webnovel

Penjelajah Waktu Pengubah Takdir

"Menjadi penjelajah waktu dan membantu orang yang sudah tiada untuk mewujudkan keinginannya adalah hal yang dilakukan Adelia selama ini. Entah sudah berapa banyak orang yang kehidupannya dijalani dan diubah olehnya. Dia pernah menjalani hidup seorang gadis bernama Amelia yang meninggal karena ulah kakaknya, Kaila. Adelia pun pernah memperbaiki kehidupan Bulan, gadis yang selalu hidup bahagia, tapi hancur karena seorang pria. Misi utama Adelia adalah membuat dunia yang lebih baik dengan mengubah kisah dari orang-orang yang hidupnya berantakan karena ulah para perusak takdir. Entah itu kakak yang jahat atau suami yang kasar, Adelia harus menghadapi mereka. Akankah Adelia bisa menjalani setiap misinya dengan lancar? Atau akan ada hambatan besar yang membuat Adelia tidak bisa melanjutkan ke misi berikutnya?"

Ash_grey94 · Urban
Zu wenig Bewertungen
420 Chs

Memutuskan Hubungan Keluarga

Indira ketakutan saat mendengar teriakan Adelia. Yanuar juga terkejut. Terlepas dari apakah di luar panas atau tidak, keduanya bergegas keluar dengan cepat. Melihat penampilan Adelia tidak baik dengan pakaian yang basah kuyup dan berkeringat, mereka semakin cemas. Wajah Adelia sangat merah, dan rambutnya berantakan. Indira merasa tertekan saat melihat kekacauan ini.

Yanuar menarik Adelia dan melihat ke atas dan ke bawah, "Ada apa dengan ini? Apa yang terjadi? Mana Evan?"

"Ayah…" Adelia menangis keras. Sejak ia masuk SMA, tidak peduli seberapa besar hal yang dihadapi atau berapa banyak masalah yang harus dijalani, ia tidak pernah menangis. Tangisan ini membuat Yanuar tidak tahu harus berbuat apa. Indira menarik suami dan putrinya ke dalam rumah, dan bergegas menuangkan secangkir air untuk Adelia, "Adelia, ada apa denganmu? Siapa yang mengganggumu?"

Adelia tidak mengambil gelas air, dia hanya menangis dengan kepala menunduk. Matanya merah dan bengkak, "Ibu, apa yang bisa aku lakukan? Kak Kaila mengambil surat penerimaan milikku. Aku tidak dapat menemuinya sekarang."

"Apa?" Ketika Yanuar mendengar ini, dia langsung marah, "Dari siapa kamu mendengar hal ini?"

Adelia menyeka air matanya, "Aku bertemu Beni, dia yang mengatakan itu padaku."

Yanuar tahu bahwa Beni yang dibicarakan adalah Beni si tukang pos. Karena pria itu berkata demikian, maka ini pasti benar.

"Gadis sialan itu!" Indira sudah terlanjur marah, "Apa yang dia lakukan dengan mengambil surat itu? Aku harus menemukannya!"

Adelia meraih lengan Indira, "Ibu, aku juga tidak tahu di mana kakak sekarang. Bagaimana jika dia melakukan sesuatu yang buruk? Dia mungkin telah merobek pemberitahuan itu."

Adelia terlihat sangat sedih, "Ketika aku hendak mengikuti ujian masuk perguruan tinggi, dia ingin memberiku obat tidur karena dia tidak ingin aku diterima di universitas. Sekarang saat aku sudah diterima, dia merampas suratku. Dia pasti menolak untuk membiarkan aku sekolah lebih tinggi."

Yanuar merasa bahwa kata-kata yang diucapkan Adelia ini benar. Indira juga memperhatikan dan tidak ada yang mengatakan apa-apa. Kaila pasti telah membuang surat pemberitahuan itu atau merusaknya agar adiknya ini tidak bisa mengenyam pendidikan di universitas.

Yanuar memukul meja. Dia menatap Indira dengan mata serius, dan berbicara dengan penuh penekanan, "Mulai sekarang, tidak ada lagi putri sulung kita yang bernama Kaila. Aku tidak akan membiarkan dia masuk ketika dia kembali. Istriku, jika kamu berani berinteraksi dengannya secara diam-diam, jangan pernah kembali ke rumah ini!"

Alasan mengapa Yanuar berkata begitu tegas adalah karena terkadang hati Indira lembut saat melihat Kaila. Dia takut Indira akan termakan tipu daya Kaila jika dia memohon pada Indira di masa depan.

Kaila dapat menginjak-injak adiknya sendiri, betapa berbahayanya hati gadis itu. Jika dia diizinkan masuk ke rumah lagi, atau ada keluarga yang menghubunginya lagi, siapa yang tahu bagaimana dia akan melukai Adelia atau keluarga yang lain? Yanuar benar-benar takut kali ini.

Indira juga mengerti hal ini. Dia menggertakkan gigi dan mengangguk, "Suamiku, aku tidak akan peduli padanya lagi di masa depan. Dia bisa menyakiti Adelia hari ini dan besok. Dia juga bisa menyerang Alvin dan yang lain. Dia adalah gadis berbahaya."

