Awan merah membumbung di udara, membuat Fang Yuan merasakan panas yang membara.
Fang Yuan sedang duduk bersila di atas tikar dengan mata terpejam. Benaknya menggenggam awan api bersama-sama.
"Ini waktunya," ia menghitung waktu dalam hati, lalu perlahan membuka kedua matanya. Setelah itu, ia mengeluarkan sebuah tong anggur.
Tong anggur tersebut dipenuhi cairan berwarna biru tua yang memancarkan cahaya, layaknya pantulan rembulan di permukaan laut.
"Turunlah," gumam Fang Yuan pelan. Perlahan, awan api di udara bergerak turun dan tertuang ke dalam tong anggur.
Sesaat, sentuhan serta gabungan dari api dan air membentuk asap hitam yang tebal.
Dengan cepat, asap hitam memenuhi seluruh ruangan.
Fang Yuan bahkan tidak bisa melihat jari-jemarinya sendiri, seakan-akan sedang berada di tengah malam yang gelap.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com