Sesaat kemudian, anggapannya tidak salah, dari ratusan tombak api hitamnya, hanya beberapa yang rusak dan sisanya masih melesat ke arah targetnya, jika saja kecepatan Hydra sedikit lebih lambat, sudah pasti akan mati terbakar hingga hangus menjadi debu.
"Dasar brengsek tidak tahu malu!". Teriak Hydra ketika melihat puluhan panah apinya tidak memberikan banyak perlawanan terhadap serangan musuhnya.
"Kekuatan sebesar ini di miliki oleh manusia rendahan seperti dia bagaimana bisa hal seperti itu bisa terjadi?". Keluhnya yang tanpa henti, lalu di waktu yang sama. Badai api di langit pun harus hancur berantakan oleh ledakan besar dari bola cahaya hitam raksasa.
"Sial ... Sial, kenapa ini bisa terjadi". Wajahnya kini benar-benar di penuhi oleh warna putih seperti mayat tanpa darah.
"Bomm ... Sreckkk".
Ratusan panah api menghujani tubuhnya dengan kejam hampir seluruh bagian tubuhnya, mulai dari kepala hingga ujung kakinya tertusuk oleh tombak api hitam.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com