"huuhuhuuhu... hiks! hiks! hiks.." tangisan itu pecah ketika empu pemesan Souvenir seribu coklat sudah pergi.. Zara dan Nanda kewalahan untuk menenangkan gadis yang patah hati...
"kak Tristan tega... dia mau tunangan sama kak Aura... hu..hu.. hu..." ratap si gadis bermata minus tidak percaya dua idolanya akan bersatu... sungguh menyedihkan bagi hati yang mencintai sebelah tangan!!!
"aduuhh Wid.. sampai kapan kau mau nangis gini?? udah satu pack tissue habis...," celoteh Nanda berharap sahabatnya yang bucin sama CEO tampan segera mengakhiri kesedihan nya sekarang juga.
"teman lagi sedih kau masih mikirin tissue.. hu. hu.. hu... jahat!! biarkan aku menangisi nasibku sekarang!!!" Isak Widya lagi,, menghembus kan ingus nya beberapa kali.
Zara hanya bisa diam.. dia bingung kata apa lagi yang bisa ia ucapkan agar tangisan si Widya bisa berhenti.
"ya udah.. maaf.. gimana nanti kalau kita makan ramen...?? aku yang traktir..." Nanda mengeluarkan jurus terakhir Untuk menenangkan si mata minus.
"beneran ya.. kau yang teraktir.. aku bebas mau makan berapa banyak??"
"huu... dasar denger traktiran langsung mingkem..." sungut Nanda sebal,, Widya kembali menangis seperti bocah... "iya... iya.. yang penting sekarang diam!!!"
.
Tiga sahabat itu mampir ke kedai ramen... membiarkan si patah hati melahap yang ia mau yah.. paling tidak meskipun harus merogoh kocek dalam-dalam yang penting bisa menghibur seorang teman yang sedang sedih.
"gimana sekarang apa sudah lebih baik...??" tanya Zara setelah melihat Widya menghabiskan mangkuk kedua nya.
"udah ya.. ngga usah sedih... masih banyak kok cowok di kampus yang lebih muda dari kak Tristan..." Nanda coba meyakinkan...
"tapi satu kampus ngga ada yang sekeren kak Tristan..." ujar Widya manyun.
Zara dan Nanda hanya bisa geleng-geleng kepala,, orang yang lagi patah hati mau dinasehati bagaimanpun dia pasti akan tetap dengan pendapat nya sendiri.
Astaga!! cinta.. cinta.. kenapa kau terkadang datang pada hati yang tidak saling bersambut Zara prihatin pada temannya,, tapi apa yang bisa dia lakukan... terlebih lagi.,, suaminya Aldi pasti juga akan terluka jika ia tahu Aura akan bertunangan.
Zara pulang lebih dulu,, dia membayar tagihan ramen mereka,, ah... ada yang menganggu pikiran nya saat ini.....
***
Seperti yang ia ucapkan.. Aldi pulang agak larut,, lampu di bagian belakang masih menyala, dia yakin pasti istrinya belum tidur.
Benar saja... gadis berwajah sendu sedang menenggelamkan kaki nya di air kolam renang mini rumah mereka.
Pasti ada sesuatu yang mengganjal di hati gadis itu,, seingat nya hari ini dia sudah berlaku manis dan menghabiskan bekal yang dibuat dengan cinta oleh si gadis,, lalu kenapa wajah nya tampak murung sekarang.
"kau belum tidur...??" sapa Aldi membuyarkan lamunan Zara,, gadis itu terperanjat ketika ia dapati sang suami duduk disebelahnya ikut menenggelamkan kedua kaki.
"kau menunggu ku...??"
"tidak..." geleng Zara pelan... "aku hanya tidak bisa tidur...."
"apa yang kau pikirkan..."
Sepasang mata Zara membulat.. begitu ia memikirkan tentang pertunangan Tristan dan Aura... entahlah seharusnya dia bahagia tetapi dia tidak bisa melihat pria yang ia cintai akan bersedih jika tahu gadis yang ia nanti akan bertunangan dengan pria lain.
"apa aku boleh bertanya sesuatu..??"
"ya.. tentu..."
Zara menggigit bibir bawahnya dia bingung harus mulai dari mana.
"apa... aku boleh tau,.kenapa kau begitu menyukai kak Aura...?"
Wajah Aldi menyeringai,, dia tidak ingin membahas sesuatu yang akan melukai gadis itu.
"kenapa kau ingin tahu...??"
"tidak.. aku hanya ingin tau.. apa yang spesial dari kak Aura..."
Ya ampun... Aldi merasa saat ini Zara sedang menggali rasa sakit nya sendiri... bagaimana jika apa yang ia ceritakan tentang masa lalu akan menyakiti hatinya!
"sudah lah.. lebih baik kita tidur..." pungkas Aldi coba menarik tangan Zara...
"please...." gadis itu mengiba,, Aldi menghela nafas lalu kembali duduk disampingnya,,
Mencoba mengatur ritme nafas untuk bercerita tentang sesuatu yang sudah ia kubur dalam-dalam.
"dengar... dia... aku menyukainya...sejak...."
deg!
deg!
Perasaan dingin mulai menjalar ke sekujur tubuh si putri bungsu.....