webnovel

PERASAAN YANG MEMBARA

21+ FREY : “Awasi Zulian dan jangan pukul dia.” Permintaan kakakku terdengar cukup mudah. Yaitu untuk mengawasi sahabatnya di kampus dan menjaga tanganku untuk diriku sendiri. Dan ini tentunya sangat mudah. Bahkan jika Zulian adalah seorang kutu buku. Aku selalu berpikir ini sangat lucu, aku tidak punya waktu untuk berpikir dengan diriku sendiri. Hanya ada satu tongkat yang harus aku fokuskan tahun ini, dan itu adalah tongkat hoki ku. Tujuanku setelah lulus adalah untuk mendapatkan kontrak kerja. Hal terakhir yang aku butuhkan adalah pengalihkan perhatian dari semuanya. Di dalam atau di luar. Hanya saja, mematuhi aturan lebih sulit dari yang aku pikirkan. **** ZULIAN: Semua orang membuatku bingung. Dan tidak lebih lagi seseorang yang bernama Frey Geraldi. Aku hampir tidak berbicara sepatah katapun dengannya sepanjang waktuku mengenalnya, tetapi kali ini, Aku menginjakkan kaki di kampus, dan dia tidak akan mungkin akan goyah. Aku tidak pernah bisa mengantisipasi langkah selanjutnya. Dan setiap kali kita bersama, langkahku selanjutnya adalah sebuah misteri. Aku ingin menyerah padanya, tapi itu mungkin aku harus berterus terang tentang sesuatu yang belum pernah aku pedulikan sebelumnya.

Richard_Raff28 · LGBT+
Zu wenig Bewertungen
273 Chs

SAMUEL - JEREMY

-SAMUEL-

"Dan dia benar-benar memakainya! Bahkan celana ketat." Jeremy tertawa terbahak-bahak, matanya berair. Aku merindukan apa yang dia katakan, tapi aku masih terpesona. "Aku berharap Aku punya gambar sehingga Aku bisa menunjukkannya kepada Kamu. Itu epik. Kamu harus mengenal Wells untuk memahami betapa pentingnya hal itu, tetapi dia mencintai Conor seperti Kamu tidak akan percaya, jadi…" Suaranya melemah saat menyadari bahwa dia telah berbicara cukup lama. "Maaf, itu hanya….."

Aku tidak bisa menahan diri. Pemandangan dia setengah telanjang, fantasi masih berputar-putar di pikiranku, suara tawanya dan ekspresi kegembiraan di wajahnya. Pria itu tak tertahankan. Aku membiarkan palu godam itu jatuh, dan aku mengambil langkah besar ke arahnya. Sebelum aku bisa menahan diri, sebelum aku bisa berpikir lebih baik, atau memikirkan apa pun, aku meraih bagian belakang kepalanya dan menariknya untuk mencium.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com