kata gadis itu.

"Kita duduk kesana yuk." kata Kurana berjalan ke tempat dia duduk tadi.

"Kamu tidak satu kelas dengan aku ya sebab kalau satu kelas dengan aku pasti aku sudah tahu kamu." ucap Kurana.

"Enggak sepertinya aku juga baru tahu kamu." jawab Isabella.

Kamu rumahnya dimana?" tanya Kurana.

"Dekat sini aja." jawab Isabella.

"Kapan-kapan aku main ke rumah kamu boleh enggak?" tanya Kurana.

"Boleh dong banyak kenalan banyak teman." ucap Isabella.

"Oke kalau begitu habis ini aku main ke rumah kamu." ucap Kurana.

"Lho kamu dengan siapa nanti?" tanya Isabella.

"Ikut kamulah nanti pulangnya gampang." ucap Kurana.

"Begitu juga tidak apa-apa." kata Isabella.

Selesai acara makan-makan lalu Isabella dan Kurana berjalan menuju mobil Isabella setelah masuk ke dalam mobil isabella langsung menjalankan mobilnya menuju ke rumahnya.

***

Sampai di rumah Isabella lalu Kurana  turun dari mobil, Isabella mengajak masuk ke dalam rumah.

"Silahkan duduk Nana kamu mau minum apa ini ?" tanya Isabella.

"Apa saja boleh." ucap Kurana.

Kemudian Isabella masuk ke belakang menyuruh asisten rumah untuk membuat minuman untuk Kurana, tak begitu lama asisten Isabella membawa minumannya dan diberikan kepada Kurana dan Isabella.

"Nana ayo diminum." ucap Isabella.

"Ya aku minum." kata Kurana.

Mereka ngobrol tentang teman-temannya tadi yang baru dia kenal.

"Tadi siapa sih yang bertanya nama senior kita sudah dijelaskan namanya mengapa dia nanya lagi." kata Isabella.

"Tadi namanya Sherly teman satu kelas aku dia ingin kenalan lebih dekat dengan senior kita." ucap Kurana.

"O….dia ada hati rupanya." kata isabella sambil tertawa.

Kurana memperhatikan Isabella dengan jeli dalam hatinya mengatakan wah anak ini memang perlu dipacari cantik banget kalau tertawa dan bodynya gitar Spanyol.

"Hai Nana ngapain kamu bengong seperti ayam menelan karet." ucap Isabella.

"Enggak apa-apa." kata Kurana sambil menghabiskan minumannya.

"Minumannya mau nambah lagi?" tanya Isabella.

"Enggak terima kasih, sebaiknya aku pulang saja aku akan menyuruh abang aku menjemput disini." kata Kurana terus menelpon abang Zahir.

"Isabella aku nunggu di luar saja nanti Abang aku tidak tahu disini rumah kamu." kata Kurana.

Selanjutnya Kurana berjalan menuju keluar rumah Isabella dan menunggu abangnya di tepi jalan raya dari kejauhan dia sudah melihat abang Zahir.

Kemudian Zahir berhenti di depan rumah Isabella selanjutnya Kurana terus masuk mobil dan Zahir langsung menjalankan mobilnya menuju rumah mereka.

"Itu tadi rumah siapa?" tanya Zahir kepada Kurana.

"Teman satu universitas." jawab Kurana.

"Pasti anaknya cantik dan bodinya aduhai sampai kamu mengikutinya sampai di rumahnya." ucap Zahir.

"Itu Abang sudah tahu aku, hobi aku." jawab Kurana tertawa.

Memang Kurana ini lain dengan abangnya kalau abangnya pendiam kalau dengan cewek juga tidak begitu mata keranjang seperti adiknya, tetapi Zahir sudah tahu watak adiknya.

Kurana dan Zahir ini dari keluarga India asli bapak dan ibunya disini sebab mempunyai bisnis di Indonesia sejak lahir kedua anak ini di kota ini jadi dia sudah fasih berbahasa Indonesia.

Sampai di rumah mobilnya terus dimasukkan ke dalam garasi oleh Zahir.

***

Masuk kedalam rumah Kurana terus duduk dengan maminya di ruang tamu dia bercerita tentang Isabella.

"Mami tadi di kampus ada cewek yang begini. "ucap Kurana sambil memperagakan tangganya dengan bentuk gitar.

"Kamu ini setiap ada cewek aduhai langsung deh mata kamu tidak tahan melihatnya." ucap maminya Kurana.

"Mami orang cantik itu harus dilihat jangan disia-siakan." kata Kurana tertawa.

Maminya hanya tersenyum mendengar ucapan Kurana dia memang berwajah tampan berperawakan orang India sedang Zahir perawakannya juga orang sana tetapi agak gendut.

"Sudah mami Nana akan melihat kamar dulu akan aku impikan Isabella dengan yang indah-indah." ucap Kurana.

Kurana masuk ke kamarnya Zahir terus mendekati maminya dan duduk dengan maminya.

"Mami dasar Kurana baru masa perkenalan di kampus sudah mendapat kenalan sudah main ke rumahnya pula." kata Zahir.

"Kamu sudah tahu watak adik kamu ngapain kamu bicarakan, begitulah dia setiap ada wanita menurut kriteria dia pasti dia kejar sampai dapat meskipun dia itu sudah mempunyai pendamping." ucap maminya Zahir.

"Kalau menurut aku kalau sudah ada pendamping itu namanya merusak rumah tangga orang lain." kata Zahir.

"Mami enggak tahulah itu sudah kodrat Kurana diberitahu seperti apapun dia tetap begitu." jawab maminya Zahir.

"Ada apa ini membicarakan Kurana 

terus?" tanya papinya Zahir.

"Ini lho papi Kurana baru perkenalan di kampus sudah mendapat kenalan cewek seksi." ucap maminya Kurana.

"Memang apa ada yang salah itu tidak apa-apa tambah bagus mempunyai banyak teman." kata papinya Kurana.

"Bagus tapi kalau yang dikejar suami orang bagaimana?" tanya Zahir.

"Kalau itu jangan sampai terjadi namanya merusak rumah tangga orang." kata papinya Kurana.

"Makanya papi tadi Zahir ngomongin itu." ucap Zahir.

Mami dan papi Zahir diam karena dalam keluarga mereka dari kakek Kurana ada juga yang pemuja wanita.

Bersambung...