Yanuar mengangguk, "Itu benar." Dia berdiri dan berjalan keluar, "Aku akan pergi ke kakak tertuaku dan berbicara dengan ayahku juga tentang masalah ini."

Adelia memandangi punggung Yanuar, dia tahu bahwa Yanuar telah mengambil keputusan kali ini. Dia menghela napas lega di dalam hatinya. Dengan cara ini, tidak sia-sia dia membuat rencana semacam ini untuk memutuskan hubungan Kaila dan keluarganya.

Adelia juga mencari-cari di memori pemilik asli tubuhnya. Meski surat pemberitahuan penerimaannya tidak bisa ditemukan, dia tetap bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Namun, dia masih ingin melihat surat itu secara langsung. Adelia merasa bahwa Kaila harus bertanggung jawab atas hal ini. Dia sudah mengambil surat pemberitahuan miliknya dan bahkan milik Amelia di kehidupan sebelumnya, tetapi dia tidak pernah meminta maaf. Hal itu sebenarnya berakibat fatal untuk Amelia saat itu. Keinginannya untuk hidup perlahan hilang karena ulah kakaknya sendiri.

Kali ini, Adelia juga bertaruh bahwa Kaila akan melakukan hal yang sama. Dia dengan hati-hati menghitung dari ingatan Amelia, dan mencoba yang terbaik untuk menangkap Kaila. Ini benar-benar kebetulan, kenapa Kaila mengulangi perbuatannya di kehidupan sebelumnya?

Sebenarnya, waktu keluarnya surat pemberitahuan bukan di hari yang dikatakan Beni. Surat pemberitahuan untuk Adelia datang lebih cepat daripada yang lain karena ada beberapa alasan untuk ini. Ternyata profesor asal Universitas Pertanian yang dituju olehnya itu kebetulan mengunjungi kerabat di wilayah tempat tinggal Adelia.

Profesor tersebut pertama kali mengetahui bahwa seorang siswa mendaftar di Universitas Pertanian Indonesia dan menjadi juara provinsi. Dia terkejut untuk beberapa saat, dan takut universitas lain akan merebut Adelia. Jadi, dia bergegas untuk menghubungi rektor Universitas Pertanian Indonesia untuk melaporkan hal ini. Dia segera memintanya untuk langsung menerima Adelia. Karena itu, surat pemberitahuan penerimaan Adelia dikeluarkan lebih awal, dan kebetulan diterima oleh Kaila.

Kaila tahu bahwa nilai Adelia bagus, tetapi dia benar-benar tidak berharap nilai Adelia begitu baik, sehingga dia mendapat juara provinsi dan diterima di universitas. Jadi, dia mengambil surat penerimaan Adelia tanpa memikirkannya. Dia hanya ingin Adelia jatuh.

Saat Kaila pulang ke rumah, dia ketakutan ketika mendengar bahwa Adelia berhasil menjadi juara provinsi. Itu adalah nilai tertinggi di sebuah provinsi. Jika Adelia mendapat nilai setinggi itu dan tidak diterima di universitas, pasti ada yang aneh di dalamnya. Kaila ketakutan ketika memikirkan Adelia yang akan kuliah. Dia tidak tahu harus berbuat apa, jadi dia bergegas meninggalkan Desa Gayatri dengan tas di punggungnya. Dia bahkan tidak berani tinggal di provinsi yang sama dengan Adelia. Saat ini dia nekat pergi dengan uang yang tersisa.

Adelia telah memikirkan semua ini. Dalam beberapa tahun terakhir, Jika Kaila ada di sini, itu akan menambah banyak kekacauan. Untuk menghentikan gadis itu, dia harus mengusirnya. Sekali lagi, dia juga ingin membuat Keluarga Widjaja benar-benar kecewa pada Kaila. Dan sekarang, seperti yang dia inginkan, semuanya akan menjadi kenyataan.

Setelah Yanuar pergi, Adelia menangis kepada Indira dan berkata, "Ibu, jangan salahkan aku karena kejam. Mulai sekarang aku tidak akan menganggap Kak Kaila sebagai kakakku. Aku pasti tidak akan peduli tentang apa yang terjadi padanya di masa depan. Dia memiliki kehidupan yang baik atau buruk, aku tidak peduli padanya. Dia bukan lagi kakakku!"

Indira menghela napas panjang, "Ibu tahu, ini semua adalah salahnya. Semua terjadi karena dia melakukan ini padamu. Wajar jika kamu merasa kecewa. Tidak peduli bagaimana kamu membencinya, ibu tidak akan menyalahkanmu." Indira juga tahu di dalam hatinya bahwa bahkan dengan apa yang Kaila lakukan pada Adelia, tidak peduli seberapa baik temperamen Adelia, dia tidak akan pernah memaafkannya. Itu wajar bagi Adelia untuk menyimpan amarah pada kakaknya sendiri.

Adelia hanya ingin memutuskan hubungan dengan Kaila dan itu cukup baik. Jika dia menghadapi hati yang kejam, dia mungkin harus membalas dengan keras. Indira merasa bahwa Adelia cukup baik karena hanya berusaha memutuskan hubungan keluarga. Dia sama sekali tidak ingin membalas dendam pada kakaknya.