Rasa bersalah yang sama itu mengalir dalam diriku sekarang, tetapi itu ada di perusahaan yang baik karena sepertinya yang bisa kurasakan sejak saat aku bangun kemarin pagi untuk menjawab panggilan telepon sialan itu adalah rasa bersalah dan malu.
"Tidak mudah, bukan?" Julio bertanya dan aku mengangkat mataku dari tempat mereka mempelajari cangkir kopi yang aku curigai dibuat oleh salah satu siswa Julio karena di atasnya ada dua figur tongkat dengan pensil seni dan kata-kata aku suka Pak Julio ditulis dengan huruf merah. di atas gambar.
"Apa?" Aku bertanya.
"Membiarkan seseorang masuk."
Aku tidak menjawab, tapi tentu saja itu tidak membuat pemuda itu bingung. "Ada momen yang selalu kamu ingat… saat dimana kamu akhirnya kehilangan semua harapan," gumam Julio pelan. "Dan kamu harus memutuskan untuk tetap melanjutkan atau melepaskan."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com