Byurr!
"Akhh!!" Stevi berteriak saat wajahnya disiram air oleh Tardan.
"Bangun! Memangnya kamu pikir, aku memeliharamu untuk tidur, hah!" bentak Tardan.
Stevi bangun dari ranjang. Tatapan penuh kebencian tertuju pada sosok suami yang sedang memarahinya. Dengan santainya, ia menyiram wajah Stevi yang sedang tidur.
"Heh! Kamu pikir aku tidak berani melawan, iya? Jangan mentang-mentang kamu laki-laki, lalu aku akan takut," cibir Stevi. Ia menatap tidak suka ke arah wanita yang selalu menempel di samping Tardan.
"Berani kamu!" Ia mencekik leher Stevi. "Kenapa diam? Bukannya tadi sangat sombong, hahaha," ucap Tardan. Tanpa peduli Stevi mungkin akan mati di tangannya, ia mencekik kuat leher Stevi.
Wajah Stevi memerah, napasnya mulai menipis. Pandangan matanya mulai kabur. Sayup-sayup, Stevi mendengar percakapan mereka berdua.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com